06. Nasi Bungkus

1.2K 103 0
                                    

______________

Hasta, dengan seragam coklat susu khas polisi, berjalan keluar dari Kantor Polda Kota Dingin. Tidak sendiri, ia bersama dengan rekan seprofesinya. Seorang polwan berpangkat Briptu. Briptu Rindy, salah satu bawahan Hasta yang bekerja di divisi yang sama dengannya.

"Besok weekend free nggak, Ndan?" Tanya Briptu Rindy.

"Free, kenapa?" Tanya Hasta balik.

"Besok ada Pasar Malam yang baru dibuka di Alun-alun. Saya bingung mau ajak siapa, kalau Ndan bersedia, mau menemani saya?" Ucap Briptu Rindy tersenyum manis dihadapan Hasta.

Mereka berhenti di parkiran yang cukup teduh karena terhalang oleh pepohonan yang lumayan rindang.

"Maaf Rindy, Besok saya pulang ke rumah orang tua saya. Kenapa nggak ajak pacar kamu aja?" Tanya Hasta kemudian.

"Hem, Komandan mah ngejek saya. Saya nggak punya pacar, Ndan. Boro-boro pacar, yang deketin aja nggak ada." Dengus Rindy.

"Nggak mungkinlah. Kamu kan cantik, pasti banyak yang mau sama kamu. Apalagi kamu polisi, tahan banting." Ucap Hasta.

"Ah komandan bisa aja." Terlihat rona merah samar di pipi Rindy, ia tersipu malu.

Jujur saja, Rindy memiliki perasaan lebih pada atasannya itu. Sudah lebih dari setahun sejak ia ditempatkan di Polda Kota Dingin. Sejak saat pertama Rindy bertemu dengan Hasta. Pesona Hasta, sikapnya yang berwibawa, juga kecakapannya dalam bertugas, membuat Rindy jatuh cinta setengah mati.

Tapi sepertinya hanya Rindy saja yang memiliki perasaan itu. Hasta sepertinya tidak, karena ia bersikap biasa saja dengan rekan-rekan wanitanya. Namun Hasta hanya dekat dengan Rindy saja daripada dengan rekan-rekan wanitanya yang lain.

Rindy sudah berusaha untuk lebih dekat dengan atasannya itu, tapi sepertinya memang tidak ada harapan. Tidak ada yang tau jika Hasta sudah memiliki kekasih atau belum. Hasta terlalu tertutup pada rekan-rekannya.

"Yaudah kalau Ndan nggak bisa nemenin saya, mungkin saya akan pergi sendiri." Sahut Rindy kemudian.

"Iya, biar kelihatan jomblonya. Saya doain deh besok di Pasar Malam kamu ketemu jodoh." Canda Hasta.

"Ah Komandan, ngejek saya terus!" Seru Rindy kesal.

"Haha, kan kamu butuh temen." Ejek Hasta lagi.

"Jadi Ndan beneran nggak bisa nih?" Tanya Rindy lagi.

"Maaf ya, saya bener-bener nggak bisa. Selain besok pulang ke rumah orang tua saya, saya ada acara kondangan nikahan tetangga." Ucap Hasta lagi.

"Yaudah deh." Rindy terlihat murung, namun Hasta tak melihat hal itu.

"Yaudah, saya duluan ya." Ucap Hasta langsung menaiki motornya setelah memakai helmnya. Lalu melaju meninggalkan Rindy disana.

"Susah banget ngeluluhin Ndan Hasta." Keluh Rindy menatap kepergian Hasta.

👨🏻‍✈️

Minggu pagi Almira sudah berada di rumah temannya yang hari ini menikah. Namanya Anggi, teman sekelasnya saat SMA dulu. Ia hari ini akan jadi Bridesmaids bersama dengan teman-temannya.

Almira memakai dress Anaya bermotif Venya. Dipadukan dengan Pashmina Silk berwarna pastel peach sesuai dengan dressnya yang juga berwarna pastel peach.

"Eh Al, gandengan kamu mana nih? Kita-kita pada bawa gandengan loh." Celetuk Ririn, teman Almira yang juga jadi Bridesmaids.

"Hem? Aku sendiri, nggak punya gandengan nih." Adu Almira dengan wajah dibuat menyedihkan.

"Cup-cup, kasihan. Tenang, ntar kalau ada temenku yang dateng sendiri, aku suruh sama kamu deh, biar ada gandengannya." Sahut Angga si pengantin cowok.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang