12

915 124 19
                                    

Seokjin dan nara yang baru sampai langsung istirahat, semua barang mereka letakan begitu saja dan mereka masuk kamar masing masing karena lelah dan juga ngantuk.

Seokjin berbaring sambil memegangi kepala nya yang terasa sakit. bukan hanya kepala, tapi seluruh tubuh nya terasa sakit.

Obat? Seharusnya dia memilikinya, tapi bodoh nya dia melupakan obat nya dan tertinggal di rumah namgil.

Rasa sakit, lelah, ngilu seokjin rasakan bersamaan. Dia ingin menangis, tapi dia harus kuat agar tidak membuat ibu nya yang kurang sehat khawatir pada nya.

Tangan seokjin yang tadinya meremat kepalanya perlahan meremat perut nya, rasa begah, perih, nyeri dan mual mulai dia rasakan.

Di bagian perut atas terasa kaku dan sedikit keras, membuat seokjin ingin mati karena sulit untuk nya bernafas.

"Sakit, rasanya sakit, lelah, aku lelah, ini sangat sakit"

Seokjin terus menekan perut nya yang semakin tidak karuan rasanya.
.
.
.
.
.

Nara yang lapar pergi ke dapur untuk memasak sesuatu. Sampainya di dapur, nara hanya duduk karena tidak ada beras untuk membuatkan bubur seokjin, selain itu hanya ada satu ubi yang tersisa.

Sambil menangis, nara merebus ubi yang hanya tinggal satu. Dia benar benar tidak memiliki uang lagi sekarang.

"Ya tuhan, kenapa kau berikan ujian yang begitu berat pada ku? Kau ambil kesehatan anak ku, kau juga ambil semua harta yang ku miliki"

Untuk pertama kalinya, nara mengeluh tentang keadaan nya.

"Bu"

Panggilan seokjin langsung membuat nara menghapus air matanya, kemudian dia berbalik dan mendekati seokjin yang duduk di lantai.

"Ada apa?" tanya nara setelah duduk di depan seokjin.

"Apa ibu masih punya uang?" tanya seokjin dan nara hanya menggeleng sebagai jawaban dan tidak mengatakan apapun lagi.

"Apa obat herbal masih ada?" tanya seokjin lagi dan nara hanya menggeleng dengan mata berkaca kaca.

"Obat ku habis bu" - seokjin

"Ibu tidak punya uang, ibu tidak punya uang lagi untuk membeli obat mu" nara merapatkan bibir nya menahan tangis.

"Kepala ku sakit bu, badan ku juga ~ "- seokjin.

"Ibu Tau, Tapi Ibu Tidak Punya Uang Untuk Membeli Obat Mu. Kenapa Kau Selalu Saja Mengeluh Jin, Bisakah Kau Tidak Mengeluh Sekali Saja?

"Jangankan untuk membeli obat mu yang mahal, untuk beli beras saja ibu tidak punya.

"JADI BERHENTILAH MENGELUH! IBU PUSING - IBU PUSING MENDENGAR NYA, IBU PUSING MEMIKIRKAN SEMUANYA.

"IBU PUSING JIN - IBU PUSING"

Nara menangis dengan keras, sepertinya semua beban yang di simpan sendiri sekarang keluar dengan tangisan.

Seokjin menarik nafas panjang, kemudian mengusap bahu nara dengan lembut.

"Maaf bu, aku sudah membuat ibu menangis. Aku tidak akan mengeluh lagi, kalau begitu aku ke kamar dulu ya bu"

Seokjin beranjak dari duduk nya dan pergi ke kamar nya dengan sedikit menyeret kaki nya, sementara nara masih menangis dan tidak menjawab ucapan seokjin.
.
.
.
.

Di kamar.

Seokjin berbaring dengan posisi meringkuk, tangan nya meremat sprei untuk menahan rasa sakit yang menyerang tubuh nya.

LAST WISH ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang