23. Kena Mental

1.1K 91 4
                                    

_____________

"Saya pulang ya, nanti jam 5 saya kesini buat pamit." Ucap Hasta.

Yah, Hasta akan pulang untuk berbenah karena sore ini ia akan kembali ke Kota Dingin.

"Ya udah, Mas." Angguk Almira.

"Assalamu'alaikum." Pamit Hasta.

"Wa'alaikumsalam."

Seperti sudah kewajiban, Almira akan mencium tangan Hasta jika pria itu akan pergi. Sudah seperti istri sungguhan.

Dan yah, akhirnya Hasta benar-benar pulang. Almira masuk dan mendapati tatapan aneh dari adiknya, Azmi, yang kini tengah menonton tv di ruang tengah.

"Kenapa?" Tanya Almira.

"Ya kenapa?" Tanya balik Azmi.

"Kamu yang kenapa?" Sahut Almira lagi.

"Dih! Tadi Mas Hasta sama keluarganya datang ke sini, ya Mbak?" Tanya Azmi setelah Mbaknya duduk disampingnya.

"Iya." Jawabnya singkat.

"Ngapain?" Tanya Azmi kepo.

"Kepo!"

"Ih, seriusan, Mbak." Sahut Azmi kesal.

"Bodo amat!" Sahut Almira iseng.

"Ye, beneran ih! Mas Hasta kemari bukan mau ngajak Mbak tunangan, kan?" Tanya Azmi kepo, sungguh.

"Kok tau sih? Cenayang kamu?" Tuduh Almira.

"Jadi beneran? Terus, Mbak terima? Kapan tunangannya?" Tanya Azmi mode sangat kepo, lebih terkesan shock dan nggak percaya sih, pastinya.

"Serius. Mbak iya in, tapi nggak mau cepat-cepat nikah. Tunangannya mungkin bulan depan, tergantung Mas Hasta kapan dapat cutinya. Dan mungkin nikahnya juga tahun depan." Jelas Almira.

"Mbak serius? Mbak udah pikir-pikir lagi, kan?" Tanya Azmi kemudian.

"Iyalah, setelah dipikir-pikir, hubungan kita tuh bisa ngebuat orang salah paham. Berhubungan, tapi kaya nggak punya hubungan apa-apa. Jadi dengan tunangan, itu sebagai tanda atau pengikat kita, bahwa kita udah punya pasangan atau calon sebagai pendamping." Jelas Almira.

Elah, lancar bener tuh! Tadi aja bilang belum siap, sekarang malah seneng karena mau tunangan. Gimana sih, kamu Al? Nggak konsisten! Atau, ini karena akibat di gombali Hasta ya? Makanya bucin, pengen cepet-cepet terikat? Hmmm, Almira nih diam-diam menghanyutkan!

Seperti janjinya, Hasta benar-benar kembali lagi ke rumah Almira saat jam setengah 5. Lebih cepat setengah jam. Sudah siap dengan seragam dinasnya, setelah dari rumahnya, mungkin pria ini langsung menuju Kota Dingin.

"Mas pamit ya." Ucap Hasta.

"Kok aneh ya?" Almira malah mikir aneh.

"Aneh kenapa?" Tanya Hasta.

"Ya aneh aja, pake pamit segala, kaya mau kemana aja. Padahal cuma balik ke Kota Dingin, kan, Mas?" Ujarnya.

"Iya, mau balik ke kota Dingin." Jawab Hasta.

"Harusnya, Mas nggak perlu pamit ke Almi. Langsung aja balik ke Kota Dingin. Almi kan belum jadi siapa-siapanya Mas Hasta." Jelas Almira.

"Kamu itu calon saya. Soon to be Ny. Hasta. Wajarlah Mas pamit ke kamu." Jelas Hasta.

Please, Almira jadi salting dan melting dibilang soon to be Ny. Hasta. Kaya ada manis-manisnya gitu nggak sih... Hehehehe...

"Oh..." Malu cuy...

"Salim dulu, gih!" Ucap Hasta yang kini menyodorkan tangan kanannya.

Almira menerimanya dan mencium punggung tangan Hasta. Anggap aja simulasi jadi istri Hasta nanti, harus terbiasa cium tangan kalau Hasta mau pergi atau baru pulang dari mana pun. Uhhh, so sweeeetttt....

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang