Hello, aku balik nih. Hehehe....
Up nya pelan-pelan ya ges ya. Keknya aku fokus kesini dulu baru ke UN[REAL] deh. Okedeh, cus Happy reading yorobun...../emot cium/
----------------------------------------
Pulang
Sudah pukul delapan malam, namun kim Jisoo belum terbangun dari tidur panjangnya. Sang kakak dan suaminya sudah pulang setengah jam lalu setelah bibi pengasuh menelpon, mengatakan bahwa Eunseo terus merengek mencari keberadaan mereka.
Kim Taehyung duduk sembari mengusap lembut tangan dingin milik sang istri penuh afeksi, sebisa mungkin berusaha menyalurkan sisa kekuatan yang ada.
Tak peduli betapa lusuh penampilannya, betapa lelah tubuhnya, betapa kacau fikirannya, kini yang ia pedulikan hanya satu, kesadaran sang permaisuri.
Berkali-kali dikecupnya punggung tangan itu, dibawa dalam genggaman setiap kali ia berdoa. Air mata yang baru mengering pada akhirnya tumpah kala teringat kembali pada penyesalan.
Masih dalam kekhusyukan do'a, tiba-tiba saja jemari yang ia tangkup menunjukkan pergerakan.
Sontak pria itu terkejut, lebih daripada itu jelas ia bahagia. Segera ditekannya tombol panggilan teruntuk para staff medis agar datang dan melihat keajaiban dunia yang begitu dinantinya.
Tak berselang lama, seorang dokter diikuti dua orang suster datang dan langsung mengambil posisi bersebrangan dari tempat ia berdiri.
Sedang sang dokter mulai memeriksa dan dua suster lainnya sibuk dengan peran masing-masing, saat itu pula mata Jisoo perlahan terbuka.
Dengan antusias luar biasa dan jangan lupakan mata yang masih berkaca-kaca, Taehyung menyambut tatapan pertama itu dengan senyum sempurna.
"Halo ibu, Ada yang terasa sakit?" Dengan ramah nan hangat, sang dokter ikut menyambut sekaligus memastikan kondisi pasiennya selain dari hasil periksa.
Kim Jisoo menggeleng lemah.
Dokter laki-laki berusia 40 tahun itu tersenyum, "Syukurlah, saat ini kondisi ibu memang sudah membaik, semuanya sudah kembali normal. Sekarang kita tinggal focus pada upaya pemulihan. Saya harap baik bapak maupun keluarga bisa terus mendampingi agar pasien bisa pulih lebih cepat." Jelas dokter tersebut.
Taehyung mengangguk mantap "Baik dok."
"D-dok" Dengan suara serak, Kim Jisoo bersuara.
"Iya ibu, ada yang bisa dibantu?"
"Anak saya baik-baik saja kan dok?"
Sontak suasana berubah tegang. Tak langsung menjawab, sang dokter sebagai sosok yang paling tenang disana, sengaja memberi ruang pada yang lebih berhak untuk memberi jawaban. Bagaimanapun, sebagai dokter tak ada kondisi lagi yang bisa ia jelaskan.
Pertanyaan ini jawabannya adalah tergantung pada keputusan keluarga. Entah itu memilih jujur atau mengulur waktu.
Disatu sisi kejujuran dapat membahayakan kondisi psikis pasien yang bahkan belum sampai pada puncak kesadaran, dan disisi lain mengulur waktu hanya akan memperparah keadaan.
Tak melihat adanya tanda-tanda akan menjawab, Dokter pun memutuskan turun tangan.
"Ibu, sebaiknya untuk saat-"
"Maaf" Taehyung menyela. "Maaf aku gak becus jaga kalian, maaf~" pria itu mencium tangan istrinya berkali-kali, memohon ampun seolah semua ini adalah kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOBIUS DESTINY [END]
Fanfiction"Takdir sudah ditetapkan, sekeras apapun aku berusaha, aku hanya se-ekor semut yang berjalan di pita Mobius" Start 06.06.22