Bab 5

23.5K 2.5K 164
                                    

Vein menghela napas pelan. Tentu ada hal yang dia lewatkan, selalunya tidak ada kesalahan dalam setiap perhitungan yang dia lakukan. Namun, dalam beberapa hari sebelumnya ada yang jelas berbeda dengan suasana di dalam rumah.

Menatap pria kecil yang telah dia pindahkan di atas kursi sofa panjang, Vein mulai mengalihkan pandangannya ke seluruh ruangan. Semua buku berhamburan di lantai. Kertas cetak catatan lama, dokumen kota, dan sejarah negara tergeletak di segala tempat. Perpustakaan rumah miliknya yang selalu tertata rapi kini telah berubah menjadi sebuah sekolah anak.

Vein mengeratkan lipatan tangan di dada, alisnya berdenyut. Kepalanya menatap ke kanan, melihat lagi untuk kesekian kalinya tersangka utama hancurnya perpustakaan rumah.

Sebenarnta semua masih sama, tidak ada yang berbeda dari pria kecil di depannya. Masih dengan wajah yang sama, tubuh yang sama, aroma yang sama. Hanya saja kelakuannya mulai terlihat berbeda.

Vein menyipitkan matanya. Menatap tepat ke arah lengan atas yang tidak tertutup selimut. Ada lebam biru ungu yang tidak sengaja di lihat.

"Memar?" Vein berjalan mendekat.

Alpha itu mencari, melihat bagian lain dengan kemungkinan luka yang sama. Ada! pergelangan kanan tangan pria kecil di depannya memiliki memar sama buruknya dengan yang lain.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Byeon selalu menjaga dirinya. Tidak melakukan hal berat, beberes rumah juga tidak, memasak? Tidak tidak, tidak akan terluka seperti ini ketika memasak, hal lain apa yang dapat membuatnya terluka? Bagaimana bisa dirinya terluka? Apa yang dia lakukan tiga hari ke belakang?

Vein semakin mengerutkan alisnya. Luka memar seperti ini sudah biasa dia lihat di militer setelah terjadi pukulan. Biru ungu kehitaman menjadi warna umum dalam militer karena banyaknya latihan fisik yang anggota lakukan. Tapi memar yang dia lihat di hadapannya jelas sekali bukan dari latihan fisik. Tapi Vein yakin ini sepenuhnya merupakan bekas pukulan.

Vein mengulurkan tangannya mencoba melihat lebih dekat ke arah luka. Baru saja Vein menyentuh permukaan kulit, gerakannya tiba-tiba dihentikan dengan cengkraman pria lain di lehernya.

Vein tersentak sesaat hampir tidak percaya. Matanya melebar dengan rasa kejut. Alpha itu tidak menyadari serangan mendadak di jarak sedekat ini?

"Byeon!" Vein tanpa sadar memanggil omeganya.

Gelar marshal tidak akan didapatkan Vein secara cuma-cuma hanya dengan alasan bahwa dia merupakan bangsawan tinggi di kota kekaisaran. Vein telah melewati ratusan latihan militer berserta tugas lapangan kekaisaran yang hanya dirinya, anggota dengan kemampuan khusus yang dapat menjalankan. Tentu itu semua membuat Vein memiliki lebih dari cukup pengalaman dalam menghadapi berbagai situasi tidak terduga di arena.

Namun, lihat saat ini? Tidak biasanya Vein lengah sehingga omega lemah di depan dapat langsung meraih titik fatal lehernya.

Kecuali jika omega ini anggota bayangan dengan langkah tidak terdengar.

Bukan, tidak ada hantu bahkan anggota bayangan militer yg tidak dapat Vein denggar, ini hanya karena dirinya lengah.

Namun, respon cepat yang dimiliki Byeon untuk sekarang, mungkinkah hampir sama dengannya?

Keduanya beradu pandang. Byeon sudah membuka matanya, melebarkan keduanya ketika sadar siapa pria di hadapannya.

Sebenarnya, beberapa hari di dunia ini mengganggu waktu istirahatnya, Byeon masih belum juga terbiasa. Tidur di tempat yang bukan merupakan kamar miliknya seperti di keluarga utama tentu membuatnya sulit tertidur nyenyak.

"Suami?"

Melepas pelan cengkraman di leher Vein, Byeon mulai mengerjapkan matanya pelan. Melepaskan tangannya dari leher pria lain? Tunggu, sejak kapan dia mencekik pria ini?

[Edit] Heavenly Pregnant Pair [M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang