09 part 2

280 62 0
                                    

Warning
•Alur tidak semuanya mengikuti webtoon-nya,ada beberapa yang kemungkinan dipercepat atau dirubah
•Fiksi
•Kalau kalian suka bisa tekan tombol bintangnya ya atau komen juga gapapa !
Happy reading!
Dan makasi udah mau bacaa!

ꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָꮺꮺꮺꮺꮺꮺꮺꮺ

Karena ucapan Zin tersebut, mereka bertiga tertawa dengan keras saat mendengarnya sedangkan Zin tengah mengusap pelipisnya yang berdarah dan Runa yang sedang serius memecahkan soal-soal yang menurutnya sulit agar tidak menertawakan Zin.

"Menantang kami bertiga? Berapa sih umur kalian?" Saat ia berkata hal itu, ia menatap Runa dan mengedipkan sebelah matanya membuat sang gadis yang awalnya sibuk memecahkan sebuah soal kimia langsung bergidik ngeri, bukan karena ia ketakutan namun Runa merasa geli dengan tingkah laku pria aneh itu.

apaan?? Dia gak pernah ngeliat perempuan sama sekali atau apa sih?? Eww, konsentrasi ku buyar.

Tiba-tiba pria itu melancarkan tendangannya yang lumayan cepat akan tetapi Zin dapat menghindarinya dengan baik membuat Runa bersiul ketika melihatnya.

Sedangkan pria yang awalnya melayangkan tendangan itu terlihat sangat terkejut ketika Zin berhasil menghindari nya dan kehilangan fokusnya, ia tidak sadar tangan Zin sudah dekat dengan wajahnya dan dengan gerakan cepat Zin langsung menghantam wajah pria tersebut ke dinding yang ada di dekatnya.

jah, ternyata cuma amatiran. Membosankan.’ ucap Runa dalam hati seraya berdecak pelan, baginya melawan orang semacam itu sangatlah membosankan dan tidak ada menarik menariknya.

Ketiga orang yang tersisa itu terkejut saat melihat teman mereka ambruk dalam sekali serangan, sedangkan Zin terlihat sangat kelelahan dari caranya dia berjalan yang tampak sempoyongan itu.

"Sekarang aku."

"Tidak! Biar aku saja." Tolak Zin seraya melirik ke arah Mijin yang berada di sebelah Runa. Runa sendiri tengah menatap pria yang terkapar di tanah itu dan menginjak tangannya seraya tersenyum manis.

Pria yang tangannya di injak oleh Runa langsung berteriak karena merasakan sakit sedangkan Runa langsung melepaskan injakannya pada tangan pria tersebut dan memasang wajah tak berdosa miliknya itu.

"Upss, sorry. Aku tidak melihat ada tangan mu disitu." Ujar Runa sesaat setelah fokus orang-orang mulai kembali pada Zin, Runa langsung menginjak kepala pria itu hingga masuk ke dalam tanah.

"Suruh siapa kau menggangguku saat aku sedang fokus." Ujar Runa dengan nada dinginnya dan berjalan ke arah Hyungseok yang terlihat ketakutan entah karena apa.

Runa menatap Zin yang telah berhasil menumbangkan satu orang lagi, namun tampaknya Zin sudah sangat kelelahan terlihat dengan sangat jelas saat ia kesusahan untuk mengatur napasnya.

"Aku--"

"Tidak! Kau diam disitu, bocah." Ujar Zin membuat Runa tersenyum dengan tangan yang terkepal. Setelah Zin selesai bertarung dan tidak ada Mijin di sekitar mereka, Runa akan pastikan Zin mendapatkan balasan yang setimpal dari ucapannya tadi.

Lagi-lagi Runa menatap perkelahian yang ada dihadapannya itu dengan tatapan bosan, ia juga ingin ikut bertarung bukan hanya menonton seperti ini. Kalau bisa ia juga ingin memanas-manasi mereka agar perkelahian mereka ini lebih terlihat seru.

"Hehe gimana? Aku cepat kan? Kau main tinju juga ya? Aku pernah ikut kompetisi nasional!"

ikut doang, lulus mah kagak.’ batin Runa seraya menguap pelan karena kebosanan, membuat Hyungseok yang berada disebelahnya menatapnya.

guess who i am. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang