28. Akhirnya Tunangan...

1.5K 118 14
                                    

______________

Hari pertunangan Hasta dan Almira akhirnya tiba. Hasta sudah cuti sejak kemarin, dan sudah berada di Kampung Rakyat sejak kemarin. Ia juga sudah mengambil cincin untuk acara nanti. Hari ini, ia beserta keluarga tengah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Almira. Membawa barang-barang hantaran lamaran yang Hasta sendiri tak yakin, entah apa saja isi di dalamnya. Ia hanya terima beres, sementara yang bingung pilih ini dan itu sang Bunda dan juga Almira sendiri.

"Sudah semua, Bun?" Pertanyaan itu keluar dari sang Ayah.

"Insya Allah semuanya sudah, Yah." Jawab sang Bunda.

"Cincinnya tidak lupa kan, Ta?" Tanya Mas Darsa.

"Sudah, Mas." Angguk Hasta.

Hasta dan juga Keluarga yang bisa menyempatkan hadir hari ini, akhirnya berangkat menuju ke rumah Almira. Memang dekat, karena sekampung, tapi tetap saja pakai mobil untuk sampai di rumah Almira.

Tetangga sekitar, kerabat Almira, menyambut kedatangan keluarga Hasta. Mempersilakan mereka untuk duduk dibawah Teratak yang memang di persiapkan untuk hari ini. Kenapa tidak di dalam rumah saja? Karena pastinya tidak akan muat menampung banyaknya orang yang datang hari ini. Jadi, prosesi lamaran atau pertunangan Almira dan Hasta dilakukan di teras depan rumah dibawah Teratak yang di sewa. Ada dekorasi bunga-bunga dan nama Hasta juga Almira.

Banyak tetangga yang terkejut, kebanyakan sih para ibu-ibu yang punya anak gadis, dan ingin menjodohkannya dengan Hasta. Tapi apalah daya, Almira yang kini jadi pemenangnya.

Almira duduk di samping sang Ayah saat prosesi pertunangan berlangsung. Ia juga menyempatkan diri untuk mencuri pandang pada Hasta yang terlihat gagah ganteng luar biasa dengan kemeja batik yang sama dengan bawahan kebaya miliknya.

"Masya Allah, ganteng banget calon suamiku." Gumam Almira dalam hati.

Ia jadi merasa berbungah, pun juga ia jadi tak malu-malu lagi menampakkan wajahnya yang kini terlihat anggun dalam make up yang sahabatnya buat di wajahnya. Ya, Mega hadir di acara pertunangan sahabatnya ini. Ia berperan aktif dan turut menjadi tim sukses dari kelancaran hari ini.

Almira bisa melihat bagaimana keseriusan Hasta saat ini. Memintanya dihadapan semua orang untuk menjadi pendampingnya dan juga calon istrinya. Masya Allah, rasanya Almira ingin sekali menangis sangking terharunya dengan Hasta yang benar-benar serius padanya.

Alhamdulillah, prosesi pertunangan mereka akhirnya berjalan lancar. Proses tukar cincin pun juga sudah dilakukan. Kini tibalah acara foto-foto.

Almira dan Hasta dipersilakan untuk berdiri didepan dekorasi bunga dan nama mereka. Lalu keduanya sama-sama memamerkan cincin ditangan masing-masing saat di foto. Banyak pose di arahkan oleh fotografernya. Dan itu sukses membuat para tamu bersiul-siul menggoda keduanya.

"Duh, malu banget!" Gumam Almira di sebelah Hasta.

Hasta melirik Almira sambil tersenyum.

"Sabar ya," ucap Hasta.

Bukannya tenang, Almira makin salah tingkah. Pesona Hasta, siul-siul dan godaan para tamu yang hadir membuatnya tersenyum malu-malu dan kebanyakan menunduk.

Tiba-tiba saja, Almira merasakan jika Hasta yang kini mendekat ke dirinya. Membuatnya gugup dan deg-degan.

"Masya Allah, calon istri Mas cantik sekali..." Gumam Hasta memandang Almira dengan intens.

Dan jujur saja, itu membuat Almira berbungah-bungah! Ia jadi tak bisa menahan senyuman dan rona merah salah tingkah di pipinya. Hasta sukses membuatnya berantakan.

"Mas, jangan buat Almi makin salting..." Gumam Almira yang jelas didengar Hasta.

Hasta terkekeh geli, "Mas nggak lagi ngegoda Adek loh, padahal. Karena itu bener-bener ucapan tulus dari Mas." Jawab Hasta.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang