Assalamualaikum
Hay guys
Wellcome to novel pertama saya, huff agak ragu sebenernya mau nulis tapi yah saya masih belajar, maaf ceritanya banyak typo nya tolong tandain ya nanti saya benahi lagiAnti plagiat ini murni karangan saya sendiri yang berdasar sedikit pengalaman saya dan balutan fiksi
Selamat membaca semoga kalian suka, kalau kurang suka tak apa lah kalian baca yang lain aja wkwkwk
And bantu support novel ini
follow like & komen biar authornya semangat nulisnya okey ^_^Terlihat perempuan cantik memakai baju warna putih ala rumahan sedang menuruni tangga dengan senyumnya yang terus mengembang seakan takkan pernah luntur itu "Hallo bunda bunda lagi masak apa?"tanya aisya sambil memeluk bunda"
Wanita parubaya dengan wajah yang masih menawan itu melirik sang putri yang sedang memeluknya "Bunda lagi masak makanan kesukaanmu sayang.Aisya tadi kamu di cariin papa kamu katannya da yang mau di bicarain sama kamu" Jawab bunda sambil motong sayur.
"Emangnya ada apa bunda tumben papa cariin aisya"tanya Aisya heran
Bunda Sintia menghela nafasnya pelan lalu tersenyum memegang tangan sang putri yang masih setia memeluk dirinya "katanya ada hal penting yang pengen di bicarain sama kamu,kamu temuin papa kamu aja gih sekarang" jawab bunda
Aisya melepaskan pelukannya dengan raut wajah yang sedang bertanya-tanya "Oke bun" Aisya pergi meninggalkan bunda yang lagi masak di dapur
Aisya mengedarkan pandangnnya keseluruh ruangan sampai ia menemukan pundak seorang lali-laki yang siapa lagi kalau bukan papanya "Pah, ada apa kata bunda tadi papa yariin aku?" tanya aisya
"Iya tadi papa cari kamu, em kamu setuju gak kalo kamu papa kirim kamu ke pesantren?" tanya papa penuh harapan
Aisya membelalakkan matanya kala mendengar ucapan sang papa "Loh kok kepesantren pah Ais kan maunya ke Belanda pengen kuliah disana, ini kok malah ke pesantren"jawab Aisya kaget dengan pertanyan papa nya
Papa Mahmud menghela nafasnya lelah lalu kembali bicara "Ini demi kebaikan kamu biar kamu bisa belajar banya soal ilmu agama nak tolong kamu terima kepitusan papa ya" papa menatap Aisya penuh harapan
Aisya menatap tak suka ke arah papanya "gak mau pah, aku gak mau kepesantren" tolak Aisya keras
Papa Mahmud menghela nafasnya gusar, kenapa putrinya ini selalu keras kepala "Pokok nya kamu harus mau ke pesantren biar kamu bisa belajar mandiri dan bertanggung jawab" tegas papa
Aisya memasang wajah memelasnya sungguh bukan ini yang dia harapkan "Aku gak mau pah, aku bisa kok pah kalo belajar mandiri tapi jangan kirim Ais ke pesantren pah, Ais mohon" rengek Aisya
KAMU SEDANG MEMBACA
Annam Al Abbiyan (END)
Fiksi RemajaIni kisah seorang Gus muda yang berparas tampan yang bernama Muhammad Annam al Abbiyan yang bersifat cuek, dingin plus kaku yang jatuh hati dengan seorang santri baru, anak dari sahabat abinya. Namanya Raisya Putri al Fareza seorang perempuan yang...