13

899 123 38
                                    

Jam lima pagi, nara masih sibuk mengompres seokjin yang demam nya belum turun juga, wajah seokjin pucat, bibir nya merah tapi terlihat kering, sesekali seokjin muntah walaupun hanya air.

Sementara nara, dia ngantuk, lelah dan kepalanya terasa pusing, tapi dia tetap terjaga untuk mengompres seokjin.

"Ayah ~ ayah ~ "

Hanya kata ayah yang selalu seokjin ucapkan dalam igau nya, membuat nara menangis dan kesal memdengar nya.

"Berhentilah memanggil nya jin! Tidak ada yang menyayangi mu selain ibu, tidak ada yang perduli dengan mu selain ibu, hanya ibu yang selalu ada untuk mu, bukan ayah mu atau adik mu jin"

"Berhentilah memanggil ayah mu yang tidak perduli dengan mu"

Nara menangis dengan isakan yang terdengar jelas.

"Ayah ~ Sakit ~ ayah ~ hiks ~ sakit"

Seokjin mengigau di sela rintihan dalam tidur nya, membuat nara yang mendengar hanya menangis.

"Tunggu di sini, ibu cari bantuan dulu"

Nara keluar buru buru dan pergi dari rumah untuk mencari bantuan, tanpa alas kaki nara berlari menuju rumah dokter yang jaraknya lumayan jauh dari Rumah nya.

Bruk

Nara jatuh karena menyandung batu kecil di depan Nya, tapi dengan cepat dia bangun dan tidak memperdulikan rasa sakit pada lutut nya.

Nara terus lari dan berhenti di rumah seorang dokter dari kota yang sedang bertugas di desa. Dia langsung membersihkan tangan dan menghapus air mata nya sebelum mengetuk pintu.

Tok! tok! Tok!

Nara mengetuk pintu dengan isakan yang masih terdengar.

Ceklek

Suara pintu yang di buka dari dalam, membuat nara sedikit mundur.

"Maaf, anda siapa?" tanya dokter kang yang baru saja keluar.

"Dokter, saya datang tidak membawa uang sama sekali. Saya datang juga bukan untuk mengemis, saya datang ingin meminta bantuan mu dokter" nara berusaha tenang saat mengatakan nya.

"Ada apa? Apa anda sakit?" tanya dokter kang.

"Bukan saya, tapi anak saya dokter. Anak saya sakit di rumah, saya tidak tau harus minta bantuan siapa, selain ke sini" jawab nara dan dr. Kang mengangguk mendengar nya.

"Apa keluhan nya?" tanya dokter.

"Dia demam, muntah, merintih dan mengigau" jawab nara dengan isakan yang masih terdengar.

"Ada riyawat penyakit?" - dr. Kang

Nara menangis sebelum menjawab pertanyaan dokter.

"Kanker, anak ku sakit kanker stadium akhir" jawab nara sambil menangis.

"Tunggu sebentar"

Dokter kang masuk ke dalam rumah,    tak lama dia keluar dengan membawa tas berisi alat medis dan tabung oksigen kecil.

"Apa rumah nya jauh?" tanya dr. Kang

"20 menit dari sini" jawab nara sambil menghapus air matanya.

"Jalan nya susah?" - dokter kang.

"Tidak"- nara

"Kita naik mobil saja" kata dr. Kang dan nara mengangguk setuju, kemudian mereka pergi menggunakan mobil seperti kata dr. Kang.
.
.
.
.

"Ya tuhan"

Dokter yang melihat kondisi seokjin langsung buru buru memasang masker oksigen, setelahnya dia membuka baju seokjin untuk mengecek detak jantung nya dengan stetoskop.

LAST WISH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang