Part 19

3.1K 337 29
                                    




Satu hari, satu minggu, satu bulan.

Satu bulan sudah Shani dan Gracia tidak bertemu dan memberi kabar.

"Gre, kamu nggak mau ketemu Shani?"

Gracia menatap sinis pada Anin

"Gre, coba deh kamu pikir-pikir bener soal perceraian itu"

Air mata Gracia turun. Ia menarik nafasnya.

"Gracia... Kamu harus bener-bener pikirin dulu perceraian. Jangan sampe nyesel"

"Hikss... Nin... Aku nggak bisa jauh dari Shani. Tapi disisi lain aku sakit hati sama dia"

Anin memeluk Gracia.

"Aku tetep mau pisah sama Shani"

"Yakin?" tanya Anin memastikan

"Amin" jawab Gracia sambil berusaha tersenyum

"Besok, aku anterin ke pengadilan" kata Anin

Esok hari adalah hari Selasa, di hari inilah Gracia akan datang ke pengadilan untuk mengajukan gugatan perceraian.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
"Shan, gimana? Kamu udah ada kemajuan dengan Gracia?" tanya Ve

Shani menggeleng. Ve kemudian duduk disamping Shani.

Ve menatap Shani yang setiap hari hanya diam menatap langit di balkon kamarnya.

Sementara Gracia sibuk mengurus dokumen-dokumen perceraian.






Beberapa waktu kemudian...

"Ma, Shani dapet surat" kata Shani perlahan dengan sebuah amplop surat

"Surat? Wah, surat dari siapa? Tumben" Ve menyahut dengan senyuman

"Pengadilan"

Senyuman Ve langsung hilang.

"Dari pengadilan?"

"Iya. Gracia bener-bener gugat cerai Shani"

Shani meletakkan surat tersebut di meja.

"Shani nggak akan datang di sidang ini"

Nino, Sisca dan Chika yang tau jika Shani dan Gracia akan bercerai tentu sangat senang.

"Melebihi ekspektasi gue" gumam Nino

"Sumpah woi, ini nggak seperti yang gue bayangin. Gue kira nggak akan sehancur ini" tambah Sisca

"Gue jadi takut" Chika menatap kedua partner nya itu. "Iya, takut kebongkar"

Nino menatap Chika. "Nggak akan"

"Bisa aja No. Shani tuh punya banyak teman yang pastinya akan bantu dia buat masalah ini"


Shani mengabaikan surat pertama, namun satu bulan kemudian ia mendapatkan surat yang kedua.

"Kamu nggak akan datang lagi Shan?" tanya Ve

Shani menggeleng. Kemudian ia berdiri dari duduknya. "Shani mau keluar"

Shani tidak punya tujuan, tapi akhirnya ia memberhentikan kendaraannya dihalaman rumah Desy.

"Shan? Ini beneran lo?" Desy memastikan jika yang ia lihat adalah temannya

"Menurut lo gue siapa?"

"Lo jadi kurus amat, lagi mikirin apaan?"

"Mikirin masa depan"

Benci and Gengsi (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang