3. Amelia yang aneh

99 12 0
                                    

Akhirnya setelah sekitar 30 menit dari sekolah, mereka pun sampai di sebuah toko buku yang cukup besar bernama "Harmony Book".
Begitu masuk Jaemin langsung kehilangan jejak Lia, karena gadis mungil itu sudah berlari kesana kemari mengelilingi rak-rak buku yang tinggi nya jauh melebihi tinggi gadis itu sendiri. Baru kali ini Jaemin pergi dengan gadis selincah ini karena mantan nya yaitu Lisa adalah sosok gadis yang mungkin bisa dibilang anggun dan sedikit gengsian seperti dirinya.

Sudah 20 menit berlalu tapi Lia masih belum juga menemukan buku yang dia incar sampai akhirnya ia menemukan nya tapi buku itu ternyata ada di rak yang sangat tinggi alias ia tak bisa menjangkaunya, ketika ia mencoba keras mengambil buku itu dengan melompat tubuhnya ditarik kebelakang olek seseorang dan orang itu adalah Jaemin.

"Kalau gak bisa bilang, jangan diem aja. " Ucap Jaemin yang kini telah berhasil mengambil buku yang Lia inginkan.
"Iya, iya, Lia cuma mau berusaha sendiri aja kok. " Ucap Lia memanyunkan bibirnya.

Entahlah ketika melihat Lia yang seperti itu, rasanya ada hal aneh yang dirasakan oleh hati sosok Jaemin Aksa. Namun karena tak ingin berpikiran lebih jauh akhirnya pikiran itu ditendang jauh-jauh olehnya.
"Ya udah. Nih buku lo. " Ucapnya sambil memberikan buku berjudul butterfly and destiny pada Lia.
Terukir senyum yang sangat indah pada wajah Lia ketika melihat buku yang diberikan oleh Jaemin padanya. "Terimakasih Kak! " Ucapnya masih dengan senyum yang sama tapi kali ini ia menatap pria dihadapannya itu, dan jangan tanyakan bagaimana saat ini kondisi jantung Jaemin karena saat ini jantung nya sepertinya berkerja lebih keras dari biasanya.

🦋🦋🦋

Kini Lia telah sampai di rumah Ratna. Jaemin yang hendak pergi tiba-tiba tangannya ditahan oleh Lia, membuat Jaemin bingung.
"Ini untuk Kak Jaemin. " Lia pun menyerahkan sebuah kotak berwarna merah muda dengan hiasan pita berwarna biru pastel di atasnya, sebenarnya Jaemin tahu kotak itu berasal darimana hanya saja ia tak tahu isi pastinya apa.

Flashback on
"Kak Jaemin terimakasih ya, udah mau nganter Lia ke toko buku. " Ucap Lia riang dari jok penumpang.
"Hmm." Ucap Jaemin datar, yang sebenarnya sedang tersenyum tak jelas. Bahkan jika kalian tanya ke anaknya ngapain senyum-senyum, maka ia akan menjawab "tak tau".
Saat melewati sebuah toko kue, Lia tiba-tiba menepuk pundak Jaemin, yang membuat sang pengemudi pun bertanya, " Apaan? "
"Kak bisa tolong ke toko kue itu? " Ucap Lia menunjuk sebuah toko kue berwarna biru pastel.
"Ngapain? "
"Ya beli kue lah! " Ucap Lia sebal, habisnya Jaemin ini segitu tak peka nya sampai bertanya begitu padanya.
"Ohhh, ok. "

Didalam toko hanya ada Lia yang sedang memilih kue dibagian cupcake. Dilihatnya begitu banyak cupcake yang tak hanya terlihat lezat namun juga penampilan nya terlihat menggemaskan jadi membuatnya tak tega memakan kue-kue itu. Jaemin hanya menunggu di luar sambil memainkan ponsel, ya walaupun sesekali ia memperhatikan Lia yang terlihat antusias melihat benda manis yang disebut kue itu berjajar rapih didalam lemari kaca yang nampak mengkilat karena sering dibersihkan.
Menurutnya gadis itu random, sudah tiba-tiba ingin beli buku sekarang ingin beli kue, jangan-jangan nanti di perjalanan gadis itu akan meminta mampir ke toko elektronik dan akan membeli kulkas dua pintu atau TV.

Akhirnya setelah sekitar 15 menit Lia pun keluar dengan membawa sebuah kotak merah muda dengan aksen pita berwarna biru pastel di atasnya.

Flashback off

"Buat gue? " Ucap Jaemin bingung.
"Ihss, ya iyalah. Mana mungkin buat tetangga Lia! " Ucap Lia sebal dan kemudian ia mempoutkan bibirnya.
Jaemin hanya dapat terkekeh melihat ekspresi yang terukir di wajah gadis yang ada didekatnya ini, " Hehehe. Iya deh gue ambil, lumayan gratis kan? " Ucap Jaemin yang sedikit membuat Lia mengernyitkan dahinya bingung. Bagaimana tidak seorang Jaemin mampu bicara seperti itu padanya. Jaemin yang Lia kenal sebagai sosok yang dingin dan menyebalkan mendadak bisa bercanda padanya bahkan tertawa??
"Sungguh ajaib" Itulah yang kini terlintas di otak seorang Amelia.

The Colour Of Our Memory [TCOOM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang