27

1.7K 133 3
                                    

"Kak Zee gak mau masuk dulu?"

"Lain kali aja Shel"

"Yaudah kalo gitu aku masuk dulu ya"

"Iya"

"Siapa sayang?" Teriak gilang yang baru keluar dari rumah, Zee dan Ashel pun seketika mengedarkan pandangannya ke sumber suara

"Kak Zee pih, temen Ashel"

"Pih? Itu papih kamu?"

"Iya kak" Seketika jantung Zee pun berdetak kencang, rasa gugup dan takut kini bercampur menjadi satu, kalo saja Ashel memberi tahunya dari awal mungkin Zee tidak akan mengantar Ashel pulang

Ingin rasanya Zee cepat pergi dari tempat itu, namun sayangnya Gilang malah berjalan menghampirinya, mau tak mau Zee pun harus menghadapi situasi seperti ini

"Pih kenalin ini kak Zee, temen Ashel"

"Hallo om aku Zee" Ucap Zee dan memberanikan diri mencium tangan Gilang

"Iya" Ucapnya singkat, Zee semakin tidak nyaman ketika mata Gilang menatapnya dari bawah sampai atas

"Kalo gitu aku permisi om, Shel aku pulang ya"

"Kok pulang,? Ayo masuk dulu, kita ngobrol di dalam" Ucap Gilang dan pergi terlebih dahulu

Ingin rasanya Zee menolak, namun takut jika image nya buruk di mata gilang, dan terpkasa Zee pun menurut, langkahnya terasa berat ketika memasuki rumah, dan disana gilang sudah terduduk santai sambil menonton tv

"Sini duduk Zee"

"I.. Iya om"

"Ashel ganti baju dulu ya pih

" Iya sayang"

Ashel pun menatap Zee yang sudah terduduk di samping Gilang dan memberi kode untuk tetap rilex, karena Ashel menyadari perubahan sikap Zee ketika berhadapan dengan sang ayah

"Kata momy nya Ashel kamu sering anter jemput Ashel?"

"Iya om"

"Ada hubungan apa kamu sama Ashel?" Mendadak tubuh Zee melemas, keringat dingin kini mengucur dari pelipis matanya, bahkan sekarang di bingung dan takut harus menjawab apa

"Kok gak di jawab" Ucap Gilang karena Zee tidak merespon nya

"Aku sama Ashel cuma temen om, tapi aku udah nyatain perasaan aku ke Ashel,. Cuma Ashel belum jawab" Ucap Zee yang sangat terlihat gugup, kini dia pasrah apa yang akan terjadi setelah ini

"Kamu gak usah tegang kaya gitu,. Santai aja, saya juga gak akan makan kamu, saya tidak pernah melarang anak saya dekat dengan siapapun, tapi tidak membebaskan nya juga, Tetap semangat, mungkin kamu harus bekerja keras lagi untuk dapetin hati anak saya" Ucap Gilang dan menepuk pundak Zee

Zee terdiam mendengar ucapan Gilang, dia masih tidak percaya apa yang di dengarnya, berarti secara tidak langsung dia mendapatkan lampu hijau? Entahlah, Zee masih terus mencerna ucapan Gilang barusan

"Kamu jangan langsung pulang ya, kita makan dulu"

"I.. Iya om" Lagi-lagi Zee mengiyakan,padahal ingin sekali dia menolak dan pergi secepat mungkin dari rumah ini

***

Di dalam mobil, Tidak seperti biasanya Kathrin lebih banyak diam, ternyata dia masih mengingat ucapan Aldo pagi itu

"Sayang?" Panggil Alvin,. Namun Kathrin masih terdiam, matanya masih menatap luar jendela mobil

"Sayang" Panggil Alvin lagi, namu kali ini dengan mengelus lembut pipi Kathrin

"Iya" Ucap Kathrin sedikit terkejut

"Kamu kenapa?"

"Enggak kok, aku gak apa-apa"

"Beneran?"

"Iya sayang" Ucap Kathrin yang kini tersenyum ke arah Alvin

"Oh iya, untuk beberapa hari ini kayanya aku bakalan jarang ngehubungin kamu"

"Loh kenapa?"

"Aku harus kerja sayang, kan aku punya hutang sama kamu, apalagi sekarang kartu ATM aku di blokir sama papah, jadi mau gak mau aku harus kerja

"Kok bisa di blokir?"

"Papah aku cuma sayang sama kakak aku Shel aku ngelakuin hal salah sedikit aja, dia pasti langsung ngehukum aku, aku seperti di anak tirikan" Kathrin menatap iba Alvin yang tengah fokus menyetir

"Kok kamu baru cerita sekarang?, udah ya masalah hutang, kamu gak perlu bayar"

"Gak bisa gitu dong sayang, yang namanya hutang kan harus di bayar"

"Ya tapi aku gak nganggep itu hutang, itu aku ngasih buat kamu"

"Beneran?"

"Iya sayang"

"Makasih ya, aku makin sayang sama kamu,. Oh iya kita makan dulu yu, aku laper"

"Boleh"

***
Di bengkel, Aldo dan Oniel sudah di sibukan dengan pekerjaannya, mereka terlihat semangat, apalagi Aldo, menurutnya membongkar pasangkan mesin tak jauh beda seperti lego, permainan yang di sukainya

Meskipun menguras fikiran dan harus fokus, namun jika berhasil, disanalah letak kepuasannya, sehingga Aldo begitu menikmati pekerjaannya ini

"Lu gak ada niatan ngejar?" Tanya Aldo di sela-sela pekerjaannya

"Maksud lu?"

"Ya ngejar si Kathrin"

"Ngapain, kan dia udah punya si chipmunk"

"Gue rasa tuh bocah kaya gak serius sama si Kathrin"

"Udahlah Do, sekarang gue gak mau tau lagi tentang si Kathrin, udah deh terserah dia mau ngapain juga"

"Lu yakin?, kalo kata gue mah lu harus pantau mereka sih"

"Lah, ngapain gue mantau orang pacaran?, lu gila kali ya"

"Nanti juga lu tau, sebelum terlambat Niel"

Segini dulu ya adiks-adiks, saya mau beli dulu kecap bango, terus hiatus 2 minggu. Makasih









RectangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang