Bab 10. Insiden Tak Terduga

215 80 4
                                    

•••Happy Reading•••
📖📖📖

Zura masih terus mencari keberadaan kantin, sesekali ia bertanya pada beberapa murid tapi tidak ada yang menjawabnya. "Perasaan waktu gue sekolah dulu indah banget, gue punya banyak teman, tapi sekarang.... satu aja gue nggak punya!" gerutu gadis itu kesal.

Langkahnya terhenti, Zura memicingkan matanya ketika melihat objek yang sangat ia benci. Kakinya kembali melangkah mendekati kerumunan yang terjadi, "Jaman sekarang mainnya keroyokan! Satu-satu dong kalo berani, " Sembur Zura menerobos kerumunan. Semua orang  beralih menatapnya seakan-akan gadis itu seorang penjahat. Gadis itu memutar bola matanya malas, menatap siapa pelakunya. "Lo lagi? Nggak capek apa dari pagi nyari masalah mulu, dasar mak lampir. " cibir gadis itu menatap Laura dengan malas.

"Lo nggak usah ikut campur urusan gue!" sewot Laura menatap tajam Zura.

Bukannya takut gadis itu malah tertawa. "Mata sipit aja sok-sokan natap gue kayak gitu, nggak takut copot tuh mata?" gadis itu tersenyum mengejek. Murid-murid yang melihat perdebatan itu tertawa mendengar ucapan Zura.

"Dari pada lo! Udah jelek, sok cantik lagi!" balas Laura ngegas.

Gadis itu menghentikan tawanya, dirinya berjalan mendekati Laura. "Gue kan emang cantik, " balasnya santai sambil mengibaskan rambutnya sampai mengenai mata Laura.

Plak

Laura yang kesal pun langsung menampar Zura, untuk hari ini sudah kedua kalinya gadis itu menampar Zura. Sedari tadi Zura diam tanpa melakukan perlawanan, tapi untuk sekarang gadis itu tidak bisa membiarkan Laura yang sudah kelewatan. Gadis itu maju selangkah membuat jarak antara dirinya dengan Laura semakin dekat, tanpa menunggu lama lagi gadis itu langsung mendarat satu pukulan di hidung mancung Laura.

Bugh

Laura terhuyung akibat pukulan keras yang Zura berikan, semua orang mendadak menahan napas mereka ketika aksi Zura.

"Anjir Zura keren banget, nggak nyangka gue, "

"Berani banget Zura mukul Laura yang notabenenya anak orang kaya"

"Kasihan bange Laura, liat deh kayaknya sakit banget, "

"Nyari masalah lo, Zura"

"Baru pertama kali ada yang mukul seorang Laura, Queen Bully!"

Zura hanya tersenyum puas. Gadis itu menghiraukan ucapan mereka, dirinya benar-benar tidak habis pikir, ada orang yang berlagak seolah dirinya paling hebat, paling berkuasa, tidak taunya itu hanya tampang doang. "Lemah banget lo, makanya nggak usah sok-sokan, udah menindas tapi malah merasa dirinya yang di tindas, " gadis itu menatap Laura dengan perasaan dongkol.

"Gue laporin lo ke papa, gue pastiin lo bakal keluar dari sekolah ini!" ancam Laura sambil terisak tangis menahan sakit di hidungnya.

Plak

Bukannya kasihan gadis itu malah menampar pipi Laura dengan keras, hingga tubuh Laura terjatuh. Alina yang berstatus sebagai sahabat Laura merasa tidak terima melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu.

Alina berjalan mendekati Zura, gadis itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi yang hendak menampar Zura, namun aksinya terhenti saat mendengar perkataan Zura yang membuat bulu kuduknya berdiri. "Berani lo tampar gue, gue pastiin tangan lo nggak akan utuh!" ancam Zura dengan nada yang begitu dingin.

Melihat tidak ada pergerakan dari sahabatnya, membuat Laura marah, "Kenapa lo diam aja! Pukul Zura! Lo jangan percaya sama ancaman Zura!" teriak Laura.

"L-laura, bukannya gue nggak mau belain lo, tapi gue takut tangan gue kenapa-kenapa. Mending sekarang kita pergi aja, " balas Alina dengan takut.

Laura memaksakan tubuh berdiri, dengan langkah tertatih ia mendekati Zura, Zura yang merasa aneh dengan kelakuan Laura mulai waspada. Tapi kedua mata gadis itu bukan fokus menatap Laura, melainkan menatap orang lain.

Kedua matanya terbelalak ketika melihat orang yang berpakaian serba hitam melemparkan sebuah pisau dengan sangat cepat. Kedua mata Zura mengikuti arah pisau itu, ketika ia rasa bukan dirinya yang menjadi target melainkan Laura. Gadis itu dengan cepat mengubah posisinya, hendak melindungi Laura.

Jleb

Napas semua orang tercekat melihat aksi bodoh yang gadis itu lakukan, semua orang syok melihat kejadian itu. Begitu juga dengan Laura hingga gadis itu tidak bisa berkata apa-apa. Dengan gerakan lemah, Zura masih mencari orang misterius itu yang menghilang sangat cepat. Samar-samar ia mendengar teriakkan murid lainnya, pandangannya mulai memburam,  satu detik kemudian kedua matanya tertutup.

"Zura!" dengan bersamaan Rival dan Galaksi memanggil nama Zura. Kedua cowok itu sangat terkejut melihat kondisi Zura.

Dengan kasar Galaksi menyingkirkan tubuh Laura.

"SIAPA YANG BERANI LUKAIN ZURA, HAH?!" teriak Rival. Cowok sangat marah. Tidak ada yang berani membuka suara, mereka semua diam mematung melihat aksi dua cowok terpopuler di depan mereka.

"Lo nggak usah sentuh Zura!" bentak Galaksi pada Rival. "Biar gue aja!" lanjutnya.

"Emangnya lo siapa? Berani-beraninya lo larang gue!" balas Rival dengan emosi.

"Kalian nggak usah bertengkar! Kalian nggak liat Zura? Dia butuh pertolongan kalian, kalau sampai Zura kenapa-kenapa... " jeda sesaat. "gue nggak akan ampuni kalian, " lanjutnya.

"Lo nggak usah banyak bacot! Zura kayak gini pasti karena lo, kan!" sini Rival. Dengan cepat Rival menggendong tubuh Zura alay brydal style dan membawanya pergi.

"Sialan!" geram Galaksi melihat aksi Rival. Cowok itu menyusul Rival dan Laura yang sudah berjalan lumayan jauh. Semua orang mengikuti Rival yang membopong tubuh Zura.

Tak lama kemudian sebuah mobil datang, Rival langsung meletakkan tubuh Zura di brankar yang di berikan petugas rumah sakit. Petugas rumah sakit memasukkan brankar tersebut ke dalam mobil, Rival juga ikut masuk ke dalam mobil ambulance.

Setelah kepergian mobil tersebut, Laura juga menyusul bersama Galaksi dan Alina. Semua murid masih berkerumun di halam sekolah, mereka mulai membicarakan Laura.






Jangan lupa vote, komen and share link cerita ini❗❗

TBC

Beby ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang