Bab 16

22.9K 2.6K 432
                                    

Masih mengeratkan lengan di leher Vein, Byeon menutup matanya erat, alisnya mengerut. Byeon tidak bisa mengatakan apapun untuk saat ini. Lebih baik tetap diam dan memikirkan jawabannya nanti.

Jika Vein bertanya, apa yang akan dia katakan nanti? Aku adalah pengawal nomor satu di kehidupan sebelumnya? Begitu?

Pria kecil itu tetap menempel erat, tidak akan melonggarkan lengannya walaupun Vein telah mencoba berulang kali melepas paksa.

"Byeon, turun."

Marshal tidak habis pikir, pistol diberikan olehnya ternyata digunakan dengan cara yang benar walaupun dia tahu bahwa mungkin hal itu merupakan kebetulan semata. Namun, bagaimana jika hal itu bukanlah sebuah kebetulan? Dari mana omega ini belajar menggunakan senjata?

Tan menatap jengkel pria yang menempel pada Vein. Bagaimana bisa pria kerdil itu memiliki kemampuan untuk menembak target dengan jarak cukup jauh bahkan saat tubuhnya tidak diam di tempat. Terguncang sedikit saja, sasaran tentu dapat meleset. Dan juga, omega itu menembak tepat di tengah kepala ketiga target ketika dia dibawa lari oleh Vein.

Jelas bukan sebuah keberuntungan untuk dapat menembak tiga titik dengan tepat. Bahkan anggota penembak di militer butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan kemampuan terbaik dalam hal tembak. Siapa pria kerdil ini. Kemampuannya jelas bukan dari seorang amatir.

Tentu bukan hanya Tan yang memikirkan hal itu. Rombongan kecil militer yang berada dalam satu tim juga memiliki pemikiran yang sama. Mereka telah lama berada di militer. Tentu saja kemampuan analisa mereka lebih baik diantara lainnya.

Pengamatan mereka tentu tidak akan salah. Pria kecil yang berada di dalam gendongan marshal seharusnya memiliki setidaknya lebih dari tujuh tahun pengalaman dengan pistol jika terdaftar di militer. Tapi mendembak dengan lurus dan yakin pada tiga titik gerak, lima belas tahun di umur panjang yang dimiliki dunia ini mungkin merupakan waktu yang lebih tepat untuk dikatakan.

Entahlah, namun yang jelas, pria dengan aroma beta ini bukanlah pemula dalam hal senjata. Tidak mudah menembak target dalam jarak cukup jauh. Baik itu target yang diam maupun bergerak. Lalu tepat di tiga tempat yang berbeda, ini juga bukan hanya sebuah kebetulan. Holo terus memikirkan hal ini di dalam kepalanya.

Vein masih mencoba melepaskan Byeon darinya, namun pria kecil itu masih merekat erat pada tubuhnya, "Byeon, turun sebentar."

Vein menyerah, menatap malas omega yang masih menempel padanya. Banyak hal yang ingin pria besar itu tanyakan.

Apa omega ini yang menembak mereka bertiga? Lalu bagaimana bisa pria kecil ini sampai ke area utama ledakan? Dimana mobil miliknya? Bukankah Byeon seharusnya berada di titik aman. Lalu, apa karena terjatuh di jalan jadi banyak debu dan tanah yang menempel di rambut dan pakaiannya?

Vein juga akan melihat sisa isi peluru, apa mungkin jika dugaannya benar bahwa Byeon yang menyebabkan area di sekitar mereka memiliki banyak sisa penjahat dengan luka tembak di kaki?

Vein mendengus pelan. Baru saja dia akan membuka mulut, suara ledakan baru terdengar kembali bersahutan.

"Menunduk! Seseorang berada di sekitar tempat ini!" Crude berteriak, kedua tangannya membidik pistol ke suatu tempat. Benar dugaannya, ada orang lain yang bersembunyi di sektiar tempat mereka berhenti. Namun, Crude salah memilih posisi tembak, penyusup itu ada di sisi lainnya.

Suara tembakan terdengar bersamaan dengan teriakan seseorang. Vein melebarkan matanya. Itu Tan dan satu satu anggota lainnya, seseorang dengan sengaja mengarahkan tembakan pada anggota terlemah ketika mereka lengah.

"Argh!" Tan berteriak kesakitan, dia tertembak tepat di salah satu kakinya.

Dengan sigap Holo mengangkat senjata, menembak mati pria bersenjata yang bersembunyi tepat setelah pria itu melihat keberadaannya. Darah mengucur dari kiri mata, penjahat itu tidak sadarkan diri mati di tempatnya.

[Edit] Heavenly Pregnant Pair [M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang