Typo
"Haura,"
Mario dengan sabar menepuk pelan lengan istrinya yang tertidur di samping kemudi
"Haura.."
"Eunghh"
Wanita itu terlihat baru terusik atas suara dan tepukan pelan pada lengannya
"Bangun, kita udah sampai"
Mengerjap pelan, Haura berusaha mengumpulkan segenap kesadarannya
Perjalanan yang memakan durasi kurang lebih 5 jam itu membuat Haura bosan dan tak sadar memejamkan mata
Nio pun ikut tertidur setelah dipindah ke baby seat car di kursi belakang
"Ini rumah Om Ferri, mas?"
Haura bertanya saat netranya menangkap bentuk rumah besar ber cat Putih tulang itu
"Hm.."
Mario di sampingnya masih dalam posisi sembari memainkan gawai
Ia peka untuk menunggu sebentar Haura yang baru bangun serta Nio yang kiranya masih nyaman tertidur
"Kita bakal nginep di sini sampai pulang??"
"Iya, kenapa?"
Haura hanya menggeleng
Sebenarnya, ada sedikit rasa takut dalam hatinya
Di dalam rumah itu pasti semua anggota keluarga Mario hadir
Haura hanya takut jikalau kehadirannya kurang disukai secara ia menyandang status Istri Mario sebatas sebagai pengganti
Dan pun, ia hanya kenal setengah dari anggota keluarga besar suaminya
Menyadari keterdiaman Haura, Mario mengangkat kepalanya guna menaruh atensi pada gadis itu
"Kenapa??,"
"Takut??" duganya remeh
"Kamu kan bisa pencitraan supaya punya kesan bagus dimata mereka" Ujar Mario dengan tangan yg tetap mainkan gawai
Yeee... lain disini lain yang sebelumnya, - batin Haura teringat perkataan pria itu pagi tadi
Memilih tetap diam, Haura menolehkan badannya mengahadap kebelakang untuk melihat Nio
Bayi itu telah membuka mata rupanya
"Eh anak pinter Bunda bangun-bangun ngga ada rewelnya nih, suka ya jalan-jalan???"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second || Markhyuck
FanficHaura Kaluna, harus rela di nikahi Aditama Mario Arsen, yang sebelumnya adalah kakak iparnya sendiri untuk melaksanakan wasiat terakhir kakak perempuannya, Salsabila Areum. Lantas, apa pernikahan tanpa dasar cinta itu akan berjalan harmonis? Atau m...