Bab 14

23.3K 2.5K 200
                                    

Membuka matanya perlahan, Byeon menyadari bahwa ini adalah rumah milik Vein. Dia bangun tepat di atas ranjang dengan selimut tebal yang membungkus dirinya, jelas sekali bahwa Vein yang membawanya kembali di saat dia tertidur nyenyak.

Menatap ke sekeliling ruangan, Byeon tidak menemukan keberadaan pria besar itu di manapun. Apa Vein pergi bekerja?

Turun dari atas ranjang empuk milik Vein. Byeon berlari menuju perpustakaan rumah yang biasa dia kunjungi sejak awal kedatangannya. Dia berencana untuk menggeledah seluruh laci yang ada, mencari kapsul penghambat miliknya yang sepertinya masih tersisa. Byeon lupa meletakkannya di sebelah mana.

"Aku harus mendapatkan benda itu."

Ya, hari ini dia harus kembali untuk mengambil gaji yang belum dia dapatkan.

Namun, di restoran serta bar, kedua pemilik tempat itu mungkin belum mengetahui bahwa Byeon adalah seorang omega.

Kecuali bar, mungkin saja "Vein telah mengatakan kebenarnnya." tidak bisa dibiarkan, dia tetap harus mengambil gajinya.

Hanya untuk berjaga-jaga, dia harus menemukan kapsul penghambat miliknya. Byeon kembali merogoh semua laci, benda itu seingatnya dia sembunyikan di antara lapisan kertas.

"Ah!" Byeon menemukan bungkusnya. Omega itu membuka satu buah kapsul lalu meletakkannya di telapak tangan. "Benda kecil ini mudah sekali terselip."

Mengalihkan pandangan, Byeon menatap satu butir lagi kapsul tersisa di dalam bungkus. Menyimpannya di dalam saku celana, berjaga-jaga jika saja kapsul ini tidak bekerja dengan baik seperti malam di bar sebelumnya.

Dari yang dia ingat, Vein sepertinya mengetahui keberadaan tubuhnya karena aroma yang bocor mulai tercium.

Sepertinya kapsul ini tidak selalu bekerja selama tiga hari penuh, "Memang hanya sebuah penemuan tidak sempurna."

Saat itu. Benar sekali, Byeon ingat empat hari berlalu setelah kejadian bubur miliknya. Aroma tubuhnya jelas bocor kembali, itu tidak terhambat sepenuhnya, apa aromanya menguat? Benda ini tidak gagal sebelumnya. Namun, di bar aromanya tercium hingga ke penciuman Vein.

Byeon mendengus kesal, "Andai saja aku tidak ditemukan, pasti aku sudah pulang lebih awal saat itu juga. Sial."

Byeon berjalan ke sisi meja. Meraih botol minum miliknya yang selalu dia letakkan di sebelah kanan komputer.

Menelan butir di tangannya. Byeon hampir mati tersedak ketika pintu dibanting terbuka tiba-tiba.

Vein berdiri di ambang pintu menatap marah Byeon yang masih terkejut berdiri di samping jendela besar perpustakaan rumah.

"Muntahkan!"

Apa? Apa Vein melihatnya?

Vein berjalan mendekat. Berdiri tepat di hadapan Byeon yang masih bingung dengan apa yang dia katakan.

"Kapsul itu, muntahkan!"

Dia melihatnya. Tapi sudah Byeon telan sepenuhnya. Lalu bagaimana?

"Itu permen, apa yang kapsul?"

Byeon mengalihkan tatapannya, jelas sekali menghindari tatapan tajam dari Vein. Pria ini menakutkan jika marah.

Tiba-tiba tangan besar meremat dagunya. Membuat wajahnya sepenuhnya berada dalam jarak pandang Vein. "Buka mulut."

Byeon menggeleng pelan, "Kau, apa kau gila?" Byeon sudah menelannya, benda itu sudah separuh perjalanan menuju lambung sekarang.

Vein mengeratkan giginya, marah. Pria kecil ini selalu tidak menuruti perkataannya.

[Edit] Heavenly Pregnant Pair [M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang