Mulai

54.5K 2.7K 169
                                    

Byeon pelan bersusah susah payah membuka kelopak mata miliknya yang tertutup, menatap tajam tepat pada wajah asing pria yang mendekap dirinya dalam gendongan.

Hal yang terakhir yang dia ingat adalah teriakan Tuan Kein yang merengkuh erat tubuh Byeon dalam lengan miliknya. Selain itu, mansion penuh darah di sekelilingnya akan selalu teringat dengan jelas di dalam isi kepalanya.

Seseorang menembak tepat di sisi belakang lehernya, memutus nadi menghancurkan satu-satunya jalur pernapasan yang dia miliki. Tidak pernah terlintas dalam pemikirannya betapa fatal luka yang dia terima ketika berusaha melindungi tuan kedua keluarga utama.

Tuan Thean yang mengganti dirinya dengan Nat, tanpa diduga itu menjadi bencana terakhir yang dialami Byeon di dunia ini. Entah mengapa kesialan selalu berada di dalam jangkauan tubuhnya saat menjalankan tugas di dalam keluarga utama.

Tepat sekarang. Tuan Kein selalunya memiliki beberapa kelompok  yang tidak menyukai dirinya. Walaupun jumlah mereka dapat dihitung dalam jari, namun itu masih merupakan sebuah kelompok, hal ini cukup menyulitkan Byeon dalam tugas yang diberikan.

Malam di mana bulan sabit memenuhi langit kota, tembakan peluru tiba-tiba terdengar bergantian dalam satu waktu. Byeon yang selalu sigap tanpa ragu mengarahkan pistol khusus pengawal yang dimilikinya, menggunakan besi hitam itu mengembalikan tanpa berpikir dua kali tembakan yang diberikan. Nahas hal yang Tuhan rencanakan selalu berada di luar rencananya. Tuan Kein dibidik dari sisi lain yang tidak dia duga, Byeon dengan cepat berlari, dirinya tanpa memiliki pilihan lain menjadikan satu-satunya tubuh yang dimiliki sebagai tameng hidup yang digunakan untuk tuan kedua.

Lama sudah dia bersumpah setia untuk keluarga utama. Kini Byeon benar menepati sumpahnya.

Melindungi penerus keluarga utama. Menerima salah satu peluru tembak yang ditujukan pada Kein.

Byeon mati saat itu juga.

Hanya itu yang dia ingat. Lalu siapa pria di hadapannya sekarang?

Apa yang terjadi? kenapa dia tidak mati? Apa dia dibawa tepat waktu ke rumah sakit?

Tidak! Jelas luka di dekat area kepala selalu bersifat fatal. Sudah pasti dia mati.

Byeon perlahan mengangkat tangan kiri meraih sisi belakang leher miliknya. Membuat pria asing di hadapannya tertegun ikut menatap tempat yang dia sentuh.

"Bangun?"

Byeon mengarahkan pandangannya pada wajah pria itu.

Vein meletakkan tubuh di gendongannya ke atas kursi. Menatap marah pria kecil yang telah membuatnya kesal di sepanjang masa pernikahannya.

Pernikahan pertamanya yang diputuskan oleh keluarga mereka telah membuatnya merelakan hubungannya dengan Tan. Vein awalnya berpikir untuk menerima apa yang telah orang tuanya beri sebagai bentuk terima kasih pada mereka yang telah merawat Manuel dan dia hingga saat ini.

Namun, lihat apa yang di dapatkannya, hanya seorang omega yang tidak dapat menggunakan otak, mengandalkan wajah cantik sebagai pemikat pria. Vein benar-benar tidak tahan. Pria di depannya selalu merengek dan mengadu pada orang tuanya macam-macam tentang dirinya yang tidak benar.

Berharap mendapatkan perhatiannya jika dia melakukan semua hal memalukan itu. Vein hanya mendapatkan perasaan jijik dan enggan.

Seperti sekarang, ketika dia menemukannya di dalam kamar mandi separuh tertidur di dalam bathtub mereka. Vein bisa gila. Apa pria ini menginginkan kematian agar Vein dihukum oleh keluarganya karena sebuah nyawa?

Di militer sebagai marshal, Vein bahkan melumuri tangannya dengan darah ratusan penjahat kekaisaran, hanya satu nyawa omega di hadapannya, itu tidak memiliki harga di matanya.

[Edit] Heavenly Pregnant Pair [M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang