001

2.9K 258 2
                                    

Enjoy guys!
Kritik dan saran dari kalian bakal aku hargai dan butuhin banget buat berjalannya cerita ini, jadi jangan ragu buat komen + vote ya! Hehe

-------------------------------------

"Hiks... Hiks... rasanya aku belum rela kak, dan hari ini hiks, aku harus menikah dengan Mas Rio, aku ngerasa bersalah ke kakak.. Hiks,"

Seorang gadis cantik yang masih mengenakan gaun pengantin lengkap dengan riasan sederhana itu duduk di tepi ranjang hotel memeluk Gawai pintar yang menampilkan foto mendiang kakak perempuannya sembari menangis.

Semuanya terasa tiba-tiba.

Dan hari ini, tepat setelah 15 hari kepergian Sasa pasca melahirkan putranya, sesuai permintaannya waktu itu—

..."Aku mohon Haura, kalau aku ga bisa bertahan, tolong gantikan peran kakak untuk anak dan suami kakak, ya?,"

"Aku ngga mau! Kak Sasa ngomong apa sih?!? Ngga ada yang bakal pergi!. Semuanya bakal baik-baik aja kak."

"Aku percaya sama kamu dek, ini berat untuk kakak, untuk kamu, dan untuk Mas Rio, tapi aku ngerasa sepertinya aku ga bisa terus sama-sama bareng kalian, hiks.. hiks.."

"No! It just you're nightmare, kak! Itu cuma bunga tidur!!, semuanya bakal baik-baik aja!" Tangan Haura digenggam lembut dari lawan bicaranya, mencoba memohon tanpa kata.

"hiks.. Haura..." punggung wanita yang lebih tua bergetar hebat dengan alunan tangis putus asa membuat sang adik mati-matian untuk menahan tangis dan amarahnya yang memuncak.

Mereka berdua sedang berada di kamar sang adik, duduk di tepi ranjang dengan posisi berhadapan menyamping.

Sudah tiga hari terakhir ini, kakaknya selalu meminta hal yang tak berdasar hanya karena firasat mimpinya. Tanggal melahirkan hanya menghitung minggu, dan kakaknya ini selalu berbicara melantur menurutnya.

"Kakak juga udah bicarain ini ke Mas Rio, begitupun ke Mama. Hiks.. Hiks.. Kakak mohon Haura.."

Menyeka lelehan air mata di pipinya dengan kasar, lantas mengarahkan kedua tangannya untuk meremat  kedua lengan atas sang adik bertujuan agar permohonan kesekian kalinya didengarkan. "Kakak janji! Ini yang terakhir yang aku minta dari kamu, ya?"

Melihat kilat mata putus asa sekaligus memohon dengan sangat dari sang kakak, membuat hati Haura tak tega.

Tapi permintaan kakaknya kali ini benar-benar berat untuk ia kabulkan.

Menikah dengan kakak iparnya sendiri?!?
Hell big no! Tak pernah ada dalam benaknya selama ini.

Meneguk ludahnya kasar sembari memejamkan mata, Haura bimbang antara mengiayakan atau tetap menolak.

"Please.. Promise me Haura.."

Menahan segala sesak di dadanya, Haura mencoba menarik napasnya sedalam mungkin, kemudian menghembuskan nya lirih

Matanya terbuka dan sesaat netra merah berkaca itu langsung disuguhkan uluran jari kelingking dari kakaknya.

'oh god..'

The Second || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang