5. Kenapa harus lo... Lia!? "

93 11 0
                                    

Sepanjang hari ini otak Jaemin hanya dipenuhi oleh pikiran tentang Lia, semua ini karena pertanyaan Jeno di parkiran tadi. Bahkan ketika di kantin pun tumben-tumbennya ia memesan mie ayam pedas yang merupakan makanan yang paling ia benci, dan Haikal ataupun Arjun dan Jeno juga tak mengerti ada apa dengan sahabat mereka itu. Sebenarnya mereka takut sih kalau Jaemin kemasukkan tapi perilaku Jaemin tak menunjukkan layaknya seperti orang yang kemasukan.

12 Mipa 2

"Lo kenapa ha? Kerasukan? " Tanya Arjun yang membuat Jaemin bergidik ngeri.
"Yakali gue kerasukan! " Jawab Jaemin sebal.
"Lah terus ngapain lo ngelamun mulu dari pagi? Ada masalah? " Timpal Haikal penasaran.
"Jeno kemana? " Tanya Jaemin tanpa menjawab pertanyaan Haikal sedikitpun.
Haikal yang sebal karena pertanyaannya tak dijawab alih-alih memukul Jaemin malah spontan memukul Arjun yang duduk di samping dirinya dan Arjun yang tak terima langsung menyerang Haikal balik dengan memukul lengan cowok itu menggunakan botol minumnya.

"Emang tega lo Jun, lengan indah ku kau lukai! " Ucap Haikal penuh drama.
"Ih jijik gue. Gak usah pakek drama segala! "
Haikal ingin kembali bertanya pada Jaemin tapi saat ia melihat depan, Jaemin sudah tak ada bahkan Arjun juga tak melihat sejak kapan pria itu pergi dari kelas.

Jaemin memutuskan untuk menenangkan otaknya dengan pergi ke perpustakaan, tapi bukannya membaca buku ia berniat untuk tidur di bangku paling pojok.

🦋🦋🦋

Hari ini adalah Jadwal Lia mengembalikan buku yang ia pinjam jadilah ia sekarang telah berada di dalam perpustakaan, "Permisi Bu, saya mau mengembalikan buku Novel yang saya pinjam. "
Jaemin yang belum tertidur dapat mendengar jelas bahwa itu adalah suara gadis yang sejak pagi mengacaukan pikirannya, Lia. Jaemin pun memutuskan untuk menguping saja dengan kedok seolah-olah ia sedang tidur
"Lia." Panggil Bu Retno yang merupakan penjaga perpustakaan.
"Iya Bu? Jawab Lia.
" Kamu tuh cantik lo nak, masak kamu gak mau jadi model gitu kayak mama kamu dulu? " Mendengar itu Jaemin sedikit terkejut, ia tak menyangka bahwa Ibu Lia adalah seorang model.
"Eng.. Enggak Bu. Saya mau fokus mengejar cita-cita saya saja. " Ucap Lia berusaha tenang.
"Ohhh, emang cita-cita Lia apa? "
"Saya ingin menjadi dokter anak Bu. " Ucap Lia dengan tersenyum manis.
"Wah, kenapa jadi dokter anak? Tunggu biar ibu tebak kamu pasti suka sama anak kecil ya? " Lia pun tersenyum mendengar tebakan gurunya itu.
"Iya Bu, saya memang suka sama anak kecil dari dulu. " Jawab Lia excited.

Jaemin terus mendengarkan percakapan antara guru dan murid itu sampai tiba-tiba ada langkah yang mendekat ke arahnya, "Kak!" Suara perempuan, tapi jelas kalau suara itu bukan suara milik Lia melainkan suara milik orang lain.
Karena penasaran Jaemin pun mencoba menoleh ke sumber suara itu dan benar perempuan itu bukanlah Lia melainkan Kirana adik kelas Jaemin yang sebenarnya sudah dari dulu menganggu nya tapi cukup lama ini semenjak ia dekat dengan Lia gadis ini tak pernah nampak.

"Apaan? " Ucap Jaemin datar.
"Emmm.... "
"Cepetan gue gak punya banyak waktu! " Bentak Jaemin sedikit tinggi.
"Iya, iya maaf. Ini aku mau kasih Kak Jaemin undangan buat ke pesta ulang tahun aku besok malem. " Kirana pun menyerahkan undangan berwarna lilac kepada Jaemin.
"Gue gak jamin bakal dateng ke pesta lo, but ok lah gue terima undangannya. "
Sungguh Kirana sangat bahagia saat ini walaupun Jaemin begitu padanya tapi setidaknya pria itu mau menerima undangan darinya. Jaemin yang sadar bahwa sekarang ia dan Kirana menjadi pusat perhatian, memilih untuk pergi menjauh dari gadis itu namun saat ia akan keluar ia berpaspasan dengan Lia yang juga akan keluar dari perpustakaan. Cukup lama mereka bertatapan sampai akhirnya suara Bu Retno memutus tatapan mereka, "Hem, Hem, hem. "

"Lo duluan yang keluar! " Perintah Jaemin yang menatap Lia datar.
"Oh, i.. I..iya. Lia duluan ya Kak. " Lia pun buru-buru keluar dari perpustakaan berharap detak jantungnya kembali normal, "Ayo Lia. Huh, tenang, tenang".

The Colour Of Our Memory [TCOOM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang