J E V A N O

736 66 0
                                    

"Jevan, sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jevan, sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah sayang."

Jevano, melirik sinis ke arah meja makan. Di sana Papa dan Mama tirinya duduk dengan nyaman untuk menikmati sarapan pagi. Tentu saja bersama adik tirinya yang merupakan anak dari wanita itu.

"Gak usah berharap gua makan masakan lo."

"Jevano!!"

Tanpa menoleh sedikitpun, Jevano kembali berjalan keluar dari rumahnya. Ia bahkan tidak peduli kala mendengar Papa-nya berteriak memanggilnya.

Sekarang hari pertamanya masuk sekolah sebagai anak kelas 12. Yang berarti, Jevano bisa mencuci matanya dengan melihat adik kelas yang sedang menjalani MPLS.

Sebelum berangkat ke sekolah, Jevano membawa mobilnya ke rumah Naraka. Sahabat baiknya sejak 8 tahun yang lalu.

"Selamat pagi, Bunda."

Jevano menyapa dengan ramah kala melihat yang membuka pintu rumah untuknya adalah Yuna, Bunda-nya Naraka.

Yuna tersenyum manis, "Nana-nya, belum bangun, Jevan."

Mata Jevano membola mendengar ucapan Yuna. Seharusnya, ini bukan hal baru baginya. Tapi, Jevano benar-benar tidak mengerti. Kenapa Naraka selalu terlambat di hari pertama.

"Kamu masuk aja ke kamarnya. Bangunin sendiri ya." ucap Yuna.

Jevano mengangguk. Lalu, ia melangkah dengan santai menuju kamar Naraka yang berada di lantai dua. Dengan hati yang bergemuruh, ia siap berteriak dengan nada kencang.

"Naraka Jendral!!"

Jevano sontak langsung berteriak ketika kakinya sudah berdiri didalam kamar Naraka. Lalu, ia menarik selimut yang menutupi tubuh laki-laki itu.

"Bangun, Naraka!!"

Dengan kekuatan yang full, Jevano menimpuk Naraka dengan bantal guling milik laki-laki itu.

"Ah, shit! Jeno, sakit anj-"

Naraka mengaduh kesakitan, Jevano benar-benar niat membuat badannya sakit di pagi hari yang cerah ini.

"Bangun, gak lo?! Gua gak mau telat."

"Iya, iya, gua bangun!"

Naraka, duduk dengan terpaksa. Nyawanya yang belum full membuatnya diam termenung di atas kasur. Jevano yang melihat tidak ada pergerakan dari Naraka, mendengus kesal.

"Gua tinggal ya, bye!"

Mendengar ancaman Jevano, Naraka sontak langsung bangkit dari duduknya dan berlari menuju kamar mandi secepat kilat.

"Jeno, just fiveteen minute!"

Tidak ingin bosan menunggu Naraka di kamarnya, Jevano memilih turun ke lantai satu. Dirinya menemukan Bunda Yuna yang sibuk menata meja makan. Dia tidak sendiri, Bang Tama-kakak kandungnya Naraka duduk dengan tenang sambil memakan sarapannya.

About Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang