Diana mendengar suara bisik dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak, mereka tidak membahas dirinya, tetapi membahas orang yang berada di samping singgasana sang raja.
"bukan kah itu pangeran ke-3? Dia benar-benar datang sesuai yang dirumorkan.." bisik mereka sambil terus terusan melirik ke arah pria dengan surai hitam yang sama berkilaunya, dengan manik biru tuanya yang sangat indah bagaikan sebuah permata.
Ia mengenakan sebuah topeng, dan hanya memperlihatkan mata dan mulutnya saja, tapi Diana tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bahwa pangeran yang dari tadi mereka bicarakan benar-benar terlihat lebih berkharisma.
Saat sedang melamun memikirkan siapa pangeran itu di dalam novel, ada pelayan datang dan membisikkan kepada sang Duke sesuatu.
"Diana, maaf, ayah di panggil oleh raja" ucapnya gelisah sambil memegang tangan Diana.
Diana yang melihat sang Duke resah dan khawatir jadi bingung, kenapa ayahnya yang terkenal sangat dingin itu bisa berekspresi sedemikian rupa, tapi tiba-tiba Diana teringat kejadian dirinya yang tadi di bentak dan ditarik dengan kasar oleh Verion.
Bahkan Diana juga melihat pergelangan tangannya yang memerah karena sikap Verion yang menyebalkan tadi. Tapi, melihat sang Duke yang dingin itu sangat khawatir kepada dirinya seperti ini, Diana jadi tidak dapat berkata apa-apa dan hanya tersenyum berusaha meyakinkan Duke bahwa dirinya baik-baik saja.
"saya tidak apa-apa" bisik Diana pelan kepada sang Duke, Duke yang mendengarnya melihat ke arah Diana dengan ragu. Rasanya seperti anak kecil yang tidak mau pisah dengan orang tuanya, pikir Diana saat melihat Duke.
Diana menghela napas pelan kemudian mendorong Duke sambil sedikit tertawa.
"Saya tidak apa-apa, Raja sudah menunggu loh!" Duke yang mendengarnya kemudian berbalik dan mengusap pelan kepala Diana sambil menunjuk ke arah Derick dan Deon yang masih kesulitan dengan gadis-gadis yang masih menempel di sekitar mereka seperti lalat.
"jika ada sesuatu, minta tolong pada dua kakak mu ya" ucap Duke sambil mengusap pergelangan tangan Diana yang memerah, lalu berjalan menjauh dari Diana mengikuti sang pelayan yang menunjukkan arah kepada Duke.
Diana hanya menghela napas setelah melihat Duke pergi ke arah lorong, ia kemudian berbalik dan melihat ke arah Verion yang sedari tadi menatapnya dengan tajam, membuat Diana merasa tidak nyaman.
Verion yang melihat sang Duke telah pergi langsung melanjutkan aksinya yang sempat tertunda. Ia mendekati Diana dengan tatapan tajamnya seakan-akan ingin membunuh Diana saat itu juga.
Jika Verion pintar, seharusnya ia sadar dan tidak mengusik Diana lagi setelah melihat betapa sayangnya sang Duke kepada putri satu-satunya itu. Tapi sayangnya, tidak sesuai dengan nama yang ia miliki, seorang penyihir biasanya memiliki kepintaran di atas rata-rata karena menggunakan mana membutuhkan daya pikir dan konsentrasi yang tinggi.
Dan Verion, merupakan keturunan dari keluarga penyihir, salah satu pahlawan yang menyelamatkan kerajaan ini, keluarga Bartarford pasti malu ketika mereka menyadari salah satu keturunannya ternyata tidak sesuai dengan citra Bartarford itu sendiri.
Benar saja, Verion malah kembali menarik pergelangan tangan Diana dan membawanya ke ruang istirahat, yang tentu saja hal itu pasti disaksikan oleh orang-orang sekitar, tapi dari pada ikut campur masalah dua keluarga berpengaruh itu. Mereka yang ada di sana hanya berpura-pura tidak melihat.
Deon yang melihat Diana dibawa pergi oleh Verion, dengan sigap berusaha untuk keluar dari kerumunan para gadis yang tetap tidak mau menyingkir bahkan ketika Deon mengumpat kepada mereka sekalipun, Deon sendiri juga tidak mengerti kenapa semakin ia kasar kepada gadis yang ada di sana, semakin menempel mereka kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Antagonisnya kan?
FantasyDiana Eleanora Belliars. Salah satu anggota keluarga Belliars, orang orang menyebutnya 'Antagonis Kerajaan Megnian' karena sifatnya yang selalu menganggu keluarga bangsawan lain yang statusnya lebih rendah darinya. Semua orang menyalahkan Duke Beris...