Sudah satu hari semenjak berakhirnya pertemuan darurat yang di selenggarakan oleh Atasan Akatsuki, Pein. Namun, Itachi serta Kisame belum berniat untuk beranjak pergi dari kota hujan tersebut. Pasangan buronan sejoli itu suah memutuskan kalau mereka akan pergi pada keesokan harinya.
Hujan yang mengguyur Amegakure tidak menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Aroma khas hujan memasuki lubang hidung mancung Itachi, membuat otaknya beristirahat sejenak. Aroma ini seolah memiliki kekuatan atas diri Itachi, membuat suasana hatinya menjadi sendu serta memutar kembali memori lama disaat dirinya masih berbahagia.
Tanpa merubah posisinya sejak beberapa jam lalu, Itachi mengambil tempat duduk di dekat jendela. Itu bukan benar-benar sebuah jendela tapi hanya sebuah lubang berbentuk persegi panjang yang langsung menembus keluar bangunan ini. Membuat aroma hujan serta semilir angin dapat keluar masuk secara bebas.
Itachi mendudukan diri di sebuah bangku kayu, melihat lamat-lamat keadaan yang ada diluar ruangan itu tanpa berniat untuk mengalihkan pandangannya. Angin yang memasuki bangunan itu mulai menyapu tubuh Itachi, membuat poni yang membingkai wajahnya terbang kesana kemari.
Tidak ada yang spesial dari keadaan yang ada diluar bangunan berlapis baja ini. Sejauh mata memandang, hanya terlihat Hujan yang mengguyur seisi kota. Hujan itu begitu deras hingga menutupi jarak pandang dan menghasilkan kabut putih yang menutupi tanah. Namun, fokus Itachi tidak terjatuh pada hujan-hujan tersebut.
"Kalau kau duduk disitu terus menerus, kau akan sakit. Angin hujan itu tidak baik bagi kesehatanmu, Itachi-san." Suara yang terkesan ramah itu di ucapkan oleh Kisame yang sedang terduduk di ujung ruangan lainnya. Walaupun sedang sibuk dengan Samehada-nya tapi penglihatannya terlihat begitu jeli hingga dapat memperhatikan Itachi yang berada jauh darinya.
Itachi sendiri tidak memutar atau menolehkan kepalanya. Dia tidak mengindahkan peringatan yang Kisame berikan, sebab dia sudah mengetahui akibat dari perbuatannya ini. Dirinya sedang berada di fase dimana dia tidak ingin untuk di ganggu.
Aroma hujan seolah memberikan komando kepada Itachi untuk meruntuhkan penjagaannya walau sementara. Itachi sendiripun tidak merasa sedang ada di dalam keadaan terpojok atau terancam. Dia hanya sedang bersama dengan Kisame. Tapi, kalau dia ada di satu ruangan bersama Kakuzu, itu sudah menjadi lain cerita.
Bola mata Onyx kelam itu melihat kearah keluar, memfokuskan pandangannya pada sembarang arah lalu terjatuh kedalam lamunannya sendiri. Semilir angin terus menyapu kulit wajah bak porselen itu, memberikan relaksasi bagi pria dewasa bermarga Uchiha.
Dalam sudut hati Itachi, dia merindukan setiap momen bahagia yang telah dia lewati bersama keluarga serta kekasihnya. Dulu, dia tidak pernah merasa terjebak dalam kesendirian, kehidupan sosialnya berjalan begitu baik. Dan yang terpenting, ada satu orang yang membuatnya yakin kalau dia dicintai begitu hebat.
Memori yang terlintas di benaknya mulai terputar kembali, membuat Itachi sibuk dengan kegiatan bernostalgia.
Kegiatan bernostalgia itu dimulai pada ingatan masa kecilnya yang sarat akan rasa bahagia. Menjadi anak pertama sekaligus kebanggan Ayah Ibunya menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Itachi. Disamping beban berat Clan yang harus dia tanggung, Itachi bangga telah diakui oleh Ayah kandungnya sendiri yang berstatus petinggi Clan Uchiha.
Ingatannya beralih pada hari saat Sasuke lahir. Saat itu adalah awal dari musim semi, bunga Sakura mulai bermekaran dan beberapa kelopak bunganya ada yang berjatuhan serta terbang kesana kemari. Berbarengan dengan mekarnya bunga Sakura, telah lahir adik laki-lakinya yang akan menjadi bunga miliknya sendiri.
Pada saat itu, Itachi ingat dia tidak begitu mengerti. Tapi, pada saat Itachi memasuki ruangan rumah sakit dimana sang ibu sedang menggendong Adiknya, Itachi dapat melihat air muka bahagia milik ayahnya. Netra kelam yang biasanya memancarkan aura tegas itu menampilkan garis senyum diikuti oleh bibir sang ayah yang membentuk kurva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libel [ Itachi x reader ]
FanfictionSemua orang mengenang Itachi sebagai sosok pembunuh. Tapi, [Y/N], tunangan dari Itachi, merasa ada kejanggalan. Dengan bantuan dari beberapa ninja Konoha, [Y/N] mengusut kasus pembantaian Uchiha tanpa sepengetahuan desa. Tanpa [Y/N] sadari, dia mal...