13. Pamer Ayang

1.2K 104 0
                                    

_______________

Hasta menatap wajah Almira yang begitu mempesona siang ini. Dibawah ejekan rekan-rekannya, malah membuatnya gemas saat tak sengaja Hasta mendapati raut malu-malu dari wajahnya.

"Maaf ya Mas, jadi pada heboh gini." Almira merasa tak enak hati.

"Nggak papa." Jawab Hasta yang kini memandangi wajah Almira lekat.

"Hmm, kenapa Mas? Ada yang salah sama wajah Almi? Make up-nya luntur ya? Haduh, Mega gimana sih? Baru sejam udah luntur make up-nya." Gadis itu terlihat panik, tapi menggemaskan bagi Hasta.

"Kamu cantik hari ini." Ucap Hasta tiba-tiba tanpa sadar.

Almira berhenti, lalu mendongak. Tatapan keduanya bertemu. Hasta yakin, saat ini pasti Almira mengira ia sedang halusinasi. Duh, Hasta menyesali bibirnya yang tiba-tiba berucap tanpa pemberitahuan lebih dulu. Apalagi saat di tatap mata teduh itu, membuat Hasta tak mampu berpaling dari hujaman tatapannya.

"Loh, Ndan Hasta!"

Hasta dan Almira menoleh, mendapati seorang wanita dengan kebaya modern dan hijab segi empat yang warnanya senada dengan kebayanya, menghampiri Hasta.

"Rindy?" Hasta sedikit terkejut. Bagaimana bisa ada anggotanya di acara seperti ini? Ah, ia baru ingat saat makan siang di rapat tempo hari itu. Ternyata bertujuan ke sini toh.

"Ndan Hasta bilang tidak bisa menemani saya kondangan karena ada acara itu, ternyata ke acara ini juga?" Tanya Briptu Rindy.

"Saya tidak tau jika acara nikahan sepupu yang kamu maksud adalah acara disini. Saat ini saya sedang menemani calon istri saya. Kenalin Rin, ini Almira, calon istri saya." Jawab Hasta agar Almira tidak berpikir yang aneh-aneh tentangnya.

Tapi Hasta yakin, jika setelah ini, pandangan Almira padanya akan berubah. Sementara Rindy, kini menoleh pada Almira, dan menelisik penampilannya.

"Almira." Almira mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Rindy." Jawab Rindy dan menyalami tangan Almira dengan sangat cepat.

"Selamat menikmati acaranya Ndan, saya permisi dulu, mau nemuin keluarga yang lain." Ucap Rindy berlalu pergi dari sana.

"Mas sering keluar sama Mbak Rindy?" Tanya Almira langsung daripada ditahan-tahan yang malah jadi penyakit hati.

"Nggak, nggak pernah. Sering ngajak saya keluar tapi saya nggak pernah mau. Kalaupun keluar pasti selalu rame-rame. Nggak pernah berdua." Jawab Hasta tanpa di tutup-tutupi.

"Oh..." Angguk Almira.

Almira bangkit, namun langsung di tahan oleh Hasta. Karena Hasta pikir, Almira tengah marah padanya.

"Kemana?" Tanya Hasta.

"Almi mau ambil es krim Mas. Mas mau juga?" Jawab Almira, ia dari tadi sudah melihat ada stand es krim, jadi ingin ambil dari tadi tapi ada orang terus yang menghampiri mereka.

"Oh, iya tolong ya." Ucap Hasta.

Almira berlalu. Sementara Hasta sibuk bermain ponsel. Bundanya sejak tadi mengirim pesan, menanyakan kabarnya dan Almira hari ini. Pun juga dengan acara yang kini mereka hadiri.

Hasta pikir Almira akan cemburu dan salah paham tentang Rindy dan dirinya, tapi sepertinya gadis itu biasa saja. Apakah gadis itu belum menerimanya?

"Ini Mas, Almi nggak tau Mas suka rasa apa, jadi maaf kalau Mas nggak suka." Ucap Almira yang datang langsung memberikan satu cup es krim rasa vanilla.

"Oke, nggak masalah." Jawab Hasta.

Keduanya kembali diam dan sibuk memakan es krim. Tapi sebenarnya, keduanya sedang perang batin. Topik apa lagi yang harus dibahas di situasi seperti ini.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang