05

423 70 4
                                    

Warning
•Alur tidak semuanya mengikuti webtoon-nya,ada beberapa yang kemungkinan dipercepat atau dirubah
•Fiksi
•Kalau kalian suka bisa tekan tombol bintangnya ya atau komen juga gapapa !
Happy reading!

ꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָ𓏲ָꮺꮺꮺꮺꮺꮺꮺꮺ

"No-- Runa, apa kau tidak mau belajar untuk ujian?" Tanya Han yang saat ini melihat Runa sedang bermain dengan Run di lantai yang khusus disediakan untuk mereka bermain.

Mereka juga tak jarang menjadi pusat perhatian karena mereka adalah orang-orang penting yang tidak mungkin dapat bertemu secara langsung seperti saat ini, jadi sudah tentu mereka harus melihatnya selagi ada kesempatan.

Orang-orang yang disebut orang teratas di organisasi mereka, terutama gadis yang keberadaannya seperti bayangan itu.

"Pelajarannya sangat mudah, sampai-sampai aku bosan dengan pelajaran itu. Oh Run!! Ambil itu!" Seru Runa sedangkan Run mengikuti perkataan Runa.

Han yang mendengarnya berpikir sejenak, apa tidak apa-apa ia membiarkan Runa bermain daripada belajar. Tapi kalau dipikir-pikir, Runa lebih pintar daripada anak seumurannya dan dirinya yang hanya mengandalkan ototnya.

Tapi ini juga baru pertamakali nya Runa bersekolah secara langsung apalagi di negara orang, dan sekolahnya juga sekolah berandalan. Ini membuatnya khawatir.

Han memijat pelipisnya pelan, mengapa ia berpikir sangat keras seperti seorang ayah yang memikirkan anaknya, padahal dirinya saja tidak mempunyai seorang kekasih.

"Kalau begitu.. kau ingin menduduki peringkat berapa?" Tanya Han membuat Runa yang sedang tertawa karena Run menjilati wajahnya jadi terdiam dan berpikir sejenak.

"Dua atau tiga? Aku memang tidak suka mencolok tapi jika aku tidak memperoleh peringkat lima besar maka aku akan terlihat seperti mencoreng nama baik guru-guru ku. Sebentar Run, aku sedang berbicara."

Han mengerutkan alisnya "sepertinya kau sangat percaya diri sekali ya."

"Sudah ku bilang itu mudah, aku kan orang yang rajin tidak seperti seseorang yang dulu selalu bolos sekolah." Ujar Runa seraya terkekeh membuat Han menghela napasnya, orang yang Runa maksud tentu saja adalah dirinya.

Padahal kakak-kakaknya juga sering bolos seperti dirinya, tapi entah mengapa mereka sedikit pintar dibandingkan dirinya, apa hal itu karena gen mereka.

"Baiklah, lakukan saja sesukamu aku tidak peduli."

"Siap si paling gak peduli."

"Runa... Tolong jangan memancing ya." Ucap Han lirih seraya tersenyum kesal.

••••••

Runa mendecih pelan seraya berkeliling keliling tak tentu arah, tiba-tiba saja para kakaknya menelpon dan menyuruh Han untuk membereskan sesuatu, padahal ia ingin ikut untuk melepaskan penatnya dan karena ia sudah lama tidak turun ke lapangan juga.

Tapi ia malah dilarang oleh kakak-kakaknya itu dengan dalih bahwa dirinya sedang bersekolah dan harus meminimalisir turun ke lapangan, apa-apaan alasan itu.

Di tambah lagi ia harus berkeliling di temani dengan beberapa pengawal yang berdandan seperti orang biasa pada umumnya dan menyebar ke segala arah untuk melindunginya, mengesalkan saja.

"Hm? Vasco dan Hyungseok?? Kenapa akhir-akhir ini aku sering bertemu dengan teman sekolah ku?" Gumam Runa saat melihat Vasco dan Hyungseok sedang berkelahi, tidak lebih tepatnya Vasco yang menyerang Hyungseok sedangkan Hyungseok menghindari serangan Vasco.

guess who i am. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang