08

12.9K 1.5K 20
                                    

Malam pun tiba, Cello memutuskan pergi seorang diri tanpa Reein di sisinya tapi langkah kaki Cello terhenti saat dia mengingat kejadian waktu itu dimana dia bertemu dengan Abzar untuk pertama kalinya.

"Tidak, aku tidak boleh melewati jalan ini" Cello mengelengkan kepalanya, karena Cello lumayan hafal lingkungan istana jadi lah dia memutar untuk sampai ke kamar Azrak.

Cello berjalan menyusuri halaman utama istana bahkan melewati ruang pesta tapi kembali kakinya berhenti melangkah saat melihat seseorang berdiri menatap lukisan yang terpajang di dinding istana.

"Huh ?" Cello dengan cepat bersembunyi, dia mengenali orang itu.
"Bukan kah dia pelayan yang mulia Azrak ? Filpe ?" Tanya Cello pada dirinya sendiri.

Cello menyipitkan matanya mencoba melihat wajah orang itu dan benar saja orang yang saat ini berdiri menghadap lukisan adalah Filpe.

Filpe terlihat meremas kedua tangannya di depan dada, dia tersenyum kecil lalu menundukkan kepalanya dengan rona merah muda di kedua pipi.

Tak lama kemudian dia berjalan menjauh dari lukisan tersebut.

"Lukisan siapa yang dia lihat ?" Tanya Cello pada dirinya sendiri karena penasaran, akhirnya Cello berjalan kearah deretan lukisan keluarga kerajaan.

"Hm.. disini kan ?" Cello berhenti tepat dimana Filpe tadi berdiri, dia mendongakkan kepalanya melihat lukisan siapa yang membuat Filpe tersenyum malu.

Deg.
Kedua mata Cello terbuka lebar.

"Tidak mungkin.. apa dia menyukainya ?" Kata Cello seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.

.
.

*Kamar Azrak*

Raja Azrak terlihat mondar mandir di dalam kamarnya, dia merasa gugup karena bagi Azrak ini pertama kali Cello bertamu ke kamarnya bahkan mereka tak pernah hanya berduaan saja di kamar.

Cukup lama raja menunggu, pintu kamarnya tiba-tiba di ketok dari luar. Azrak langsung panik, dia duduk di kursi lalu merapikan pakaiannya.

"I-iya ?!" Jawab Azrak dari dalam kamarnya.

"Maafkan saya paduka, yang mulia Cello sudah tiba!" ujar penjaga di luar kamar Azrak.

"Ehem, ya...persilahkan masuk!"

Perlahan pintu kamar Azrak terbuka menampilkan Cello yang berjalan masuk ke dalam kamar.

Bam.
Pintu kamar Azrak di tutup kembali oleh penjaga, mereka membiarkan pasangan ini mengobrol berdua.

Cello bisa melihat beberapa cemilan juga anggur yang sudah di siapkan untuk menyambut Cello tapi rasanya semua ini agak berlebihan karena banyak sekali makanan yang tersaji.

"Silahkan duduk yang mulia" ujar Azrak.

"Ya, terima kasih" Cello duduk berhadapan dengan Azrak.

Azrak berniat menuangkan minuman untuk Cello tapi langsung di tahan oleh Cello.
"Yang mulia, seorang raja tak pantas menuangkan minuman pada ku, mari ku tuangkan untuk kita berdua
.. Permisi" Cello mengambil alih botol anggur kaca berwarna bening yang tadinya di pegang oleh Azrak.

Selagi Cello menuangkan minuman ke gelas Azrak, raja ini terus memperhatikan tiap lekuk wajah Cello.

'Dia terlihat indah' batin Azrak.

Cello tiba-tiba melihat kearah raja Azrak yang langsung membuat Azrak salah tingkah.
"Pandangi saja wajah ku paduka, karena aku ratu mu" ujar Cello.

Raja Azrak langsung membuang muka, Cello bisa melihat telinga Azrak memerah.

Cello terkekeh pelan.
'Dia lucu sekali' batin Cello gemas sendiri.
.
.

Bersambung ...

I'm The Queen (Tamat, M-Preg 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang