28. Festival ✨Pap Diana✨

496 60 0
                                    

Tepat dihari yang sama dimana perjanjian kerja samanya dengan Seliard serta Carsis tadi terjadi, Diana langsung bersiap-siap untuk pergi ke festival yang tersisa 3 hari lagi itu dengan penuh semangat.

Diana memang berniat untuk pergi ke festival itu jika dirinya berhasil melakukan perjanjian yang dapat merubah masa depannya ini, sebagai bentuk perayaan atas keberhasilannya mengait sendok emas yang berharga.

Lalu apakah Diana memang sedari awal yakin jika dirinya akan berhasil? Jawabannya tentu saja, tidak. Bahkan jika dirinya gagal sekalipun Diana akan tetap pergi dengan beberapa pelayan sebagai bentuk penghiburan untuk dirinya yang gagal.

"Jadi jika kalian berkenan apakah kalian mau pergi ke festival bersama dengan ku?" ucap Diana yang sedang duduk sambil melihat ke arah para pelayan yang saat ini sedang membersihkan kamarnya. Sekitar ada 5 pelayan termasuk Fuely. Itulah awal mulanya kenapa dirinya beserta kelima pelayannya itu ada di alun alun yang meriah ini.

Tapi Diana benar - benar tidak berekspektasi jika Deon juga akan ikut dengannya menikmati festival ini. Huft, Diana menghela napas dengan kasar tepat di sebelah Deon yang memasang wajah jengkel karena reaksi Diana yang terlihat tak suka itu.

Bukan karena Deon saja yang membuat Diana merasa gusar, tapi tamu tak di undangnya itu juga membuntuti dirinya dan pelayannya, membuat mereka tidak nyaman untuk berkeliling.

Padahal Diana sangat senang tadi saat berpamitan dengan Duke, terlebih dia juga mendapatkan uang saku lebih untuk menikmati festival ini, tapi sialnya Diana berpamitan tepat saat Deon sedang menganggur di ruang kerja ayahnya itu.

Bahkan saat keluar pun Diana secara tidak sengaja bertemu dengan Raja Avellion! Memang benar hari ini terlalu mulus hingga rasanya ganjil. Tapi Diana tidak menyangka kejadian menyebalkan malah muncul saat hari membahagiakannya itu sebentar lagi berarkhir.

"Sebenarnya untuk apasih kita ke tempat seperti ini?" Tanya Deon yang berdiri di samping Diana sembari memasang tak suka. Diana yang sedang sibuk berpikir, dengan sabar menjawab perkataan Deon.

"jika anda tidak suka, anda bisa pulang sekarang" Jawabnya sambil berjalan mendekati salah satu kios makanan diikuti dengan kelima pelayannya, kios yang Diana tuju adalah kios yang menjual jajanan arum manis, dan beberapa minuman soda.

Diana membeli 6 buah arum manis kemudian membagikannya ke pelayannya. Hal tersebut membuat Deon jadi cemberut "untukku?" ucapnya sambil memasang wajah memelas. Diana hanya membalasnya dengan senyuman sambil berpikir 'sebenarnya orang ini kenapa sih?' kemudian memberikan arum manis miliknya kepada Deon. Ia lalu membeli 2 arum manis lagi.

Setelah arum manis itu jadi. Diana memberikannya kepada Avellion yang entah kenapa bergeming setelah tadi melakukan hal menyebalkan.T api dirinya yang disodori arum manis itu langsung menolak dengan alasan bahwa dirinya tidak suka dengan makanan manis.

"apakah ada yang anda inginkan? jika ada, silahkan beli, jangan bilang anda tidak punya uang?" tanya Diana ketus, yang hanya berniat memastikan saja. Siapa tau Avellion diam saja karena tidak punya uang.

"pertanyaan anda sedikit tidak sopan nona, tentu saja saya punya. Hanya pengingat bahwa saya adalah raja dari sebuah negara, setidaknya anda harus memiliki sedikit rasa hormat" Rasanya perkataan yang dilontarkan oleh Avellion masuk ke telinga kanan, kemudian keluar di telinga kiri. Avellion terus terusan tersenyum membuat Diana jadi malas untuk melirik ke arahnya.

"bukankah kita sudah sepakat untuk tidak bersikap hormat saat di festival ini? Jangan bilang anda lupa?" Diana benar-benar malas, bukan karena Avellion merupakan seorang penguasa dari negara yang menculiknya. Tapi karena dia yang tiba-tiba meminta ikut dan semakin membuat Diana kerepotan, Deon saja sudah membuat gendang telinganya seperti akan pecah karena keluhannya yang tidak berhenti ia lontarkan, apalagi Avellion yang membuat suasana jadi canggung.

Aku Antagonisnya kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang