Part 20

3K 334 25
                                    




"Shan Shan, tenang Shan" tahan Jinan sambil menarik bahu Shani

"Shani, duduk. Kita punya cara untuk ini" kata Desy

Shani benar-benar emosi, Chika yang selama ini ia percaya ternyata malah mengkhianati kepercayaannya.

"Gre, gue udah selesai makan daritadi loh. Sedangkan lo, nyenggol nasi aja enggak" tegur Anin

"Oh eh iya, gue lupa Nin" Gracia tersadar dari lamunannya

"Gre, mau cerita?" tanya Anin

Gracia menarik nafasnya. "Gue beneran mau cerai ya, wah ternyata pernikahan gue ngga bertahan lama"

"Loh Gre, kenapa sekarang ngomong gitu?"

Gracia tersenyum.

"Lo nggak nyesel kan dengan keputusan lo buat cerai?"

"Doain"

Anin menatap mata Gracia.

"Lo harus datang ke sidang terakhir lo Shan" kata Desy

"Apakah lo kira gue bisa ngadepin semuanya di ruang sidang?" tanya Shani

"Bisa Shani!" jawab Desy penuh tekanan

Shani diam beberapa saat. "Oke gue datang, tapi..."

"Udah santai, gue dan Gito bakal bikin sesuatu di ruang sidang nanti" sela Jinan ditengah ucapan Shani

Shani kemudian kembali ke rumahnya.

"Ma, besok Shani datang ke sidang" kata Shani

"Berubah pikiran? Oke, besok mama anter" balas Ve

Esok harinya, benar jika Shani datang ke pengadilan. Waktunya pun tepat, ia sudah duduk di kursi yang tersedia untuknya. Begitu juga dengan Gracia, ia juga sudah datang.

Tidak lama kemudian sidang dimulai. Hakim berbicara, pengacara dari dua belah pihak pun ikut berbicara.

"Kalian sudah mantap untuk bercerai?" tanya Hakim

Gracia mengangguk. "Sudah Pak Hakim"

Hakim beralih pada Shani. "Bagaimana dengan tergugat, sudah siapkah saudara untuk bercerai dari penggugat?"

"Sudah"

Sidang dilanjutkan, Gracia dan Shani dari awal hanya saling melirik dengan tatapan sinis.

Step demi step persidangan sudah dilewati. Hanya kurang pada pembuktian, kesimpulan dan keputusan.

"Baik, kita akan melakukan pembuktian" kata Hakim

Pembuktian berjalan lancar, hakim mengangguk lalu memejamkan matanya sebentar.

"Kesimpulan... Memang benar penggugat ada dalam video bukti..."

Gracia, Shani dan saksi-saksi mendengarkan dengan seksama.

Hingga tibalah saat penetapan atau pembacaan putusan.

"Baik, untuk kasus ini setelah dilakukan persidangan panjang, pembuktian sudah berjalan dan memang benar maka... Penggugat dan tergugat resmi bercerai!"

Hakim mengetuk palu untuk yang pertama, kedua dan...

"Pak Hakim!" Terdengar suara dari pintu

"Siapa kamu? Untuk apa kamu masuk kedalam ruangan? Keluar!" Hakim berkata sambil menunjuk sumber suara

"Apakah Pak Hakim akan tetap menyuruh saya keluar dengan bukti sebuah video dan rekaman suara dari pihak tergugat?" Ternyata yang datang adalah Jinan, Gito dan yang paling belakang ada Desy

"Maksud kamu apa?" tanya Hakim

*Flashback*

"Santai aja Chik, mereka nggak akan tau dengan semua kebusukan kita" kata Sisca berusaha menenangkan Chika

"Santai gimana maksud lo? Kita kapan aja bisa ketahuan, bisa masuk sel. Gue nggak mau" kata Chika membalas kata-kata Sisca

"Woi! Kalian enak cuma diem aja, gue yang kerja woi. Gue yang dateng ke rumah Gracia, gue yang nyiptain semua ini" bantah Nino

Chika dan Sisca sedikit terkejut mendengar bantahan Nino.

Drrtt...
Chika menatap lockscreen handphonenya yang menyala karena ada telepon masuk.

"Aran? Aran telepon gue" kata Chika

"Angkat" perintah Sisca

Chika mengangkat telepon dari Aran.

"Hati-hati ya kak Chika"

"Ada apa? Hati-hati apa?" tanya Chika

Tut... Tut... Tut...

"Dimatiin" kata Chika

"Ngomong apa dia?" tanya Nino

"Dia cuma ngomong kalau gue harus hati-hati gitu aja" jawab Chika

"Mampus! Kita nggak aman" Nino terlihat bingung

"Shani udah tau tentang itu?" tanya Sisca

"Shani udah tau, dan lo bertiga bakal masuk penjara!"

Suara itu mengejutkan tiga orang yang sedang membahas tentang kebusukan mereka.

"Jinan?! Gimana lo bisa tau tentang ini?" tanya Nino

"Gue nggak bodoh seperti kalian! Serahkan diri kalian sekarang, atau menunggu polisi?"

Sisca, Chika sekaligus Nino terlihat pucat dan kebingungan.

"Ngaku sekarang atau ngaku di pengadilan?"  Suara baru muncul, dan ternyata itu adalah suara Desy

"Iya! Kita ngaku, kita bertiga yang udah ngerusak rumah tangga Gracia dan Shani, menciptakan suasana jadi seperti ini" Nino berbicara keras

"Terimakasih pengakuannya. Besok di pengadilan kalian habis!" ucap Jinan kemudian pergi dengan Desy

*Flashback end*

Pak Hakim yang mendengar cerita tersebut mengangguk.

"Adakah rekaman yang bisa menguatkan cerita kamu?" tanya Pak Hakim

Jinan maju sambil membawa handphone nya, lalu menunjukkan rekaman dari Aran kemarin malam.

Setelah beberapa saat hening, hakim mengangkat wajahnya.

Hakim kemudian menutup sidang, dengan keputusan jika Shani dan Gracia dibatalkan perceraiannya.

"Gracia" panggil Shani

Gracia menoleh sekilas.

Mereka berdua telah ada di luar ruang sidang.

"Aku... Aku minta maaf"

"Nggak perlu"

"Perlu! Aku tau aku salah, aku nggak ngedengerin penjelasan kamu dulu. Aku tau kamu sakit hati dengan perlakuan aku, sekarang aku minta maaf sama kamu"

Detik berlalu, hening.

Gracia berbalik dan langsung memeluk Shani.


Tbc.....

Benci and Gengsi (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang