Bab 8. Rival & Galaksi

269 87 1
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca biar nanti gak lupa karena keasyikan baca<3

Sudah ada satu jam lebih Zura masih nyaman dengan posisinya, cowok yang tadi juga masih berada di samping Zura. Sedari tadi mereka bersama, tak ada satupun yang membuka suara.

Zura terlalu fokus memandang kota Bandung dari rofftop sekolah. Dirinya benar-benar tenang ketika melihat kendaraan yang berlalu lalang, sampai Zura lupa bahwa masih ada orang di sampingnya.

"Dari tadi gue perhatiin lo fokus banget lihat jalanan kota? Hm, bagus banget ya?" tanya cowok tersebut berusaha memecahkan keheningan.

"Hm, " dehem Zura singkat.

Mendengar jawaban Zura membuat cowok tersebut canggung sendiri, "Lo Zura, kan?" tanyanya lagi.

"Hm, " lagi dan lagi Zura hanya menjawab dengan deheman saja.

"Gimana kondisi lo? Gue minta maaf ya, gue gak sempat jenguk lo waktu lo masih di rumah sakit, " ucapnya lagi dengan tidak enak hati.

Ucapannya barusan berhasil membuat Zura menatapnya, panggil saja cowok itu Galaksi. Cowok yang kemarin di bicarakan Rival, yang katanya cowok sok cakep, cowok munafik. Kita lihat aja memang benar atau tidak sifat Galaksi seperti itu.

"Gak apa-apa, " jawab Zura seadanya, kemudian kembali fokus menatap jalanan kota Bandung yang terlihat sangat padat.

Galaksi menggaruk kepalanya bingung melihat sifat Zura. "Gak biasanya Zura kayak gini" gumamnya lirih. Karena bingung tak ada topik yang ingin di bicarakan, keduanya kembali hening.

"Zura ternyata lo di sini?" ucapan seseorang dari arah belakang membuat Galaksi dan Zura terkejut, keduanya menatap sang pelaku dengan tajam. "Ngapain lo?" cetusnya sambil menatap Galaksi, siapa lagi kalau bukan Rival, orang yang sedari tadi mencari keberadaan Zura.

"Gak penting juga buat lo!" Zura beralih menatap Galaksi ketika cowok itu copas ucapannya tadi.

"Ra, lo ngapain sama Galaksi?" tanya Rival.

"Gak usah bawel lo!" sinis Zura merasa jengah dengan Rival. Posisi mereka bertiga yaitu, sebelah kanan terdapat Galaksi yang berdiri dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celana, sebelah kiri terdapat Rival yang berdiri dengan satu tangan yang menenteng kantong plastik berisi beberapa makanan. Sedangkan Zura berada di tengah-tengah mereka dengan posisi duduk.

"Ngapain lo deketin Zura?!" Rival menatap Galaksi tidak suka. "Bukannya kemarin sebelum Zura jatuh dari rofftop, lo sempat tolak dia. Terus kenapa sekarang lo malah deketin Zura?" lanjut Rival menatap tajam Galaksi.

Zura yang merasa bingung mendengar ucapan Rival langsung berdiri. "Maksud lo apa?" tanya Zura penasaran.

"Gak apa-apa Ra, lupakan aja, " bukan Rival yang menjawab melainkan Galaksi.

"Gak bisa gitu dong!" sahut Rival kesal.

"Mending lo diam deh, " sewot Galaksi menatap jengah Rival.

"Dasar bitch lo! Sekarang lo malah minta gue untuk diam, kenapa? Takut lo?" Rival tersenyum miring melihat Galaksi mengepalkan kedua tangannya.

Zura memijat pelipisnya pelan, melihat pertengkaran yang terjadi di depannya. "Kalian berdua bisa diam gak?!" gertak Zura marah.

Beby ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang