Bab 15. Perubahan Rival

142 66 6
                                    

Happy Reading


Bel masuk kelas sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun dua remaja berbeda gender itu masih berjalan dengan santai di lorong koridor sekolah yang terlihat sudah sepi. Hanya ada beberapa siswa yang berada di luar kelas. Kabar tentang Galaksi dan Zura juga sudah tersebar di SMA Mexolarius. "Istirahat gue jemput, " ujar Galaksi setelah sampai di depan kelasnya. Zura dan Galaksi berbeda kelas, Zura kelas XI IPS³ sedangkan Galaksi XI IPA¹.

Gadis itu tersenyum. "Pake jemput segala, lo kira gue anak kecil, " Zura terkekeh pelan melihat Galaksi yang memanyunkan bibirnya. "Nggak usah manyun kayak gitu! lo mau gue panggilin Laura buat nyium lo?"

"Masa Laura sih! gue maunya lo, " Galaksi tersenyum jail.

Tak...

Zura menjitak kepala Galaksi dengan keras, hingga sang empu mengadu kesakitan. "Sakit, Ra, " adunya kesakitan.

Zura memutar bola matanya malas. "Yaudah san- " ucapan gadis itu terpotong.

"Minggir lo! Kalo pacaran tuh jangan di sini, malu-maluin aja!" ucap Rival dengan sewot, cowok itu mendorong tubuh Zura yang berdiri di tengah-tengah pintu. Zura yang kaget dengan sikap Rival pun langsung tersungkur. Galaksi yang tidak terima dengan tingkah Rival langsung mencengkram kerah baju Rival dengan kuat. "Nggak usah kasar lo sama cewek gue!" marah Galaksi. Tubuh Rival terangkat sedikit akibat ulah Galaksi, selisih tinggi badan mereka berdua hanya berbeda beberapa CM. Rival tersenyum remeh menatap Galaksi. "Gitu aja marah, padahal gue belum apa-apain Zura loh, dia aja yang lemah, di dorong doang langsung jatuh, dasar caper. " balas Rival sambil meludahi wajah Zura, hal tersebut membuat Galaksi naik pitam.

Bughh...

Cowok itu langsung menonjok wajah tampan Rival dengan keras. "JAGA UCAPAN LO!" bentak Galaksi tepat di depan wajah Rival. Zura yang melihat itu langsung melerai keduanya. "Gal, udah, kalian nggak malu bertengkar kayak gini hanya karena masalah sepele?" ucap Zura di sela-sela melerai keduanya. Siswa siswi yang seharusnya belajar malah menonton pertengkaran Rival dan Galaksi yang kelihatannya sangat seru.

"Ra, dia udah kelewatan! Gue nggak terima dia ngeludahi lo gitu aja! Dia harus diberi pelajaran!" jawab Galaksi dengan napas yang memburu.

"Dasar banci, " maki Rival menatap tajam Galaksi.

Bughh...

"BILANG APA LO?! LO BERANI SAMA GUE? BAJINGAN LO!" Galaksi kembali menonjok wajah Rival. Mereka berdua adalah musuh bebuyutan sejak kelas X, maka tidak heran jika mereka bertemu akan terjadi perkelahian. Keduanya tidak akan ada yang mengalah jika mereka sudah berhadapan. Tidak tinggal diam, Rival juga membalas pukulan Galaksi.

Bughh...

Bugh....

Cowok itu memberi dua tonjokkan sekaligus di wajah Galaksi, lebih tepatnya di bagian sudut mata Galaksi. "Lo budeg? gue bilang lo BANCI!" ulangnya sambil menekan kata "banci"

"Kurang ajar lo!" Galaksi kembali memukuli Rival dengan membabi buta, cowok itu tidak memberi celah sedikitpun untuk Rival membalas pukulannya. Ia menonjok sudut bibir Rival yang berhasil meninggalkan bekas memar. "Gue pastiin lo akan kehilangan orang yang lo sayang! Sama seperti gue, gue kehilangan dia gara-gara lo! Lo merebut semuanya dari gue! LO EGOIS!" gertak Rival kemudian membalas pukulan Galaksi. Suasana semakin ricuh, teriakan demi teriakan terus mereka lontarkan ketika melihat idola mereka bertarung hebat.

