17. Benci

1.9K 86 8
                                    

Hay guys
Welcome to novel Annam Al Abbiyan
Semoga kalian suku sama cerita ini


Gus Anam melirik Aisya "Tapi Aisya pengen mahar apa?" tanya gus Anam

Aisya mendongak menatap gus Anam sejenak "Terserah gus Anam saja" jawab Aisya

Gus Anam mengangakat satu alisnya "Lah,kok terserah saya?" tanya gus Anam

Aisya mengulas senyum tipis dibalik cadarnya "Terserah gus Anam mau memberi mahar apa yang terpenting tidak memberatkan gus Anam dan keluarga" jawab Aisya yang membuat gus Anam mengukir senyum

"Ngomong aja sayang gak papa" ujar umi

Aisya nampak berpikir "Lantunan surat Ar Rohman aja" jawab Aisya sambil melempar senyum kepada umi

"Bagaimana Nam, sanggup?" tanya papa

Gus Anam mengangguk "Insya Allah sanggup pah" jawab gus Anam "Ada permintaan yang lain lagi mungkin?" tanya gus Anam

Aisya kembali tersenyum "Emm, nanti Akad nikahnya pakek bahasa arab ya" pinta Aisya

"Oke" ucap gus Anam sambil tersenyum manis

~o0o~

"Semua mohon berkumpul di halaman masjid" ucap seseorang dari spiker masjid

"Tumben di suruh kumpul mau ada apa sih?" tanya Reyna dari asrama

"Mau ada pengumuman mungkin" jawab Aisya pura-pura tidak tau

Hana mengangguk paham "Oh gas lah kalo gitu ayok dari pada telat nanti kena hukum" ujar Hana lalu meraih cadarnya diatas nakas dan memakainya

Amira mengerucutkan bibirnya "Haaa lagi males" ucap Amira

Zahra menarik tangan Amira "Ayo Mir, lo mau dim marahin hah" ujar Zahra

"Ala males" ujar Amira

Reyna memutar bola matanya malas "Yaudah kalo eggak mau tinggalin aja" ujar Reyna

Mendengar itu Amira langsung beranjak dari duduknya "Eh enggak-enggak ayok deh aku ikut" ucap Amira sambil senyum- senyum gak jelas.

Tak butuh waktu lama semua santri telah berkumpul didepan masjid "Assalamualaikum wr wb. Saya ingin menyanpaikan pengumuman" ujar ustadz Fathur yang disampingnya ada pak kyai, umi, gus Anam, papa dan bunda

"Waalaikumsalam" ucar para santri dan semuanya

Pandangan semua santri tertuju kepada dua sosok yang tidak pernah mereka temui bahkan juga tidak mengenalnya "Maaf ada acara apa ini tadz?" tanya ustadzah Bela

Umi menghela nafasnya gusar "kamu dengarkan dulu saja, nanti kamu juga bakal tau" ujar umi yang dibalas anggukan oleh ustadzah Bela

Reyna mengeryit bingung dan yang ada dibenaknya saat ini hanyalah dua orang disamping keluarga ndalem itu siapa? "Ada apaan sih ini?" tanya Reyna bingung karena tidak biasanya ada orang luar yang ikut berdiri disamping pak kyai dan keluarga

Annam Al Abbiyan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang