03

501 81 0
                                    

Warning
•Alur tidak semuanya mengikuti webtoon-nya,ada beberapa yang kemungkinan dipercepat atau dirubah
•Fiksi
•Kalau kalian suka bisa tekan tombol bintangnya ya atau komen juga gapapa !
Happy reading!

ꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָꮺꮺꮺꮺꮺꮺꮺ

Pagi-paginya Runa kembali diantar oleh Han dengan mobilnya lantaran Runa masih mengantuk karena merasa kurang tidur. Sebenarnya sepanjang di perjalanan Han sudah mencoba untuk membuat Runa tinggal di apartemen saja namun Runa keras kepala dan meminta untuk pergi ke sekolah saja.

Begitu Runa sampai di kelasnya, ia langsung berjalan menuju mejanya. Tidak membalas sapaan teman sekelasnya dan langsung menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya, matanya sudah terpejam, menyembunyikan manik ungu cerahnya.

Hyungseok yang melihatnya hanya terdiam begitupula dengan Jay yang berada di depan tempat duduk Runa, enggan untuk bertanya kepada Runa karena Runa sudah tampak terlelap ke alam mimpinya.

Namun ketenangan itu langsung sirna begitu Zin mengajak Park Hyungseok, si murid pindahan selain Runa untuk berkelahi dengan dirinya. Semua orang yang berada di dalam kelas langsung heboh, bahkan anak-anak kelas lain juga ikut menonton aksi Zin.

Mau tak mau Runa harus membuka matanya kembali, keningnya berkerut kesal dengan semua keramaian yang ada di kelasnya bahkan kepalanya terasa pusing karena mendengar banyak teriakan yang terdengar.

Mata ungu bak permata Amethyst itu bergerak untuk melihat apa yang terjadi, matanya itu menangkap sosok Jay yang sedang menahan tangan Zin.

Runa hanya memutuskan untuk tidak ikut campur ke dalam urusan pertengkaran sepele para lelaki remaja itu, ia memutuskan untuk memijat pelan pelipisnya untuk menghilangkan rasa sakit kepala yang ia rasakan karena kurang tidur dan segala kebisingan yang ada di sekitarnya.

Namun lagi-lagi perhatiannya teralihkan oleh ucapan-ucapan para siswa yang melihat pertarungan antara Zin dan Hyungseok, Runa sendiri tidak begitu kaget saat melihat Hyungseok menang karena ia sendiri tidak tau seberapa hebatnya Zin.

Dan ternyata kericuhan semakin terjadi, ada yang berbisik-bisik dan ada juga yang meneriaki Park Hyungseok, dan kini perempatan siku-siku tercetak dengan jelas di wajah cantik dan imut Runa.

Han yang sedang merokok seraya mengamati dari jauh hanya bisa menggeleng pelan, ada beberapa hal yang harus di ingat tentang Runa.

Yang pertama adalah, jangan pernah membuat Runa kesal.

Gadis itu langsung berdiri dari tempat duduknya dengan kasar membuat kursi yang ia duduki terjatuh, tidak hanya itu ia juga menggerbakkan mejanya dengan sangat keras membuat semua orang menatapnya dengan tatapan bingung.

Tatapan mata Runa yang terlihat sangat dingin dan juga mengintimidasi membuat mereka semua yang berada disana terdiam dan tidak berkutik sedikit pun, Runa melipat kedua tangannya di depan dadanya seraya tersenyum manis.

"Daripada kalian berisik di kelas orang lain, lebih baik kalian pergi dan kembali ke kelas kalian masing-masing." Ujar Runa seraya tetap tersenyum manis namun jangan lupakan aura-aura gelap yang berada dibelakang tubuhnya.

Membuat semua orang, baik yang berkerumun di depan kelasnya ataupun di dalam kelasnys mau tak mau bubar karena merasa takut dengan aura intimidasi yang dikeluarkan oleh Runa sendiri. Runa menghela napasnya pelan, ia menundukkan kepalanya dan melihat mejanya memiliki sedikit retakan akibat pukulannya tadi.

Teman sekelas Runa sendiri hanya terdiam, mereka terlihat takut dan enggan untuk berbicara dengan Runa setelah melihat apa yang baru terjadi barusan.

Runa terkejut saat seseorang mengambil kursinya dan mengembalikannya ke tempat semula, orang itu adalah Park Hyungseok.

guess who i am. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang