"APA-APAAN INI JINGGA?! KAMU HAMIL?! BAGAIMANA BISA?! SIAPA YANG SUDAH MEMBUAT KAMU HAMIL?!"
Jevano dan Naraka yang sedang bermain game di kamar langsung berlari cepat menuju lantai bawah saat mendengar teriakkan Daniel yang sepertinya diarahkan pada Jingga.
"JINGGA, SAYA MENYEKOLAHKAN KAMU BUKAN UNTUK MENDENGAR KABAR KEHAMILAN KAMU!!"
Terlihat Daniel memasang wajah penuh emosi. Sedangkan Jingga, kepalanya ditundukkan dalam-dalam. Gadis itu bahkan sesegukan, air matanya terus mengalir.
Jevano melemparkan tatapannya pada Naraka. Laki-laki itu hanya membalasnya dengan sebuah senyum smirk. Ia tahu, Naraka yang melakukan ini sehingga membuat kehamilan Jingga diketahui oleh Papanya.
"Pa, sudah cukup. Tahan emosi kamu." Tiffany terlihat mencoba menenangkan Daniel.
"BAGAIMANA BISA SAYA TIDAK MARAH?! ANAK PEREMPUAN KAMU ITU BISA MENGHANCURKAN NAMA BAIK SAYA!!" sentak Daniel penuh emosi.
Kini Jevano yang tersenyum smirk. Menurutnya, ini adalah hiburan yang menyenangkan.
"Bukankah Papa sudah menghancurkan nama baik Papa sejak dulu setelah memutuskan menikahi wanita murahan itu?" sarkas Jevano yang langsung diberikan tatapan tajam oleh Daniel.
"Jean, kenapa kamu berbicara seperti itu? Kamu boleh tidak menerima keberadaan Mommy. Tapi, jangan menghina Mommy." ucap Tiffany mendramatisir. Jevano hanya tersenyum smirk.
Naraka tersenyum kecil, menahan diri untuk tidak tertawa. Lalu, ia menepuk-nepuk pelan punggung Jevano sambil tersenyum geli.
"Jevan, sebaiknya kamu diam." Interupsi Daniel.
"Jingga, jawab pertanyaan Papa. Siapa yang menghamili kamu?!" Daniel menuntut jawaban dari Jingga.
Jingga melemparkan tatapan pada Naraka dan Jevano. Ia menemukan Naraka yang menatapnya begitu tajam. Sedangkan, Jevano mengalihkan pandangannya.
"Jingga, jawab!!" sentak Daniel.
"Permisi ...."
Jevano dan Naraka tersenyum lebar kala melihat sosok yang ditunggu keduanya sudah datang. Dia adalah Mamanya, yang kini terlihat sangat cantik dengan dress terusan berwarna biru beludru. Surai hitamnya yang sedikit bergelombang dibiarkan jatuh. Mamanya datang bersama Lia.
Berbanding terbalik dengan Jevano dan Naraka, Daniel dan Tiffany terlihat begitu terkejut dengan kedatangan Irama. Wanita yang sudah dinyatakan tewas, hadir di depan mata.
"Akhirnya, Mama datang juga."
Jevano menghampiri Irama, diikuti Naraka. Irama tersenyum lebar kala matanya menangkap dimana Jevano berada.
"Lia, makasih udah antar Mama ya." ucap Naraka begitu tulus. Lia hanya mengangguk. Dia lalu pamit undur diri karena tidak ingin ikut campur lebih jauh masalah keluarga Axelio.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us ✓
Teen Fiction"Ini tentang kita. Dunia ini milik kita, tidak boleh ada orang lain. Jadi, jangan coba-coba pergi meninggalkanku seorang diri." "Kemarin yang pertama dan terakhir. Tidak akan ada lagi yang memisahkan kita, selain kematian." ⚠️ BXB! BOYSLOVE AREA ⚠️...