______________
Dari beribu-ribu orang yang Hasta kenal atau Hasta temui, saat ini ia sungguh tak ingin bertemu dengan orang yang saat ini berjalan menghampirinya dengan pandangan yang berbinar. Tapi juga ada raut heran sekaligus bertanya-tanya.
"Siapa Ta?" Tanya Bunda kemudian.
"Em, kenalan, Bun." Jawab Hasta singkat, toh memang benar hanya kenalan. Tak perlu menjelaskan panjang lebar.
Sementara disisi Almira, ia seperti pernah melihat orang ini. Tapi dimana? Rasanya wajahnya sungguh tak asing.
"Hai Mas! Aku nggak nyangka kita bakal ketemu disini." Sapanya saat sudah dihadapan Hasta, Bunda dan Almira.
"Hmm." Hanya dehaman yang Hasta berikan.
"Eh, ini Mamanya Mas Hasta ya? Halo, salam kenal Tante." Ucap gadis itu sok asik dan menyalami Bunda Hasta.
"Mbaknya siapa ya?" Tanya Bunda kemudian dengan pandangan menelisik dari atas ke bawah.
"Saya Andini, Tante. Temennya Mas Hasta." Jawab gadis yang tak lain adalah Andini itu.
"Oh." Hanya itu jawaban dari Bunda karena malas menanggapi.
"Mm, Mas Hasta ngapain di toko perhiasan?" Tanya Andini.
"Ekhem, permisi Mas, Mbak. Ini kartunya dan cincinnya. Terima kasih sudah membeli di toko kami. Semoga lancar ya, sampai hari H. Aamiin..." Ucap mbak-mbak pramuniaga toko perhiasan itu.
"Ha? Maksudnya?" Andini melongo. Menatap Hasta dan gadis disamping Hasta.
"Iya, saya baru saja membeli cincin lamaran di toko ini. Dan perkenalkan, ini calon istri saya, Almira." Ucap Hasta dengan tegas merangkul bahu Almira disampingnya. Menunjukkan pada Andini jika ia sudah memiliki calon istri. Jadi, ia yakin jika Andini akan tahu diri dan enyah dari hidupnya.
"Apa?" Andini melongo seperti orang bodoh.
"Kalau begitu saya dan calon menantu saya permisi ya, nak Andini." Ucap Bunda kemudian mengapit Almira dan membawanya pergi dari sana bersama Hasta.
Andini melongo, tak percaya dengan apa yang baru saja ia alami saat ini. Lelaki yang sudah sejak lama ia taksir malah saat ini sudah memiliki pendamping dan akan lamaran dalam waktu dekat. Tiba-tiba diserang patah hati itu sungguh tidak enak.
👨🏻✈️
Sejak mereka duduk di restoran, Almira terus saja menatap Hasta dengan tatapan yang sulit di artikan. Bunda Nurul sejak tadi memang menyadarinya, namun ia berpikir jika Almira sedang merasakan perasaan berbunga sampai menatap Hasta terus menerus. Sementara Hasta sendiri, lumayan salah tingkah, dan beberapa kali berdeham untuk menetralkan jantungnya yang berdegup terus-menerus dengan kuat dan kencang. Sungguh, mungkin pipinya sudah memerah sekarang, karena salah tingkahnya ini.
"Bunda ke toilet dulu ya." Pamit Bunda yang segera berlalu meninggalkan keduanya yang mungkin memang butuh bicara berdua.
"Kenapa, Al?" Tanya Hasta yang sudah tak tahan ditatap terus oleh Almira.
Almira menyipitkan matanya, memandang Hasta dengan semakin tajam. "Itu kan, Mas, orangnya?" Tanya Almira kemudian.
"Ekhem, ha?" Tiba-tiba saja Hasta diserang kelemotan dan loading lama.
Orang? Orang siapa? Siapa yang ditanya siapa?
"Yah, tadi saat ketemu, Almira memang nggak ingat. Tapi setelah Almi perhatikan, Almi yakin kalau dia orangnya." Jelas Almira.
"Tunggu dulu, Mas masih nggak paham siapa yang kamu tanyakan ini." Ujar Hasta yang bingung.
"Padahal baru ketemu tadi, tapi udah lupa. Atau sebenernya pura-pura lupa?" Sungut Almira.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAHASTA (On Going)
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA!!⚠️⚠️ ___________________________________________ Dijodohin sama om-om sekaligus pengusaha kaya raya❎ Dijodohin sama tetangga sekaligus Polisi Ganteng☑️ ___________________________________________ Start: 02 September 2022 Publ...