09. Bertemu

1.2K 98 2
                                    

_______________

Weekend, lebih tepatnya 5 hari setelah perjodohan itu, Hasta dan Almira kembali menjalani hidup masing-masing. Saling bertukar pesan? Oh tentu saja, tidak pernah. Hasta yang cuek dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Begitu juga dengan Almira yang tak ada waktu untuk memikirkan hubungan mereka selanjutnya.

Nomor telepon? Tentu saja mereka sudah menyimpan masing-masing. Tapi memang tak ada tindakan nyata untuk hubungan mereka ini.

Sebenarnya, mereka niat tidak sih dijodohin? Sudah nemu jodoh kok malah di anggurin. Banyak orang diluar sana yang cari jodoh susah payah, malah nggak dapat yang cocok. Ini tinggal jalani saja susahnya minta ampun.

Seolah kejadian 5 hari lalu dimana Almira datang ke rumah Hasta, dan ngobrol dengannya tak ada artinya. Pun juga saat di acara pesta pernikahan Anggi dan Angga. Itu juga tak membuat keduanya bisa saling terbuka satu sama lain.

Seperti saat ini, Hasta tengah sibuk dengan kasus baru yang akhir-akhir ini menguras pikiran dan tenaganya juga anggota timnya. Kasus terbaru yaitu adanya perampokan di salah satu toko Mas. Saat ini Hasta dan timnya sedang memburu pelaku perampokan dan juga pengrusakan toko tersebut.

Hasta baru saja keluar dari ruangan AKP Bayu untuk membahas masalah kasus terbaru yang Hasta tangani.

"Selamat pagi, Ndan!" Sapa Briptu Rindy dan Briptu Surya.

"Siap-siap, nanti sekalian makan siang, kita rapat membahas eksekusi kasus kemarin. Sudah ada titik terang. Jangan lupa koordinasikan pada yang lainnya." Ucap Hasta.

"Siap, Ndan!" Jawab Briptu Rindy dan Briptu Surya.

"Rindy, tolong reservasi ruangan tertutup di salah satu rumah makan di sekitar Polres." Perintah Hasta.

"Siap, Ndan!" Angguk Briptu Rindy.

Setelahnya, Hasta langsung masuk ke ruangannya. Briptu Rindy dan Briptu Surya akhirnya bergegas menyiapkan rapat untuk siang ini.

Baru saja duduk, dering ponsel di saku celananya mengalihkannya. Dilihatnya, ternyata Bundanya. Segera ia mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum Bunda." Salam Hasta.

"Wa'alaikumsalam, le. Lagi dimana? Masih dinas?" Tanya Bunda.

"Lagi di Polres, Bunda, masih dinas ini. Kenapa Bunda?" Tanya Hasta kemudian.

"Nggak, nggak papa. Cuma mau ngasih tau sih." Jawab Bunda.

"Ada apa, Bun?" Tanya Hasta.

"Almira ada hubungi kamu nggak?" Tanya Bunda.

"Em, nggak ada Bun. Emang ada apa Bun?" Tanya Hasta penasaran, tapi Bundanya malah muter-muter saja dari tadi pembahasannya.

"Almira hari ini mau ke kota Dingin. Katanya mau kondangan ke pernikahan temennya di kota Dingin. Kamu bisa temani dia nggak?" Jawab Bunda kemudian.

"Oh, kalau nggak bentrok sama urusan Hasta, kayanya bisa sih, Bun. Tapi nanti deh, Hasta telepon Almi biar jelas urusannya." Jawab Hasta.

Ia menghela nafas dalam, saat ini ia sudah harus memikirkan seorang gadis. Tidak seperti sebelumnya yang tugas pun, tak perlu memikirkan anak gadis orang. Tanggung jawab di pundaknya bertambah.

"Oke, sering-sering telepon Almi, berkabar dan tukar pesan. Biar makin akrab, nak." Sahut Bunda.

"Iya Bunda. Hasta lanjut lagi ya Bun, banyak hal yang harus Hasta kerjain sekarang." Ucap Hasta.

"Oke, Bunda nggak ganggu lagi ya. Assalamu'alaikum." Salam Bunda menutup panggilan.

"Wa'alaikumsalam, Bunda." Jawab Hasta.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang