ZAVARA 4

319 11 0
                                    

Sepulang dari sekolah Aranzani pergi berjalan-jalan di sekitar taman dekat dengan rumahnya. Dia berjalan sendiri sambil melamun memikirkan neneknya di Bandung.

"Kenapa nenek pindahin gw kesini sih, padahal kan gw bisa tinggal sendiri di Bandung" Gerutunya "Gw ga betah banget di sini, mana kalo siang panasnya nyengat banget, polusi udara kotor, gw ga betah di sini gw pen balik ke Bandung" Tutur nya

Setelah 1 jam berdiam di taman Aranzani pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat di perjalanan ia melihat pedang kaki lima yang sudah tua dagangannya sepi tak ada pembelinya sedangkan pedagang lainnya banyak pembeli.

Aranzani pun mendatangi penjual itu "misi pak, bapak jualan apa ya?" Tanya Aranzani

"Telur asin neng" ucap pria tua itu sambil tersenyum

"Saya mau beli dong pak, 9 butir ya pak" Ucap ku

"Beneran neng?" Tanya bapak itu dengan raut wajah terharunya

"Iya pak"

Bapak itu pun membungkus pesanan ku "ni neng telur nya"

"Berapa pak?"

"Tujuh puluh dua ribu neng"

"Nih uangnya ya pak" Aranzani menyerahkan uang berwarna merah ke bapak itu " kembalinya ambil aja pak" ucap Aranzani

"Serius neng, ini kembaliannya masih banyak banget" ujar bapak itu

"Ambil aja pak, ga boleh nolak rezeki" ucap Aranzani

"Baiklah, terimakasih ya nak, kamu baik sekali, semoga kebaikan kamu di balas oleh Tuhan"

"Amin, kalo gitu saya pamit ya pak, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam

°°°

Sesampai dirumah Aranzani tak langsung ke kamar melainkan langsung ke dapur, guna menyimpan telur asin yang ia beli tadi di taman.

"Bawa apa itu dek"

"Telur asin mah"

"Oh ya, mama minta dong dek"

"Nih ambil aja mah lagian aku beli buat semua orang kok"

"Tumben kamu beli ke ginian?"

"Tadi ada bapak-bapak yang udah tua jualan telur asin, dagangannya ga ada yang beli, yaudah Ara beli aja"

"Oh gitu, yudah kamu ganti baju dulu abis itu ke sini lagi bantuin mamah masak"

"Siap mamah, much" Ucap Aranzani sambil mencium pipi Sandra

Sandra terkekeh Melihat tingkah anak bungsunya "Ada-ada saja tingkah nya"

Aranzani sudah rapi dengan pakaian rumahannya, ia langsung turun ke bawah untuk membantu sang mamah memasak makan malam

"Adek kamu bantu mamah bikin bumbu opor ya, itu bahan-bahannya ada di atas meja"

"Tumben bikin opor mah, mau ada tamu?" Tanya Aranzani

"Nanti malem ada temen papa mau ke sini" Ujar Sandra. Aranzani hanya membulatkan mulutnya

Aranzani pun mulai meracik bumbu makanan itu, ia memang sedikit pintar kalo urusan masak memasak, karna di Bandung nenek nya selalu mengajarkan memasak makanan khas Indonesia.

ZAVARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang