03. Rasa Familiar

1.6K 117 6
                                    

________________

Hari ini Hasta ada Penyuluhan ke sekolah-sekolah SMA di daerah Kampung Rakyat. Bersama dengan 3 rekannya yang merupakan 2 atasannya, dan satu bawahannya. Ada juga anggota TNI yang di tunjuk, namun hanya 2 orang. Mereka telah tiba di SMA N1 Kampung Rakyat pagi ini, pukul 7. Belum ada kegiatan, siswa-siswa masih berkeliaran masuk ke sekolah karena baru tiba. Apel pagi akan di adakan pukul 7 lebih 15 menit.

Salah satu guru yang melihat mereka, ya mungkin petugas apel pagi ini, membawa mereka ke kantor guru. Hasta sesekali melihat bagaimana siswa-siswa disana yang begitu aktif berinteraksi. Membuatnya mengingat masa sekolahnya dulu.

Begitu memasuki ruang guru, bisa Hasta lihat sudah ada beberapa guru yang tiba. Kegiatan mereka yang sibuk dengan buku-buku di atas meja menjadi terhenti.

"Ibu-ibu, bapak-bapak sekalian. Ini ada beberapa anggota Polisi dan TNI yang kemarin akan mengadakan penyuluhan hari ini." Ucap Pak Dimas, guru olahraga yang hari ini menjadi petugas piket apel pagi.

"Siap, Pak." Semua mengerti.

Semua guru akhirnya ikut keluar ruangan menuju lapangan. Bel apel pagi akhirnya berbunyi. Banyak siswa-siswi mulai berjalan ke lapangan untuk baris apel pagi.

Hasta dan rekan-rekannya masih membahas hal-hal apa saja yang akan di katakan nanti di depan siswa-siswi. Kebetulan, bukan Hasta yang akan tampil nanti, melainkan atasannya, AKP. Bayu Darmadjati dan salah satu anggota TNI.

Apel pagi akhirnya di mulai. Arahan-arahan diberikan oleh guru petugas apel hari ini. Dan juga akan mengambil waktu satu jam di jam pertama kelas hari ini untuk penyuluhan dari anggota polisi.

"Jadi kita kedatangan bapak-bapak Polisi dari Polda Kota Dingin. Akan ada arahan, bimbingan, berupa penyuluhan dari bapak-bapak polisi. Mohon di dengarkan dengan baik, dan di resapi. Harus bersikap hormat, jangan membuat bapak-bapak polisi disini marah karena kalian tidak disiplin. Bisa semua?!" Ucap Pak Dimas.

"Bisa Pak!" Jawab semua siswa-siswi di lapangan pagi ini.

"Baik, silahkan buat pak Polisi." Ucap Pak Dimas membiarkan polisi-polisi itu maju untuk memberikan arahan.

"Terimakasih untuk Pak Dimas. Baik semuanya, perkenalkan nama Bapak Bayu Darmadjati dengan pangkat AKP, Ajun Komisaris Polisi. Nah, Bapak disini bersama dengan rekan-rekan yang akan memberikan arahan pada kalian semua tentang Bela Negara untuk SMA dan SMK sederajat."

Hasta tak begitu menyimak jalannya pengarahan, ia sibuk melihat bagaimana antusiasnya siswa-siswi yang kini berbaris di lapangan. Tak lama, atasannya AKP. Bayu menyuruh seluruh siswa di lapangan untuk duduk di tempatnya masing-masing agar bisa melihat dengan jelas Polisi dan TNI yang memberikan arahan di depan.

Hasta mengalihkan pandangannya dari lapangan ke koridor kelas yang kini ada di sampingnya. Terdapat seorang wanita memakai pakaian dinas berwarna coklat gelap, bisa Hasta tebak jika wanita itu adalah guru muda yang kini berjalan perlahan dengan menggenggam ponsel di tangan kanan, dan tas di punggung. Hasta merasa familiar dan tak asing, tapi ia tak ingat atau benar-benar lupa siapa wanita itu.

Tapi biarlah, untuk apa pusing mengingat-ingat hal yang mungkin memang sudah ia lupa. Ia tak perlu mengingatnya, untuk apa juga? Tak ada urusan untuknya mengingat siapa dia. Karena yang terpenting saat ini adalah kesuksesan acara ini.

👨🏻‍✈️

Almira baru saja memasuki area sekolah, menuju parkir guru yang tak se-sesak parkir siswa. Hari ini Almira membawa motornya sendiri, sementara adiknya tadi pagi menenteng dengan temannya karena piket kelas. Setelah parkir, Almi berjalan perlahan memasuki sekolah melalui lobi, lalu dihadapkan pada lapangan sekolah yang sudah ramai siswa-siswi. Ya, sudah saatnya apel pagi.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang