"Gracia?"
Gracia menatap wajah Shani dengan tatapan mata yang penuh dengan amarah.
"Gracia, kamu balik ke rumah sama aku! Aku minta maaf. Aku akan dengerin semua penjelasan kamu!" pinta Shani dengan wajah memohon
"Maaf, tapi aku nggak bisa!"
"Kenapa? _Why_ ? Kenapa kamu harus nggak bisa?"
"Karena hati aku terlanjur sakit dengan perlakuan kamu"
"Gracia? Aku minta maaf, iya aku tau kamu sakit hati. Tapi ayolah kamu pulang sama aku"
"Aku nggak bisa Shani, nggak bisa"
"Aku nggak mau tau, ayo pulang" Shani memegang tangan Gracia lalu menariknya
"Shan! Kamu jangan egois, aku nggak mau ikut kamu. Lepasin tangan aku"
Gracia menepis tangan Shani.
"Gracia!"
"Tolong Shani! Aku nggak bisa pulang ke rumah, aku butuh waktu buat tenangin diri aku. Ngertiin aku"
"Kamu nggak mau pulang sekarang? Nggak usah pulang sampai kapanpun! Angkat kaki dari rumah aku!"
"Kamu pikir aku akan takut? Jelas tidak, kamu mau cerai kan sama aku?" Gracia menarik nafasnya, "Besok aku akan urus surat perceraian kita!"
"Siapa takut? Aku nggak akan datang di seluruh sidang biar kita lebih cepat cerai"
Dan, Shani mulai meninggalkan rumah Anin.• Rumah Shani dan Gracia
"Loh? Shan? Gracia nya mana?" tanya Ve setelah melihat kedatangan Shani tanpa Gracia
"Gracia nggak bisa Shani bawa pulang. Shani ribut lagi sama Gracia"
"Terus?"
"Gracia minta cerai sama Shani, dan besok Gracia mau urus surat-suratnya"
PLAK!!
Ve menampar pipi Shani.
"Shani!"
"Kenapa mama nampar Shani? Shani salah?"
"Kamu jelas salah! Perceraian bukan untuk main-main begitu juga dengan pernikahan"
"Shani tau ma, tapi Gracia minta. Shani harus apa?"
"Cegah perceraian kalian atau jangan pernah lagi anggap mama sebagai orangtua kamu!"
Tbc.....
Ga baca ga up_-
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci and Gengsi (Greshan)
General Fiction"Ingat Shania Gracia gue nikahin lo karna perjodohan, jadi jangan pernah berharap kalau gue bakalan suka, karena setiap gue lihat muka lo cuman ada kebencian bukan cinta" ucap Shani "Ga mungkin kalau gue bilang suka duluan"