Nara melihat seokjin yang tidur menghadap ke arah nya dengan lekat, perlahan jarinya bergerak mengusap lembut wajah seokjin, air matanya tiba tiba saja mengalir saat dia membayangkan hidup nya tanpa seokjin.
"Ya tuhan, tolong izinkan aku pergi bersamanya saat dia pergi nanti"
Batin nara dan menangis tanpa suara.
"Bu, jangan menangis" igau seokjin, membuat nara langsung menghapus air mata nya.
"Ndee, ibu tidak akan menangis sayang" kata nara, kemudian beranjak dari tidur nya saat mendengar suara namgil dan taehyung.
"Mereka sudah pulang"
Nara turun dari ranjang dengan hati hati, kemudian pergi untuk menemui mereka.
.
.
.
."Kalian sudah pulang, mau ku buatkan sesuatu?" tawar nara sambil melihat taehyung dan namgil.
"Tidak usah bu, aku langsung ke kamar saja" tolak tahyung dan melangkah untuk pergi.
"Tae, kau tidak mau menemani hyung mu di kamar?" tanya nara, membuat taehyung menghentikan langkah nya.
"Memangnya sedang apa jin hyung?" tanya taehyung tanpa merubah posisinya.
"Tadi dia menunggu mu dan sekarang sedang tidur" jawab nara dan taehyung mengangguk mendengar nya.
"Biarkan saja dia tidur, aku tidak mau mengganggu nya" kata taehyung dan pergi setelahnya.
"Jung, boleh buat kan aku kopi?" tanya namgil dan nara mengangguk.
"Akan ku buatkan"
Nara pergi ke dapur untuk membuat kopi, sedangkan namgil duduk di ruang tengah untuk istirahat. Tak lama namgil duduk nara datang sambil membawa secangkir kopi.
"Ini kopi nya" nara meletakan cangkir berisi kopi di atas meja.
"Terimakasih" namgil mengambil kopi nya untuk dia minum.
"Ndee" sahut nara dan duduk setelahnya.
Setelah minum, namgil meletakkan kopi nya di atas meja.
"Jung, apa kau benar benar tidak mampu menyekolahkan seokjin?" namgil melihat nara sambil menyilangkan kaki nya.
"Eoh, aku tidak punya uang lagi untuk membiayai nya" kekeh nara setelah mengatakan nya.
"Apa kau tidak memikirkan masa depan nya? Dia masih muda dan juga pintar, sayang kalau tidak sekolah" - namgil.
"Aku tau, tapi seokjin memang tidak bisa berfikir keras atau kelelahan" - nara
"Apa dia selemah itu? Ah...sepertinya kau terlalu memanjakan nya" namgil melihat nara dengan iba.
"Hidup mu sudah susah, kalau kau terus memanjakan nya bagaimana kehidupan kalian akan berubah? Apa kau suka melihat seokjin jadi pengangguran" lanjut namgil dan nara hanya tersenyum getir.
"Tidak masalah seokjin pengangguran, asal dia terus hidup bersama ku. Aku tidak akan mengeluh bagaimanapun kondisi ku"
Nara tertawa untuk menghibur dirinya sendiri, tangan nya meremat lutut nya untuk menguatkan diri agar tidak menangis.
"Tck kau benar benar menyedihkan, terlalu memanjakan anak sampai dia tidak punya masadepan " namgil menghela nafas sambil menggeleng melihat nara yang hanya tersenyum getir.
"Sudahlah tidak usah di bahas lagi, masa depan seokjin itu urusan ku" jawab nara.
"Kalau tidak keberatan temani seokjin tidur malam ini, sepertinya dia rindu tidur bersama mu" lanjut nara, kemudian beranjak dari duduk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST WISH ✅
FanfictionMemiliki waktu hidup yang tak lama lagi, membuat seokjin yang lemah ingin berkumpul kembali dengan keluarganya yang telah lama pisah, keinginan nya sederhana tapi tak semudah itu dia mendapatkan nya.