"KATAKAN SIAPA KAMU DAN APA MAU KAMU SEKARANG, SAYA GAK SUKA BASA-BASI!!! "
"Eits, jangan galak-galak dong. Aku kan cuma mau ajak kamu bermain anak cantik.. " Lia merasa semakin muak mendengar ucapan dari orang yang sedang bicara dengan nya ini.
Dengan geram Lia memutuskan telpon itu sepihak dan segera keluar untuk menemui Arjun. Arjun yang tiba-tiba tangan nya langsung diraih oleh Lia menjauh dari anak-anak lain, sungguh terkejut.Akhirnya mereka berdua kini berada di taman rumah sakit, "Aku mau minta tolong sama Kak Arjun, bisa? " Arjun tahu betul bahwa gadis yang lebih muda darinya ini sepertinya ingin mengatakan hal penting atau dalam artian lain permintaan Lia kali ini lebih serius dari sebelumnya.
"Oke. Emang lo mau minta tolong apa? "
Dengan mencoba mengatur nafas nya Lia pun mengutarakan maksudnya, "Kak Arjun harus secepatnya menerbitkan aku di agensi milik keluarga Kak Arjun dan kali ini hanya Aku yang akan maju. "
"Ma, ma, maksudnya? "
"Tidak ada yang boleh terlibat dan kak Arjun pun hanya perlu menerbitkan ku, sisanya aku akan hadapi sendiri! "
Arjun sungguh terkejut dengan rencana yang telah Lia pikiran, "Lo udah gila ya Li? Maksudnya lo mau kita semua gak bantu lo gitu!? ""Iya. " Jawab Lia datar.
"Terus Jaemin? Lo pikir Jaemin akan ngizinin, bahkan gue pun udah janji sama dia buat jagain lo saat ngejalanin rencana ini! " Arjun sedikit berteriak, mau bagaimana lagi masalah ini mengangkut tentang janji dan nyawa seseorang.
Sebenarnya Lia terkejut mengetahui bahwa Jaemin sampai membuat Arjun berjanji untuk melindungi dirinya tapi keputusannya telah bulat sekarang, "Masalah Kak Jaemin, aku enggak mau dia celaka atau dalam bahaya lagi.. "
"Jadi maksud lo? "🦋🦋🦋
Karena telah malam dan paksaan dari orang tua Jaemin serta ayahnya, Lia terpaksa pulang dan tak bisa menjaga Jaemin malam ini. Lia pun kembali ke rumah dengan lesu dan terlihat jelas wajahnya yang lelah serta mata bengkak karena banyak menangis, dengan inisiatif Alan berusaha memutarkan lagu kesukaan nya dan putri semata wayangnya ini.
Alan pun mulai bersenandung sambil terus menggoda sang putri yang masih setia termenung menatap lurus keluar kaca mobil. Tapi Alan adalah sosok yang tak mudah menyerah, ia pun mulai mengucapkan hal-hal konyol agar Lia kembali tersenyum dan ya akhirnya usahanya berhasil. Lia kembali tersenyum walaupun tak menutup kebenaran bahwa hati dan pikiran nya masih sangat kalut.
"Kamu tuh cantik kalau senyum apalagi ketawa.. " Ucap Alan yang membuat Lia tersentuh.
"Benarkah? Secantik Mama? " Mendengar pertanyaan itu, ingatan tentang Selina kembali teringat dengan jelas pada benak Alan.
Bohong jika Alan tak pernah sedetik pun tidak memikirkan Selina, wanita yang kini hanya kenangan itu adalah bagian dari hidupnya yang tak akan pernah tergantikan. Ya se-cinta itulah Alan pada Selina, bahkan ia pun tak pernah memiliki keinginan sedikitpun untuk menikah kembali dan untungnya sang putri pun tak pernah memaksanya.Alan tersenyum hangat pada Lia, "Tentu secantik Mama mu, bahkan lebih cantik dari Mama mu. Karena ada gen Ayah juga kan? " Ucap Alan sambil tertawa yang tentu saja mampu membuat tawa keluar dari mulut sang anak.
"Tentu saja, aku kan putri Ayah. Dan Ayah adalah laki-laki tertampan yang pernah aku lihat dalam hidupku! " Puji Lia yang membuat Alan salah tingkah, (dasar bapak-bapak tamvan🤭)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Colour Of Our Memory [TCOOM]
RomanceTerlalu sibuk menjalani hidup membuat banyak orang tidak menyadari betapa berharganya setiap kenangan yang mereka miliki sampai detik ini...... "Aku gak tau kalau hidup aku bisa seindah ini karena warna yang kamu kasih di dalam setiap kenangan aku...