Zura yang bingung harus melerai bagaimana, akhirnya gadis itu ikut bertengkar, ia menendang perut Galaksi dan Rival dengan keras, sehingga menyebabkan keduanya terhuyung. "Kalo mau bertengkar tuh jangan di sini, nggak malu tuh, " ucap Zura sambil menunjuk kerumunan. "Halah, kayak lo ada rasa malu aja, " cibir Rival dengan menatap Zura tajam.

Mendengar ucapan Rival membuat gadis itu menatapnya. "Lo bilang apa barusan?" tanya Zura dengan ekspresi datar. "Lo nggak punya malu! Kurang jelas?" balas Rival menatap remeh Zura.

Bugh...

Gadis itu memukul rahang Rival dengan keras, sampai cowok itu terbatuk-batuk. "Emangnya lo siapa beraninya lo hina gue kayak gitu?! Seharusnya lo malu, lo itu cowo tapi mulut lo sama persis kayak Laura, sukanya ganggu urusan orang lain!" ujar Zura dengan kesal.

"Lo berani samain gue sama Laura? Berani lo sama gue?" balas Rival dengan nyolot.

"APA?! Lo pikir gue takut sama lo? Iddiihhh.... nggak banget gue takut sama anak kambing kayak lo!" balas Zura sambil berkacak pinggang. Sekarang malah Zura dan Rival yang bertengkar, Galaksi hanya menyimak pertengkaran mereka berdua tanpa ada niat untuk melerainya.

Rival mengepalkan kedua tangannya dengan kuat merasa dirinya dihina oleh Zura. "Kalo lo bukan cewe, habis lo sama gue!" ujar Rival yang membuat gadis itu tertawa. "Emang kenapa kalo gue cewe? Lo ngremehin gue?"

"Halah, paling di tonjok juga langsung nangis, " sembur Rival.

Semua orang terlihat sangat senang melihat Rival dan Zura bertengkar, mereka benar-benar merindukan momen seperti ini, yang belakangan ini jarang mereka lihat.

Dasar manusia-manusia aneh.

"Kalo lo emang berani, buktiin! Jangan ngebacot doang!" kesal Zura.

Laura datang, kali ini ia tidak sendiri beberapa orang ikut bersamanya.

"Mak lampir datang nih, " ledek Zura melihat kedatangan Laura.

Gadis itu berdecak kesal mendengar ucapan Zura yang menyamakan dirinya dengan mak lampir. "Aurel, lo pegang tangan Zura. Buruan!" perintah Laura.

Sedangkan Zura hanya tertawa sambil berdiri dengan santai menunggu apa yang akan dilakukan oleh mak lampir satu ini. "Ayo sini, udah nggak tahan gue!" ucapnya memanas-manasi suasana. Galaksi hanya terkekeh pelan melihat tingkah lucu kekasihnya. "Tapi sebelum mulai berantem gue mau bicara satu hal. " katanya seraya menatap Laura. "La, lo cupu banget sumpah, pake bawa teman-teman lo segala buat lawan gue, sehebat itu ya gue ternyata sampai-sampai lo bawa teman lo buat lawan gue. Nggak berani sendiri kan, lo?" ejek Zura.

"Gue nggak takut sama lo! Lo pikir lo siapa sampai-sampai gue harus takut sama lo?! Lo itu hanya seorang gadis miskin, " ucap Laura dengan sinis.

Zura yang hendak pergi namun berhenti karena ucapan dari Laura. "Mau kemana lo? Mau kabur lo? Takut?" ejek Laura, ia memegang lengan Zura agar tidak pergi.

"Lepasin!" ucap Zura dengan penuh penekanan sambil menatap tajam Laura yang sangat menguji kesabarannya.

"Hahahaha, lo takut kan? Semuanya lihat deh, gadis yang belakangan ini sok berani ternyata dia seorang pengecut! Hahaha, " tawa Laura keras.

Brakk...

Dengan kasar Zura menendang pintu kelasnya hingga pintu tersebut terjatuh dengan miris, "GUE UDAH BILANG JANGAN MENGUJI KESABARAN GUE!" bentak gadis itu. Suasana mendadak hening mendengar bentakan Zura, mereka juga sangat terkejut melihat aksi gadis itu.

Zura tidak ingin kabur dia hanya kebelet pipis, dan ingin pergi ke toilet. Nggak mungkin kah dia takut sama mak lampir.





TBC

Beby ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang