The Second || Markhyuck

005

Update lagiiiii

Siapa nungguuuu????

Typooo

       "Mas,"

"Hm??"

"Mau makan apa malem ini?"

Mario mengalihkan atensinya dari laptop yang sedang ia ketik di pangkuan untuk memandang sekilas istrinya.

"Terserah aja, tapi jangan yang terlalu berminyak"

Gadis itu mengangguk, saat ia hendak berlalu ke dapur, suara Mario menahan langkahnya

"Nio udah tidur ya?, bisa nggak saya minta malam ini dia tidur sama saya??"

Mereka saling bertatap, Haura tanpa pikir panjang pun mengangguk kan kepala menyetujui

Selama ini memang, Nio selalu tidur dengannya

Toh, Mario itu Papanya Nio.

"Iya,"

*****

       Di lain huni, sepasang suami istri yang sudah berumur itu sedang bersantai malam di atas ranjangnya,

Mereka nyaman berpelukan sambil bercerita tentang hari yang sudah di jalani,

"Aku ngerasa ga tega sama Haura Pah, biar gimana pun, dia itu anak baik dan masih terlalu muda buat ngemban tugas ngasuh anak, ngasuh suami."

"Apalagi ku lihat, Mario nggak memperlakukan istrinya dengan baik,"

Ferdy hanya bisa diam menyimak seksama sembari mengelus lengan istrinya.

"Aku nggak tau gimana hari-hari yang di jalani Haura setelah jadi ibu dan istri tanpa persiapan mental apa-apa, dia pasti tertekan, aku nggak tega,"

Terdengar suara Tia yang mulai bergetar menceritakan menantu dan anaknya, membuat Ferdy semakin mengeratkan pelukannya

"Sttt, Papah rasa itu wajar Ma, mereka cuma perlu waktu dan adaptasi"

"Rio kayak gitu karena masih larut dalam dukanya, biar gimana pun, dia sama mendiang Sasa saling mencintai lama,"

"pastilah sulit buat Mario nerima orang baru, apalagi hubungan dia sama Haura sebelumnya ga dekat,"

Tia meredam wajahnya dalam bidang dada sang suami, mencoba tenang menghalau berbagai pikiran buruknya

"Kita sering-sering aja berkunjung ke rumah mereka, Mamah bisa temenin Haura buat asuh Nio, ngajak jalan-jalan, kasi perhatian dan arahan, ya?"

Ferdy tetap setia mengelus punggung dan rambut halus istrinya, hati sang istri itu terlalu mudah tersentuh, ia mudah terbawa suasana dan menangis, tipikal wanita penyayang berhati lembut.

"Udah, ya?"
"Kita tidur malem ini,"

Tia mengangguk dan semakin menyamakan posisi dalam pelukan hangat sang suami