16. Kesempatan Yang Sulit

1.1K 95 8
                                    

______________

Hasta baru saja sampai di rumah dinasnya saat sebuah pesan masuk ke ponselnya. Voice note dari Almira. Ahh, bahkan Hasta tak sempat membalas pesan Almira sebelumnya karena tiba-tiba dipanggil atasan untuk menghadap. Lalu setelahnya di ajak Komandannya, AKP Bayu, untuk makan bersama dengan anggota timnya.

Waktu dan kesempatan itu rasanya begitu jauh dan sulit untuk Hasta dapatkan. Sampai di restoran yang sudah di reservasi, malah pada sibuk berbincang dan tak sempat melihat ponsel.

"Bang Bayu!" Sampai suara seorang wanita membuat semuanya menoleh.

Sosok cantik dan elegan dengan hijab pashminanya datang bergabung di meja mereka.

"Aku pikir tadi bukan, ternyata emang bener. Lagi ngumpul ya?" Pertanyaan basa-basi itu dilontarkan dengan lembut. Membuat kaum jomblo meronta-ronta ingin memepetnya bawa pulang saja.

"Iya, kamu ngapain disini?" Tanya Bayu.

"Lagi ada acara reuni sama temen-temenku. Tapi belum pada datang, aku gabung sini dulu ya, sambil nunggu yang lainnya?" Ucapnya yang langsung duduk disamping Hasta. Kebetulan saat itu tempat duduk disamping Hasta sedang kosong, karena pemiliknya sedang ke toilet, pun juga karena itu yang paling dekat dengan wanita itu. Pun karena tempat duduk itu disebelah Bayu, dan disebelah Hasta. Jadilah Andini duduk ditengah keduanya.

"Maaf Mas, saya duduk disini sebentar ya." Izinya pada Hasta.

Hasta menoleh, mengangguk singkat lalu sibuk dengan ponselnya yang sedang menampilkan permainan game online. Ia sedang Mabar dengan yang lainnya.

"Oh iya, kenalin ini sepupu saya, Andini. Profesinya dokter, dan sedang mencari pasangan." Ucap Bayu memperkenalkan sepupunya pada anggotanya.

"Saya Dimas, Mbak."

"Saya Nando."

"Saya Surya."

"Saya Fauzi."

"Saya Latif."

"Salam kenal ya semua." Ucap Andini ramah.

Lalu menoleh pada seseorang disampingnya. Ia belum memperkenalkan diri. Membuat semua pandangan terlihat canggung.

"Ekhem!" Bayu berdeham, tapi tak mampu membuat Hasta terganggu.

"Mas yang ini, siapa namanya?" Tanya Andini kemudian.

Dan setelahnya Hasta menoleh, mendapati jika pertanyaan itu tertuju untuknya, pun dibenarkan argumennya karena semua pasang mata melihatnya.

"Ekhem, saya Hasta." Jawab Hasta kemudian.

"Oh, Mas Hasta. Lagi main ML ya? Kayanya seru banget." Celetuk Andini mencoba sok akrab.

"Hmm." Hanya itu, tak ada sahutan yang lain.

Suasana menjadi canggung. Beberapa dari mereka tahu kalau Hasta sudah memiliki calon istri. Tapi ada sebagian juga yang belum tahu kabar ini.

"Nah, yang baru dateng itu Masnya, siapa namanya?" Sahut Andini mencoba terlihat biasa saja.

"Saya Bagus, Mbak." Jawab Bagus setelah dibisiki jika wanita itu adalah sepupu AKP Bayu.

"Eh, itu kayanya temen-temen aku deh, aku pergi dulu ya semua. Makasih udah mau ngobrol bareng. Next, kalau ketemu, harus saling sapa ya." Ucap Andini.

"Siap Mbak!"

Andini kemudian berlalu menghampiri teman-temannya. Tinggallah Hasta dan yang lainnya yang kini mulai menyantap makanan mereka yang baru saja disajikan.

"Bang Bayu tahu nggak?"

Jadi kalau diluar kantor, dan sedang tidak dinas, mereka akan memanggil Bayu Abang. Biar nyaman kalau ngobrol.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang