006

2.7K 278 29
                                        









Sebelumnya, aku mau minta maaf sekali lagi untuk segala kurang yang belum bisa ku perbaiki di cerita ini ya man-teman.

Harap-harap maklum karena aku masih amatiran :(((

Dan banyakk terimakasih buat kalian yang udah setia Vote, komen + baca!

Aku tuh seneng banget lihat-lihat notifnya,


Oh iya, nggak nyangka nih udah tembus 2k readers, yah walaupun Vote nya masih belum tembus setengah dari persennya,

It's okay, karena aku pun sadar kalau cerita ini belum bisa dikatakan bagus

🙁


Yaudah lah nggakpapa, ngga ada salahnya aku berani nyoba buat eksplor kan? Kita seru-seruan bareng pasutri abu-abu + bocil yang disini










Typooo



        "Barang-barang keperluan Nio udah kamu siapin belum??"

"Udah, habis ini kalau dia bangun mau langsung aku mandiin,"


Haura yang sibuk berkutat dengan masakannya sesekali menoleh ke sang suami yang ia lihat sedang menuang air ke dalam gelas untuk di minum

"Kamu juga siap-siap mas, kalau sarapannya udah jadi aku panggil."

Selesai meneguk air dalam gelasnya sampai tandas setengah, Pria itu mengangguk patuh lalu melanjutkan acara minumnya

"Selama empat hari di sana, kamu berprilaku wajar kayak biasanya, nggak usah pencitraan cari muka,"

"Apalagi sok narik simpatik ke deretan keluarga saya"

Pria itu kemudian langsung melengos naik tangga menuju kamarnya


Meninggalkan Haura yang hanya bisa diam menarik napas

Ia tak tersinggung kok, sudah biasa menerima lisan kasar pria yang di duga suaminya itu

Pagi itu dalam kediaman Mario tampak sudah sibuk di minggu pagi tak seperti weekend biasanya

Karena mereka bertiga; Mario, Haura, dan Nio akan pergi ke luar kota guna menghadiri undangan resmi acara peresmian Villa teman Mario, serta berturut hadir di acara pernikahan adik sepupu laki-laki Mario

Hanya empat hari menetap setelahnya kembali pulang, karena pekerjaan Mario dan Haura tak bisa di biarkan terbengkalai lama

Dan pagi itu, mungkin sekitar jam 10 nanti mereka baru akan berangkat




"Nah, udah selesai. Mandiin Nio dulu baru aku siap-siap deh"

Gadis itu bermonolog sendiri setelah selesai menata menyajikan berbagai masakan yang sudah ia masak

Hanya makanan khas rumahan sederhana

"Nio mau susu lagi nggak, ya?"

"Aku bikinin lagi aja deh, kasian tadi cuma minum sedikit"

Masih dalam monolognya, Haura beranjak  membuatkan susu hangat untuk si kecil

Dapat ia lihat, jam dinding besar hiasan ruang tamu di sebelah tangga menuju kamarnya baru menunjuk pukul 8

Masih banyak waktu untuk bersiap,





Gadis itu membuka pintu kamarnya dan langsung mendapati pemandangan bayi laki-laki tertidur pulas diatas ranjangnya

The Second || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang