09 part 3

262 61 0
                                    

•Alur tidak semuanya mengikuti webtoon-nya,ada beberapa yang kemungkinan dipercepat atau dirubah
•Fiksi
•Kalau kalian suka bisa tekan tombol bintangnya ya atau komen juga gapapa !
Happy reading!
Dan makasi udah mau bacaa!

ꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָꮺꮺꮺꮺꮺꮺꮺꮺ

Runa mengernyitkan keningnya saat Jonggun membawa masuk mobil yang mereka tumpangi ke dalam sebuah gedung yang menjulang dengan tinggi. Runa tidak begitu tau gedung apa yang mereka masuki itu karena ia juga adalah seseorang yang baru di negara ini.

Jonggun memarkirkan mobilnya dengan rapi lalu menatap Runa yang tampak asing dengan semua pemandangan yang ada di sekitarnya.

"Ayo keluar, tidak akan ada hal yang buruk disini. Mungkin."

Runa menaikkan sebelah alisnya saat mendengar kalimat terakhir yang terucap dari bibir Jonggun. Apa maksudnya dengan kata mungkin itu, apa memang akan ada sesuatu yang buruk disini.

Saat Runa ingin membuka pintu mobilnya untuk turun, Jonggun tiba-tiba membukanya terlebih dahulu membuat sang gadis menatapnya kebingungan. Ada apa dengan sikap anehnya itu.

"Kau aneh." Ujar Runa seraya turun dari mobil yang sedari tadi ia tumpangi.

Mata ungu bak amethyst-nya menatap ke sekelilingnya, benar-benar pemandangan yang baru ia lihat bahkan sepertinya tempat ini tidak termasuk dalam dokumen apapun yang diberikan oleh kakak-kakaknya.

Mereka berjalan memasuki gedung yang tampak asing dimata Runa tersebut dengan Jonggun yang memandu jalannya tentunya. Bahkan saat mereka berdua berada di dalam lift, tidak ada yang memulai percakapan di antara mereka, hanya kesunyian yang ada.

"Kau bukan asli negara ini?" Tanya Jonggun secara tiba-tiba membuat Runa menatapnya.

"Ya, aku pindahan dari Amerika."

"Bahasa Korea mu lancar juga."

"Aku belajar, aku sedikit tertarik dengan pelajaran bahasa asing." Tepat saat pintu lift terbuka, Runa dan Jonggun menyingkir dari tengah-tengah lift.

Karena secara tiba-tiba ada sebuah pipa yang menuju ke arah mereka, tepat saat pintu lift terbuka.

Bunyi akibat besi yang terjatuh dengan keras itu menggema di seluruh ruangan, sedangkan Jonggun dan Runa hanya mengabaikannya dan berjalan keluar lift.

Runa dapat melihat wajah kekesalan seseorang yang memiliki surai kuning dan berkacamata, namun kekesalannya utu tergantikan dengan kebingungan saat melihat Runa.

"Jonggun! Kau menculik siapa lagi??"

"Apa maksud dari perkataan mu itu, Junggo? Kapan aku menculik seseorang?" Ujar Jonggun enteng sedangkan Runa hanya memutar bola matanya malas.

Walaupun harus ia akui kalau sepertinya pria bersurai kuning itu terlihat kuat.

"Mau coklat dan susu coklat dong." Ujar Runa secara tiba-tiba saat kedua pria yang ada di depannya sibuk bertengkar.

"Kau siapa? Tiba-tiba masuk dan dengan santainya meminta ini itu." Balas Junggo seraya menodongkan sebuah kayu ke arah Runa.

Runa menyingkirkan kayu yang mengarah ke wajahnya dengan jarinya "barbar sekali, mirip husbu ku."

guess who i am. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang