Bab 28

27.4K 2.9K 454
                                    

Vein menghela napasnya kasar. Ini adalah hari lain di minggu terakhir bulan.

Byeon tidak membuka mata hampir satu bulan penuh lamanya. Dokter khusus militer yang selalu merawat pria kecil ini mengatakan bahwa hal itu terjadi karena dampak terakhir dari cairan yang disuntikan.

Bukan mati otak, dikatakan sebagai koma. Namun, gangguan penurunan pada tubuh yang mendadak tentu bukanlah kabar baik.

"Kapan kau akan bangun?" Vein menghela napas dengan berat.

Menatap Byeon yang tertidur di atas ranjang dengan masker pernapasan yang digunakan membuat dadanya sesak.

Vein tidak terbiasa melihat pria ini terus mengalami hal buruk ketika bersamanya, dia tidak bisa untuk tidak merasa sakit.

Alpha itu telah berniat untuk membuat pria kecil ini bahagia, namun apa yang di dapatnya sekarang? Byeon bahkan tidak membuka mata untuknya.

Vein mengambil cuti lama. Dia telah berada di sekitar Byeon selama masa sulit. Tidak meninggalkannya bahkan untuk makan maupun sekedar mengambil cemilan.

Orang tua Vein yang khawatir jika anak mereka juga jatuh sakit seperti menantu, hanya dapat membawakan makanan yang akhirnya tidak tersentuh banyak. Karena putus asa mereka memaksa alpha itu, mengatakan bahwa Byeon tidak akan bangun dan menemui Vein jika dia kurus dan jelek. Karena inilah alpha itu menangis dan meninggalkan pria kecil itu bersama keluarganya untuk membersihkan diri. Selalu seperti itu setiap harinya.

Namun, ada saat dimana alpha itu tidak bisa meninggalkan pasangan dan bayinya. Vein menolak, dia berkata bahwa Byeon akan meninggalkan dirinya ketika Vein tertidur lama. Pikiran Vein benar-benar kacau dalam sebulan. Vein hanya akan tertidur jika tubuh lelah sepenuhnya. Menunduk terlelap di sisi ranjang.

Mereka akan melihat Vein yang tetap menggenggam tangan kecil dalam tidur sepanjang malam. Tidak ada yang berani mengganggu alpha dalam keadaan terpuruk seperti ini.

Kakek dan nenek Byeon juga tidak akan mengira bahwa marshal akan benar-benar menganggap cucu mereka sedalam ini.

"Nak, beristirahatlah, bukankah kau lelah menjaga cucu kami seperti ini?" nenek Byeon menepuk punggung luas itu pelan, namun hanya dengungan yang terdengar. Mendengus pelan nenek Byeon tiba-tiba mendengar suara pelan.

"Bukankah dia akan meninggalkanku lagi?"

"Apa yang kau katakan, tentu tidak, kau tahu bahwa Byeon menyukaimu, kan?"

"Aku melukainya, aku tidak mencintainya di awal, aku menghancurkan hatinya, aku... Tidak pantas." ada air mata di ujung pandangannya. Alpha itu menangis untuk kesekian kalinya.

Nenek Byeon menarik napas dalam, "Kau tahu, semua orang mendapatkan balasan atas apa yang mereka lakukan, kau juga mendapatkannya, tapi semua orang berhak mendapatkan pengampunan. Tidak peduli apa yang telah kau lakukan, jangan diulangi, tolong buat cucu kami lebih bahagia di masa depan," nenek Byeon mengelus puncak kepala menantunya, semua alpha sama saja, mereka hanya berpura-pura menjadi yang terkuat di segala bidang, namun sebenarnya, mereka lebih menyukai hal-hal sederhana.

...

Pagi ini keluarga yang berada di rumah utama mendapat kabar baik dari Sein. Sebagai dokter dia mengatakan bahwa jika pria kecil di atas ranjang dapat terbangun. Maka dikatakan telah melewati tahap terakhir dari cairan penghancur. Lalu omega itu dikatakan aman. Hal ini juga berlaku pada korban lain dengan kasus sama.

Tapi pertanyaannya, kapan?

Vein belum dapat bernapas lega ketika mendengar bahwa ini adalah ujian tahap terakhir. Itu artinya Byeon masih harus melalui satu masa sulit lagi. Karena dirinya, karena kelalaiannya.

[Edit] Heavenly Pregnant Pair [M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang