Bab 18. Perihal Aileen

170 64 36
                                    

Happy Reading


Galaksi menggelengkan kepalanya lemah, dia tidak suka Zura menyalahkan dirinya sendiri. "Lo nggak salah, ini juga bukan salah lo" ujar cowok itu.

"Tapi lo kayak ini karena gue, Gal. Andai saja gue nggak ninggalin lo, Rival pasti nggak akan sakiti lo" jelas Zura dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Galaksi yang kesal mendengar ucapan Zura langsung menarik tangan gadis itu. Posisi mereka sekarang sangat dekat, bahkan hidung mereka saling bersentuhan. Zura mencoba berdiri namun cowok itu menahan pinggangnya dengan erat. "G-gal, l-lo lagi s-sakit, " ucap Zura yang sangat gugup melihat wajah tampan Galaksi dengan jarak yang lumayan dekat.

"Terus kenapa kalo gue lagi sakit, hm?" ujar Galaksi dengan suara seraknya. Zura masih berusaha bangkit dari posisinya. "Gal lepasin, gue mau obatin luka lo dulu, " ucap Zura dengan wajah merahnya. Bukannya melepaskan tangannya dari pinggang Zura, cowok itu malah menekan punggung Zura hingga posisi mereka benar-benar bersentuhan. "Gue nggak perlu obat, gue hanya perlu ciuman dari lo. Liat wajah lo aja udah buat luka gue sembuh, " bisik Galaksi tepat di telinga gadis itu. Bulu kuduk Zura merinding mendengar ucapan Galaksi. "Lo gila?" kesal Zura memukul dada Galaksi dengan pelan.

Senyuman miring tercetak di bibir Galaksi. "Gue gila kerena lo. Gue tergila-gila sama lo. " jawab Galaksi dengan suara sensual. Karena kesal dengan ucapan cowok itu yang sangat aneh menurut Zura, gadis itu langsung menyingkirkan tangan kekar Galaksi dengan kasar. "Lo kenapa sih? Lo mau buat gue takut? Maksud lo kayak gini apa?" celoteh gadis itu menatap Galaksi dengan kesal.

Melihat Zura yang kesal membuat Galaksi tertawa pelan. "Gue minta maaf, gue bercanda doang. Salah lo sih di bilangin nggak nurut, gue udah bilang bukan salah lo dan lo nggak boleh nyalahin diri lo sendiri, " jelas Galaksi sambil tertawa pelan melihat raut wajah Zura.

"Ya... tapi nggak usah kayak gitu juga! Lo kayak orang nggak waras, " cibir Zura dengan wajah cemberutnya.

"Jangan ngambek ya Ra, lo kan kesayangannya gue. Gue janji nggak gitu lagi, " ucap Galaksi. Sedangkan yang di ajak berbicara hanya termenung.

"Aileen, " ucap Zura tanpa sadar, mendengar ucapan Galaksi barusan mengingatkan Zura pada sosok lelaki yang sangat istimewa untuknya, Marvian Aileen Lexorine, dialah orangnya. Di hati Zura, Aileen masih menduduki tahta paling tinggi di hatinya. Walau Beby berpindah jiwa, rasa sayangnya untuk Aileen tidak berubah sama sekali, masih sama seperti dulu.

Galaksi menatap wajah Zura dengan datar. "Aileen siapa? Udah dua kali lo nyebut nama itu, dia orang spesial buat lo, yah? Sampai-sampai lo ke ingat dia terus. Jangan bohong Ra, gue nggak suka di bohongi, apalagi di bohongi sama pacar gue sendiri. " ujar Galaksi. Galaksi sangat cemburu melihat Zura yang terus mengingat orang yang bernama Aileen itu.

Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat, dia benar-benar bingung untuk menjawab pertanyaan Galaksi. "Gue udah pernah bilang sama lo, kalo dia itu teman gue. Gue sama Aileen harus terpisah karena dia ikut pindah keluarganya, makanya gue keingat terus sama dia, " alibi Zura.

Nggak mungkin kan kalo dia bilang Aileen itu kekasihnya, yang ada nanti tambah rumit. Cukup dia dan tuhan saja yang tau tentang perpindahan jiwanya.

Galaksi memicingkan matanya dengan sinis. "Nggak bohong kan, lo? Ingat Ra, gue nggak suka di bohongi!" ujar Galaksi dengan datar.

Zura menghembuskan napasnya dengan kesal, "Lo masih nggak percaya sama gue? Lo nggak percaya sama pacar lo sendiri?" celoteh  Zura menatap cowok itu dengan kesal.

Beby ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang