Sinar matahari mulai muncul di permukaan bumi dan memasuki celah-celah jendela dikamar ku. Aku terusik dengan cahaya yang sangat menyilaukan ini. Dengan rasa kantuk yang masih amat besar, aku terpaksa harus bangun.
Aku mulai duduk di kasurku perlahan aku membuka kedua mataku, hal yang pertama aku lihat adalah pemandangan kamar yang amat berantakan, banyak sampah bekas cemilan yang semalam lupa untuk ku bereskan.
Oh iya sampe lupa memperkenalkan diriku, jadi namaku ARANZANI SALXIA DININGRAT biasa dipanggil Ara. Aku berumur 18 tahun dan aku masih sekolah di bangku kelas XII. Sepertinya cukup segitu saja perkenalannya.
Saat hendak tidur kembali tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku. Aku langsung menoleh ke arah pintu itu. Ternyata yang membuka pintunya adalah mama ku
"Astaghfirullah anak gadis jam segini belum siap-siap, kamu ga ke sekolah memangnya?" Ucap Sandra (mama Ara)
Mataku membulat sempurna, terkejut dengan ucapan mama ku, ku kira ini hari Minggu ternya ini sudah hari Senin lagi.
Sandra yang melihat tingkah anaknya hanya menggelengkan kepala, anaknya memang tak ada Yang waras. Tadi saat membangunkan Satya (Abangnya Ara) ternyata anaknya sudah berangkat tanpa pamit, Cape juga ternyata jadi orang tua mereka berdua. Sandra langsung keluar dari kamar anak gadisnya itu pergi ke dapur untuk membuat sarapan pagi.
Aku langsung bergegas masuk ke kamar mandi dan berganti pakaian seragam sekolah. Aku ingat hari ini adalah hari pertamaku sekolah di SMA ALHEXADHITAMA SCHOOL. SMA favorit di Jakarta, bahkan di Indonesia, di SMA ALHEXADHITAMA SCHOOL banyak murid dari kalangan keluarga yang kaya raya, dan tak sedikitpun dari kalangan orang biasa.
Aku pindahan dari Bandung, dan baru menetap di Jakarta sekitar 1 Mingguan. Sedangkan mama, papa serta Abang ku sudah lama tinggal di Jakarta.
Aku sebenarnya tak ingin tinggal di sini, tapi mau bagaimana lagi, di Bandung aku sudah tak punya siapa-siapa lagi karena orang yang menjagaku selama di Bandung sudah pergi ke sisi sang pencipta. Mau tak mau akupun harus tinggal bersama di Jakarta.
Setelah siap dan rapih akupun langsung bergegas keluar kamar dan menuruni anak tangga, saat hendak berangkat aku melihat kedua orang tuaku yang sedang sarapan di meja makan. Akupun menghampiri mereka berniat untuk berpamitan.
"Ma, pa aku berangkat ya, udah telat nih" Ujarku
"Ga mau sarapan dulu Dek?" Tanya styo (papa Ara)
"Sarapan dulu Gih, nanti mag kamu Kambuh lagi di sekolah" Ucap Sandra (mama Ara)
Aku menggeleng kepala "Untuk hari ini aku ga sarapan dulu ma, aku dah telat soalnya" Ujar ku
Aku melihat mamaku yang menghela nafas, seperti dia akan ceramah nih, akupun langsung menyalami tangan mereka dan mencium pipi mama dan papaku "Aku berangkat dulu ya ma, pa. Assalamualaikum" pamit ku
Aku berangkat sekolah diantara oleh supir pribadi yang papa sewa khusus untukku. Aku melihat pemandangan kota Jakarta yang begitu padat, padahal waktu masih menunjukkan pukul 06.38 tetapi jalanan sudah macet saja.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, akhirnya aku sampai di sekolah baruku. Aku melihat sekelilingku yang tanpak indah dan luas, jauh berbeda sekali pada sekolahannya yang dulu di Bandung.
Di Bandung sekolah ku hanya ada beberapa ruang kelas Saja, tetapi di sini sepertinya ada puluhan ruang kelas. Terlihat dari siswanya yang banyak sekali.
Saat sedang melihat-lihat aku tak sengaja menabrak seseorang dan membuat minuman yang dipegangnya tertumpah dan membasahi sepatu orang itu
"Jalan pake mata"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVARA [ON GOING]
Teen Fiction"Zav awh sakit, pelan-pelan dong" "Ini udah pelan sayang, Lo tahan dong" "Ahh awh, kasar banget si Lo" "Lo nya aja yang lemah" "Pake perasaan dong VIANN, kalo ga mau bilang donh" "Kalo gw ga mau gw dah tolak tadi Bodoh, lagian ini pelan masa sakit...