11. Pacar Hasta

1.3K 95 16
                                    

______________

"Al, beli Bandrek dulu ya. Mumpung baru jam segini. Baru buka warungnya." Pinta Mega.

"Yaudah, tapi sekali ini aja ya. Nggak ada beli-beli yang lain lagi. Udah malem, Mega. Mau pulang jam berapa coba?" Peringat Almira.

"Oke, cuma sekali ini aja. Habis itu udah, nggak beli-beli lagi. Tapi temenin ya, nggak jauh kok. Habis itu kita pulang ya." Ucap Mega.

"Hmm." Jujur, sebenarnya Almira sangat lelah. Ia ingin segera pulang dan tidur. Sudah sangat malam sekali soalnya.

"Mang, Bandreknya dua." Ucap Mega memesan pada si Bapak.

"Kamu mau kan, Al?" Tanya Mega.

"Hmm." Almira enggan. Ia bahkan malas untuk berdiri di sebelah Mega yang persis di depan si bapak. Almira sedikit menyingkir, ia lelah, dan ia malas. Jadi posisinya sedikit tak terlihat oleh orang-orang yang berada di dalam tenda warung itu.

"Mega, masih lama nggak sih?" Tanya Almira berjalan menghampiri Mega. Membuatnya terkena cahaya lampu dari warung.

"Eh, itu bukannya pacar Komandan?" Suara itu membuat Mega dan Almira mengalihkan perhatian mereka ke pengunjung warung.

Dan...

"Almira?"

"Mas Hasta?"

Almira terkejut bukan main. Hasta, pria yang dijodohkan dengannya itu ada disana. Bahkan pria itu masih memakai seragamnya. Almira bingung harus bersikap bagaimana. Sementara Mega sudah menjawil lengannya dan sedikit mendorongnya pelan agar menghampiri Hasta. Duh, memang sahabat tidak pengertian sekali Mega ini.

Oh, satu hal yang membuat mata Almira sakit saat itu. Posisi duduk Hasta yang bersebelahan dengan Polwan yang Almira ingat ada di rombongan rekan-rekan Hasta tadi siang.

Hasta beranjak, menghampiri Almira. Membawanya sedikit menjauh dari warung.

"Kamu dari mana? Kenapa masih keluyuran jam segini?" Tanya Hasta dengan wajah khawatir.

"Aku di ajak jalan sama temenku Mas." Jawab Almira menunduk.

"Kenapa sampai semalam ini? Kalau ada apa-apa sama kamu gimana?" Hasta terlihat gusar.

"Maaf." Almira hanya bisa menunduk melihat wajah Hasta yang seperti sangat marah padanya.

"Ayo, saya antar kamu pulang." Ucap Hasta kemudian kembali ke warung mengambil barangnya.

Almira menghampiri Mega,meminta maaf harus pulang duluan.

"Yaudah nggak papa, hati-hati. Kalau dia macem-macem, bilang aja sama aku. Aku habis ini langsung nyusul kamu pulang." Ucap Mega.

Almira hanya mengangguk. Sementara Hasta berpamitan pada rekan-rekannya.

"Ini Rin, buat bayar minumannya. Saya duluan ya, sampai ketemu Senin depan." Hasta menyerahkan uang berwarna merah pada Rindy, dan itu di perhatikan langsung oleh Almira.

Rindy menerimanya dan menoleh pada Almira. Tersenyum tipis pada wanita itu, sementara Almira langsung membuang wajahnya ke lain arah.

"Siap Ndan!" Jawab mereka.

Hasta kembali ke Almira, lalu keduanya beranjak dari sana. Mega hanya melihat sahabatnya itu, dalam hati merasa kasihan. Sepertinya kehidupan sahabatnya itu tidak akan baik jika bersama Hasta si Polisi ganteng. Tapi mungkin sudah jodohnya, bertemu Almira yang kalem. Semoga Almira bisa membuat seorang Hasta luluh.

Sampai di depan rumah Mega, Hasta tak langsung pulang setelah Almira turun. Ia menyempatkan untuk menasehati gadis itu.

"Saya nggak mau kamu keluyuran malam-malam lagi." Ketus Hasta.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang