019

1.5K 148 44
                                        


Assalamualaikum,



Hai...?














Kalau voment nya banyak.. Kayanya aku mau deh lanjut lagi....

Kalau...





-

Pukul 11.15 di kediaman Mario


"Mumumumu! Hap! Mumuumu! Udah mandi... Udah mam.. Udah pup!"

"Aawawa!"

Ruang keluarga itu ramai di isi suara tawa riang dari sepasang ibu serta bayinya.

"Adek habis ini tidur yah? Bentar banget kamu tadi tidurnya nak, takut ganti shift sore bunda,"


Ting nong!


"Eh, denger ga dek? Ada yang datang ya?"


Haura melangkahkan kakinya ke sumber suara bel berasal sembari menggendong Nio yang tertawa-tertawa riang akibat di jahili sang bunda.

Ting nong!

"Iya tunggu!"

Tapi sebelum wanita itu membuka pintu terlebih dahulu ia menilik monitor kecil dimana Haura bisa melihat siapa yang datang, berjaga-jaga terhadap kejahatan(?) tidak ada salahnya.


Dahi wanita itu mengernyit samar, seorang kurir jasa pengantar makanan?

Perasaan aku ngga ada pesan deh, batinnya heran.


/cklek

"Permisi kak, betul ini alamat atas nama Haura Kaluna? Ada pesanan kak,"

Masih dengan raut bingungnya, Haura melirik bingkisan dalam genggaman kurir tersebut.

Sekotak donat dari merk terkenal, dan ntah apa untuk dua kotak dibawahnya.


"Betul ini alamat saya, tapi maaf saya nggak ada pesan kak, atas nama siapa ya pengirimnya?"

"Bapak Mario, silahkan diterima kak,"

Mata Haura sontak mengedip-ngedip kebingungan, kapan ia meminta sesuatu pada suaminya itu?

Atau apakah lelaki itu akan mengundang temannya untuk datang kerumah?

Tidak biasanya.

"Saya permisi kak,"

Haura mengangguk tidak lupa mengucapkan terimakasih, setelahnya gadis itu berjalan ke dapur sembari tangan kanannya masih menggendong Nio, sementara tangan kirinya terdapat bingkisan makanan tadi.


"Kok Papa kamu tumben ya dek, ngga ada chat juga,"

Tidak langsung membukanya, Haura memilih berlalu naik ke kamar si bayi yang sudah mulai merengek menagih susu.


Kegiatan rutin, dan memang perlu di jadwalkan sebab bayi yang belum genap satu tahun itu tidak bisa ber lama-lama dijauhkan susunya.

Maka tidak heran tubuhnya sangat gembul, untungnya, Haura bisa mengukur pola asupan Nio agar tidak menjadi sesuatu yang berlebihan.

Setelah membuatkan susu yang mana langsung di pegang sendiri oleh Nio, Haura sigap membenarkan guling bayi iti di kanan kiri sisi tubuhnya.

Tujuannya agar Nio tidak kemana-mana, serta nyaman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Second || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang