J I A N

196 19 0
                                    

Jian, laki-laki itu terlihat sibuk sekali dengan handphone -nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jian, laki-laki itu terlihat sibuk sekali dengan handphone -nya. Entah apa yang menarik dari benda mati tersebut yang membuat saudara tirinya itu menyunggingkan senyum manisnya.

"Sibuk amat lo."

Erick menegurnya, setelah mengenal selama kurang lebih 2 bulan, keduanya sepakat menggunakan 'gua-lo' karena 'aku-kamu' terdengar begitu ambigu untuk dua orang laki-laki yang seumuran, kecuali jika digunakan oleh sepasang kekasih.

"Makanya jangan jomblo. Biar kelihatan sibuk."

Erick merotasikan bola matanya, mendengar ejekan dari Jian. Ada apa dengan semua orang? Kenapa tidak bisa hidup tanpa seorang kekasih, pikirnya.

"Kalau gitu bantu cari dong." pintanya pada Jian.

"Boyfriend or girlfriend?" tanya Jian.

Untuk sesaat, Erick terpaku. Ia menyadari perbedaan besar saudaranya dengan orang-orang disekitarnya. Bagi masyarakat sini, hubungan sesama jenis itu tidak normal dan pantas disebut penyakit. Gak munafik, awalnya Erick pun berpikiran seperti itu. Ia bahkan sempat memandang jijik Jevano dan Naraka setelah tahu mereka menjalin kasih. Namun, melihat cara Jevano memperlakukan Naraka, Erick belajar hal baru. Cinta itu bukan hanya tentang perasaan pada lawan jenis. Cinta memiliki arti luas, yang orang lain lihat hanyalah cinta pada lawan jenis. Padahal ada cinta seorang fans terhadap idolanya, cinta seorang anak pada orangtuanya, cinta seseorang kepada sahabatnya, dan masih banyak lagi. Dan yang Erick lihat, cinta Jevano pada Naraka lebih dari hanya sekadar cinta lawan jenis. Jevano benar-benar tulus pada sosok yang dia sebut kekasihnya itu. Abangnya itu, memiliki cinta yang mengartikan sebuah perlindungan. Jevano ingin selalu melindungi Naraka, merawat dan juga menjaganya.

"Entahlah."

Jian menatap Erick seketika saat mendengar jawaban dari laki-laki itu yang mengartikan kebimbangan. Ia menyimpulkan, Erick bingung dengan perasaannya. Karena disekitarnya orang-orang mencintai dengan normal. Tapi, orang-orang yang bersamanya tidak begitu. Mereka berbeda, dan itu mempengaruhi Erick.

"Santai aja, Rick. Gak usah buru-buru mengambil kesimpulan tentang sexual lo. Masih banyak waktu untuk memikirkan sebuah pernikahan." ucap Jian berharap dapat sedikit membantu.

Erick mengangguk kecil, "Btw, bang Jevan kasih izin buat main PS." serunya seketika.

Jian tersenyum lebar, "Oke, pulang sekolah gua ke panti." jawabnya dengan semangat.

Jangan tanya, bagaimana bisa di panti asuhan ada PS. Setiap kali Jevano singgah ke Pantinya. Laki-laki itu selalu membawa mainan baru untuk anak-anak Panti. Salah satunya PS, awalnya jelas Ibu panti menolak karena bisa membuat tagihan listrik melonjak. Namun, Jevano berjanji akan membuat Panti Asuhan Kasih Bunda menjadi penerima sumbangan tetap setiap bulannya dari Axelo's Furniture. Itu sebabnya, kini anak-anak panti bisa merasakan permainan modern yang dimainkan anak-anak dari keluarga normal lainnya.

About Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang