Bab 29

26.1K 2.6K 384
                                    

Byeon membuka mata. Kepalanya pusing ketika dia menatap cahaya pagi yang masuk memenuhi ruangan, aroma angin yang berhembus pelan membuat beberapa helai poni panjang bergeser pelan.

"Byeon sudah bangun?"

Vein dengan pakaian rumah sederhana miliknya melangkahkan kaki berjalan masuk.

"Ada yang sakit? Ingin makan sesuatu?"

Byeon menatap pria tinggi itu lama.

Mengingat kembali sat ketika dia menyebut kematian berulang-kali.

Tubuh ini, saat ini tubuh adalah miliknya, namun sepertinya ada situasi tertentu yang menyebabkan hal tidak terduga seperti sebelumnya.

Omega itu menghela napas.

Ini akan buruk jika tubuh yang dia miliki kini memiliki masalah lain.

Vein cemas, apa yang pria kecil itu lamunkan, "Byeon ..."

Byeon kembali menatap Vein, senyum lebar tiba-tiba diperlihatkan.

Alpha didepannya terkejut takut. Apa ada yang salah dengan omeganya?

Byeon tidak memiliki masalah dengan pria besar ini. Tidak ada alasan untuk sedih. Ya, tidak juga untuk Tan itu, Byeon tidak kenal.

Walaupun saat pertama kali dia bertemu dengan Vein, dan pria tinggi bernama Vein itu membentak serta membuat dirinya bekerja di bar dan restoran sepanjang hari. Byeon bukanlah pemilik tubuh asli, tidak bisa menyalahkan alpha itu sepenuhnya.

Selain itu Byeon bekerja karena dia tiba-tiba meminta uang untuk melarikan diri, Vein tidak memberikannya. Jadi dia harus memutar otak.

Tapi, tentang pengumuman pernikahan.

Itu jelas menyulitkan dirinya.

Dengan pelan Byeon mencoba duduk. Vein masih menatapnya di sisi ranjang, tangan besar milik alpha itu dengan ragu ingin membantu, menyentuh dengan hati-hati bagian pundak agar Byeon lebih mudah untuk duduk.

Byeon yang terduduk kini menutup sebelah mata tiba-tiba, kepalanya berdengung, dia pusing. Berapa lama dirinya tertidur?

Tunggu dulu, sesuatu mengganjal ketika dia ingin duduk.

Vein menatap Byeon yang tiba-tiba terdiam, "Ada apa? Ada yang sakit? Bagian mana? Aku panggil dokter."

Byeon tidak mendengar apa yang Vein katakan. Dengan cepat dirinya menyingkap selimut yang menutupi tubuh.

Bulatan ini!

Byeon melebarkan mata. Ke mana perginya perut datar miliknya?

Vein menatap apa yang pria kecil itu lihat. Perut bundar yang tertutup oleh pakaian hangat rumahan. Sudah empat bulan, tentu saja itu membesar.

Perbedaan kehamilan di dunia ini dan dunia nyata sebelumnya jauh diluar pikirannya.

Menelan ludah dengan susah payah. Byeon dengan ragu mencoba menyentuh bagian yang membulat.

"Ada apa? Sesuatu tidak nyaman di sana?" Vein menatap cemas. Byeon berulang kali berkata tidak ingin mempunyai bayi, dia juga berkata bahwa dia tidak menginginkan semua ini? Apa mungkin dirinya kembali berpikiran untuk melakukan percobaan bunuh diri lagi?

"Byeon? Ada apa?"

Astaga! Ini bulat! Byeon dengan cepat beralih menatap Vein yang ternyata juga mengikuti pandang pada tangan di atas perut.

"Aku, benda ini semakin besar." Byeon berbisik malu.

Dengan samar omega itu dapat melihat rona merah di wajah Vein. Benar! Ini adalah perbuatannya!

[Edit] Heavenly Pregnant Pair [M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang